NovelToon NovelToon
Tunangan Antagonist

Tunangan Antagonist

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Sistem / Bad Boy / Rebirth For Love / Idola sekolah
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: raintara

Pemuda itu mengacungkan pistolnya persis di dada sebelah kiri Arana. "Jika aku tidak bisa memilikimu, maka orang lain juga tidak bisa.

Dor!!

••••

Menjadi tunangan antagonis yang berakhir tragis, adalah mimpi buruk yang harus Nara telan.

Jatuh dari rooftop sekolahnya, membuat Nara tak sadarkan diri dengan darah yang menggenang di tempat dirinya terjatuh.

Nara pikir dia akan mati, namun saat gadis itu terbangun, ia begitu terkejut ketika mendapati jiwanya sudah berbeda raga.

Berpindah di raga tokoh novel yang merupakan tunangan dari antagonis cerita.

Ia bernama Arana Wilson.

Saat mencapai klimaks, tokoh ini akan mati tertembak.

Sialnya, karena terjatuh, Nara tidak tau siapa malaikat maut raga yang kini ia tempati.

Bagaimana kisah Nara di novel itu sebagai Arana. Akankah dia tetap mati tertembak atau justru ia mampu mengubah takdirnya.


🍒🍒🍒

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon raintara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

"Mana Arana?"

Kegiatan dua orang yang disatukan dalam bahtera rumah tangga itu terhenti ketika tanpa aba-aba Hades memasuki rumah mereka dengan tampang yang tidak bersahabat.

Raut pemuda itu dingin. Sedingin cuaca pagi itu. Tatapannya menghunus tajam seakan siap memangsa mangsanya. Kaki jenjangnya melangkah mendekati meja makan. Tempat di mana Dela dan Dika berada.

Duduk pada salah satu kursi, Hades meminum susu yang seharusnya itu untuk Arana.

"Kalian masih ingat perjanjian itu bukan?"

Suara bariton Hades mengudara. Nadanya santai, namun orangtua dari Arana itu tahu, jika ini bukan semata-mata hanya sekadar ujaran. Itu lebih dari sebuah ancaman.

"Jangan pernah main-main. Kalian tahu jika saya bukan orang yang suka berdusta."

"Hades, apa maksud kamu, nak? Ah, kita lupakan. Ayo sarapan. Tante ambilin ya?"

Dela memberanikan diri untuk berbicara. Baru saat dia ingin mengambil piring, suara Hades kembali membuatnya tak bisa berkutik.

"Jangan pengaruhi Arana atau anak kalian akan mati."

"Kami tidak melakukannya." kini giliran Dika yang bersuara. Laki-laki yang tak lagi muda itu berusaha agar tidak takut. Ia tatap Hades dengan berani. Memberikan gesture tegas bak seorang ayah yang baik.

Hades terkekeh kecil. Mengetuk-ngetukkan jari-jemarinya pada meja, pemuda itu menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi.

"Saya benci pembohong. Tapi, baiklah saya maafkan kalian untuk saat ini. Namun---

Mata Hades menajam.

"---Jika kalian ulangi lagi, saya tidak segan-segan memberikan hukuman."

"Apa maksudmu?!" mati-matian Dika menekan rasa takutnya.

Hades tersenyum sinis. "Saya tahu segalanya. Semua pergerakan kalian berada di bawah pengawasan saya."

"Ini keteraluan!" Dika berdiri sebagai bentuk gerakan spontannya. Ia menatap Hades marah.

Apa yang dikatakan pemuda itu seakan-akan menjelaskan jika keluarganya kini tak lagi bebas melakukan apapun. Semuanya sudah dikendalikan Hades. Dan ini keteraluan. Keluarganya bukanlah tawanan. Keluarganya bukanlah budak.

"Keteraluan?" Hades menyunggingkan satu sudut bibirnya.

"Tidak. Ini hanya sebuah...jaga-jaga."

"Kau---

"Hades?"

Perdebatan itu terhenti. Arana datang sudah dengan tas ranselnya. Membiarkan rambut panjangnya tergerai dengan bando bunga matahari, tunangan Hades itu berjalan mendekat ke arah tiga orang yang sedang perang dingin itu.

"Lo udah lama?"

"Sudah." Hades berdiri. "Ayo berangkat. Sudah siang." sambungnya sembari menarik lengan Arana.

"Gue belum sarapan. Lagian--

Arana melihat jam tangan yang berada di tangan kirinya. "---Masih pagi kok."

"Kita sarapan di kantin. Lo harus peka Arana."

"Peka soal apa?"

Hades menatap kedua orangtua Arana dengan senyum palsunya. Senyuman yang mencerminkan pemuda sopan yang baik.

"Orangtua lo itu pingin berduaan. Ayo kita sarapan di kantin."

"Tapi---

"Ayo!"

Hades menarik lengan Arana paksa sehingga gadis itu harus menyesuaikan langkah tunangannya yang panjang. Bahkan gadis itu tidak sempat berpamitan dengan ayah dan ibunya.

"Pelan-pelan Hades. Kenapa buru-buru sih?!"

Hades tak menjawab. Ia buka pintu mobil samping kemudi lalu menitahkan Arana agar segera masuk.

"Masuk."

"Iya, nggak usah pakai dorong-dorong ih!" ujar Arana kesal.

Baru tadi di ruang makan pemuda itu bersikap layaknya tunangan yang baik. Tapi sekarang ia bersikap seenaknya sendiri.

Hades melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Jalanan tampak sepi seakan mendukung tingkah Hades yang satu ini. Arana sampai harus menggenggam erat sabuk pengaman karena ketakutan.

"Hades, pelan pelan." cicit Arana dengan ekspresi takut.

"Hades gue takut."

Pemuda itu menulikan pendengarannya. Malah seakan sengaja, ia tambahkan kecepatan bak orang kesetanan.

Arana pasrah. Ia pejamkan matanya erat. Berharap sesuatu yang ada di bayangannya tidak terjadi. Ia dan Hades bisa sampai ke sekolah dengan selamat.

Chittttt.

Tubuh Arana maju sedikit saat dengan tiba-tiba Hades menghentikan mobilnya. Membuka matanya pelan-pelan, gadis itu menghembuskan nafas lega saat menyadari jika mereka sudah sampai di parkiran sekolahan.

Untung nggak mati gue.

"Lo keburu ngapain sih?! Kalau mau mati jangan ngajak-ngajak!" Arana mengomel. Tidak sadar jika kedua tangan Hades tengah mencengkram erat kemudi untuk menahan segala amarahnya.

"Hades, budek lo?" Lo itu ya---

"Kemarin lo kemana?"

Ucapan Arana terpotong. Gadis itu mengernyitkan kening bingung.

"Kemarin?"

"Kemarin gue---

Seakan baru mengingatnya. Arana tak mampu melanjutkan ucapannya. Gadis itu menelan salivanya gugup bak ketahuan telah selingkuh.

Tapi, gue nggak selingkuh!

"Jawab Arana." tak kunjung mendapat jawaban, Hades kembali bertanya dengan nada menekan.

"Kemarin gue sekolah kan. Lo yang kemarin kemana, seharian nggak ada kabar." Arana berusaha agar tidak gugup.

"Setelah ke sekolah, lo kemana?"

"Pulang."

"Sebelum pulang?"

"Sekolah."

"Arana..." Hades berdesis. "Jangan bercanda!"

"Gue bicara fakta! Arana tak mau kalah.

"Sebelum pulang, setelah sekolah. Lo kemana?" Hades kukuh ingin Arana menjawabnya. Tak percaya dengan jawaban yang diberikan oleh tunangannya.

"Sa--sama teman."

"Jangan bohong."

Arana mengalihkan pandangannya. Ini tidak akan berakhir dengan mudah. Menatap keluar jendela bimbang, akhirnya gadis itu berbicara jujur.

"Malvin."

Hades terkekeh sinis. "Selingkuh lagi huh?"

"Gue nggak selingkuh!" Arana tak terima dengan tuduhan Hades.

"Oh, terus apa? Main gila?"

"Hades! Lo itu nggak tahu apa-apa! Gue nggak seperti yang lo tuduhkan!"

"Jangan berteriak!"

"Terserah apa kata lo. Gue nggak selingkuh. Bahkan---

"Gue bukan Arana."

1
Cha Sumuk
mc cewek nya lemah bodoh tdk bisa bela diri bikin gregetan BC nya
Cha Sumuk
bagus tp knp ada tulisan gue gue lo lo ahhh
Musdalifa Ifa
next nya Thor ceritanya bikin penasaran jadi setiap baca itu perasaannya itu semangat enggak bosenin gitu jadi ditunggu up nya yah Thor semangat💪👍
Putra Satria
gasss lanjutkan lagi Thor semangat 45thor di tunggu up selanjutnya /Applaud//Kiss//Applaud//Rose//Rose/
Aisyah Suyuti
menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!