Lanjutan Novel Menikahi Tuan Muda Yang Kejam
Di sarankan agar membaca Novel pertama yang berjudul "Menikahi Tuan Muda Yang Kejam" dulu.
Hidup Sean benar benar berubah ketika seorang gadis misterius bernama Viana mendatanginya dan meminta pertanggung jawabannya atas apa yang dilakukan Sean padanya saat mabuk.
Sean terpaksa menikahinya karena Viana mengancam akan menyebarluaskan foto saat mereka tidur bersama di sebuah hotel.
Sean akhirnya menikahi Viana dan menemukan dirinya kalah kuat dari Viana yang ternyata jago bela diri sehingga ia semakin membenci Viana.
Namun, pada akhirnya Sean mengetahui sebuah rahasia yang disimpan rapat oleh Viana yang ternyata menjebaknya demi untuk melindunginya.
Bagaimana kah kisah mereka?
IG : yenitawati24
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenita wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Liburan
Setelah selesai dengan urusan pekerjaan, maka tiba lah waktunya mereka liburan ke pantai untuk sekedar menyegarkan pikiran.
Sean terlihat berjalan di pinggir pantai. Menikmati angin yang menerpa tubuhnya.
Viana juga menikmati indahnya pantai di lain sisi
Zein dan Lyana sedang asyik berdua.
"Tuan untuk apa baju ini?" Tanya Lyana yang sedang di ukur dengan baju hitam berukuran panjang
"Aku hanya ingin tau baju ini pas atau tidak untukmu?" Kata Zein
"Memangnya ini baju siapa Tuan" Tanya Lyana
"Entah lah aku mendapatkannya di pakaian yang sudah selesai di loundry" Kata Zein
"Apa? Ini kan punya orang masa saya harus memakainya?" Kata Lyana
"Tidak aku hanya bercanda. Aku memang membelikannya untukmu di toko souvenir di sebelah sana" Kata Zein yang masih mengukur Lyana.
Lyana hanya tertawa melihat Zein yang terkadang bersikap humoris
"Tuan baik sekali terima kasih" Kata Lyana tersenyum
"Tentu saja Ly. Kau asisten sekaligus sahabatku. Kau beruntung mempunyai sahabat yang tampan juga baik sepertiku" Puji Zein
"Hahaha iya Tuan. Saya gadis paling beruntung di dunia" Kata Lyana yang membuat Zein tertawa dan Lyana juga ikut tertawa.
Cih dia sok bilang bahwa ini kesempatan bulan maduku padahal dia juga mengambil kesempatan. Sean melirik ke arah Zein dan Lyana
Kemudian tatapannya berpindah ke Viana yang sedang bermain speed boat. Sepertinya dia benar benar menikmati liburan ini dengan melakukan hal hal yang memicu adrenalin.
"Hai sean, kenapa Viana hanya bermain sendiri? Kalian marahan?" Tanya Zein yang datang menghampirinya bersama Lyana
"Kalian lanjutkan saja pacarannya, tidak perlu menggangguku" Kata Sean
"Siapa yang pacaran? Sudah lah jangan mengalihkan pembicaraan. Apa kalian marahan?" Tanya Zein lagi
"Tidak, aku hanya tidak suka bermain speed boat" Kata Sean
"Tidak suka? Bukannya kau takut tenggelam seperti waktu itu?" Tanya Zein yang bermaksud meledek. Sekitar 5 tahun yang lalu Sean pernah hampir tenggelam di laut saat terjatuh dari speed boat tanpa mengenakan pelampung.
"Kau benar benar tidak bisa menjaga mulutmu, kau juga cengeng saat di ajak balapan" Kata Sean balas meledek
Apa hidup mereka hanya di gunakan untuk saling meledek? Sampai kapan? Sampai tua seperti Tuan Rangga dan Tuan Dirga yang sampai sekarang terus saling meledek saat berjumpa. Apa mereka memang harus menjiplak sifat Papa mereka?. Gerutu Lyana yang sejak dulu sering menjadi saksi saat mereka memperdebatkan hal hal konyol yang sebenarnya sangat tidak penting.
"Sudah lah segera baikan dan nikmati bulan madumu. Aku berjanji tidak akan mengganggu kalian" Kata Zein sambil melangkah dan meninggalkan Sean yang sedang menatapnya dengan tatapan kesal.
Sean mendengus kesal. Dia kembali berjalan di sepanjang bibir pantai.
Dia mengingat kata Zein barusan.
Dasar Zein berengsek. Kenapa dia selalu sibuk mengurusi urusanku bahkan sampai ke urusan ranjang.
Viana sudah puas bermain Speed boat. Dia terlihat sangat senang sehanis memicu adrenalinnya. Dia memilih duduk di atas pasir pantai dan melihat pemandangan pantai yang indah. Namun sayangnya banyak sekali pasangan yang tengah berbahagia. Mereka tampak bahagia dan tertawa.
Viana melihat sepasang kekasih sedang memakan es krim. Dan Viana membayangkan jika mereka adalah dirinya dan Sean.
Bayangan yang sangat indah sampai sampai dia tidak sadar jika Sean sudah ada di sampingnya.
"Terus lah tersenyum seperti orang gila" Kata Sean yang kini sudah membuyarkan lamunan Viana.
"Sean" Viana terkejut dengan keberadaan Sean di sampingnya.
"Aku kesini karena Zein mencurigai kita sedang bertengkar jadi bersandiwara lah" Kata Sean yang kini duduk semakin dekat dengannya
Viana semakin gugup namun dia berusaha menyembunyikannya.
"Kau harus tersenyum terus saat bersamaku" Kata Sea
Viana mengembangkan senyumannya.
"Nah seperti itu. Kau ternyata pandai bersandiwara" Kata Sean
Aku tidak sedang bersandiwara Tuan Muda. Memanya senyumku ini terlihat palsu?
Pada malam harinya setelah makan malam, Sean dan Zein sedang bersantai di balkon kamar hotel Zein.
"Sean, katakan kenapa kau mabuk malam itu. Maksudku kenapa kau bisa tertarik untuk masuk ke Bar" Tanya Zein tiba tiba
"Berisik, kenapa kau suka sekali mencampuri urusan pribadiku" Kata Sean kesal
"Aku sepupumu. Walaupun aku lebih muda darimu, aku berhak menasehatimu jika kau melakukan kesalahan seperti ini. Kau masih muda kenapa harus merusak kesehatanmu" Kata Zein
Sean yang merasa risih mendengar ocehan Zein bermaksud ingin kembali ke kamarnya.
Namun langkahnya terhenti saat Zein mengeluarkan sebotol minunam keras dari bawah meja di sampingnya.
Mata Sean menatap lekat pada botol itu. Tiba tiba dia seperti melihat minuman paling enak di dunia. Rasanya tenggorokannya langsung kering.
Dengan segera dia merampas botol itu dan menenggaknya. Namun bukan rasa minuman keras yang di teguknya melainkan rasa jus jeruk kesukaannya. Sean segera menghentikan minumnya. Dia menatap lekat pada botol itu. Memang benar itu botol minuman keras tapi rasanya seperti jus jeruk.
"Bagaimana? Enak?" Tanya Zein
"Apa yang kau masukkan disini?" Tanya Sean
"Aku hanya mengganti isinya dengan jus jeruk. Memangnya aku akan membiarkanmu meminumnya" Kata Zein
Sean kembali duduk dan memegangi kepalanya yang tidak sakit.
"Aku juga tidak tau kenapa aku jadi begini. Jangankan melihat botolnya, melihat Bar di pinggir jalan saja rasanya tenggorokanku sudah sangat kering dan hanya minuman itu yang bisa melegakan dahagaku" Kata Sean yang kini tengah membayangkan saat saat dimana dia harus melawan hasratnya sekuat tenaga saat melewati tempat itu.
Dia berhasil melawannya karena ada Papanya.
Sedangkan disini, dia bisa bebas melakukan apa saja karena tidak ada yang perlu dia takutkan.
"Sepertinya kau kecanduan Sean. Kau tidak pernah segila ini saat melihat botol minuman keras" Kata Zein
"Kenapa aku bisa secandu ini?" Tanya Sean
"Mungkin karena rasa minuman itu. Ada beberapa orang yang saat pertama kali minum akan terus minum lagi karena rasa itu membuat mereka merasa puas dan membuat pikiran menjadi senang" Kata Zein
"Lalu apa yang harus aku lakukan?" Tanya Sean
"Kau harus konsultasi pada Dokter keluarga kita yaitu Dr. Risa" Kata Zein
"Baik lah aku akan menemuinya sepulang dari sini" Kata Sean
Zein tersenyum mendengar jawaban Sean. Sepertinya Sean memang tidak mau hidup dalam candu minuman keras yang sejatinya akan merusak kesehatannya dan membunuhnya secara perlahan. Papanya dan juga Papa Zein masih sehat dan bugar sampai sekarang karena sejak mereka muda, mereka tidak minum ataupun merokok.
Dan itulah yang di contoh Zein saat ini.
Menjaga kesehatan sejak muda. Karena kesehatan mahal harganya. Bahkan harta benda pun bisa habis saat penyakit memaksa seseorang untuk mengorbankan segalanya.
kayak artis ME yang nolak ditembak cowok alesannya karena beda agama, padahal habis itu dia pacaran sm salah satu selebgram dan itu beda agama, jujur aku ga respek sih kayak kenapa pas ditembak sm HV di nolak sedangkan sm FF dia terima brati kan bukan karena beda agama nya tp karena dasar nya gasuka, gausah bawa2 agama kalo gt