Sekar dan Aryo menikah karena sebuah perjodohan. Akan tetapi rupanya Aryo adalah seorang duda. Sekar tentu sangat terkejut mengetahui fakta itu.
Namun, mereka memutuskan untuk menerima pernikahan mereka. Meskipun sikap dingin Aryo kadang membuat Sekar tidak habis pikir. Pada akhirnya Sekar membalas sikap dingin itu dengan sikap dingin juga. Disitu Aryo mulai kewalahan, dan berusaha meluluhkan hati Sekar.
Ketika keduanya mulai dekat, mantan istri Aryo tiba-tiba muncul. Bagaimana Sekar menghadapi sang mantan istri dari Aryo?
Apakah Aryo akan oleng dengan munculnya si mantan istri?
Saya tidak akan memaksa readers untuk suka dengan karya saya. Mau like atau tidak ya monggo. Terimakasih bagi yang membaca dan memberikan apresiasinya kepada saya. Jika memang tidak berkenan membaca, silahkan dilewati. Saya yakin dari sinopsis sudah bisa dilihat.
keberlangsungan karya ini juga ada pada readers semua. Terimakasih banyak bagi yang sudah membaca bab demi bab yang sudah author tulis 🙏.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pasangan Dingin 23
Tidak ada reaksi dari Sekar, Aryo akhirnya memilih pamit. Ia kembali ke universitas. Sepertinya tidak akan mudah untuk mencairkan hati Sekar yang sudah terlanjut beku. Tapi Aryo sudah memantapkan hatinya, bahwa dia akan terus berusaha membuat Sekar kembali bersikap hangat.
Jika ditelaah, semua itu memang salahnya. Awalnya ia ragu dengan hatinya, tapi keberadaan Sekar di sampingnya membuat Aryo mulai terbiasa. Maka dari itu dia akan mempertahankan Sekar disampingnya.
" Mungkin sebenarnya sudah sejak lama aku melupakan Rima. Rasa itu cuma sekedar penasaran saja. Setelah menemuinya dan mengetahui alasannya, lambat laun rasaku kepada Rima menjadi biasa saja. Saat ini Sekar lah yang menjadi istriku, maka aku akan memperjuangkan hatinya."
Aryo mengarahkan mobilnya kembali ke kampus. Sudah lumayan lama dia pergi. Aryo khawatir jika Ari atau sang bapak mencarinya.
Semenjak hubungannya dengan Sekar dingin, Suseno selalu berburuk sangka kepada dirinya. Meskipun kadang sangkaan Suseno adalah benar. Tapi jelas Aryo tidak akan mengatakan perihal dirinya sudah bertemu dengan Rima. Itu akan memicu amarah Suseno terlebih Asriati.
" Yo, untung kamu sudah datang. Cepet! Ada sesuatu yang crowded" teriak Ari saat melihat Aryo naik ke lantai atas menuju ruangan miliknya.
" Ada apa sih Ri, soal ujian para mahasiswa? Bukannya udah dibahas dan udah deal. Para dosen sudah mulai membuat soal? Apa sola pengajuan jurusan? Kan emang lagi nunggu kita?" tanya Aryo. Dia heran dengan ulah Asisten pribadinya yang sedikit aneh. Wajah Ari terlihat sedikit khawatir dan takut.
Bukannya menjawab, Ari mendorong tubuh Aryo agar berjalan lebih cepat. Mereka harus segera sampai dimana masalah itu berada.
" Selamat siang, saya direktur utama Universitas Nusantara. Ada yang bisa saya bantu bapak dan ibu?"
Aryo menyapa orang yang ada di dalam ruang pertemuan. Ada sepasang suami istri dan juga satu anaknya. Di sana juga ada salah satu dosen yang terlihat seperti seorang terdakwa.
Ari membisikkan sesuatu kepada Aryo. Terlihat kedua alis Aryo mengerut, tapi ekspresi wajahnya sangat tenang saat ini.
" Lihatlah, katanya universitas bagus. Tapi kelakuan pengajarnya sungguh minus. Apa kalian tidka tahu siapa saya. Saya adalah anggota dewan. Beraninya kalian memperlakukan putraku seperti itu. Aku bisa menuntun universitas ini. Bahkan aku bisa menuntut kalian!"
Siswanto, salah seorang wali dari mahasiswa yang bernama Antok itu terlihat sangat marah. Aryo bisa melihat kilatan kemarahan di mata Siswanto yang ditujukan kepada salah seorang dosen yang duduk di sana.
" Maaf Pak Sis, saya belum memahami apa yang terjadi disini. Sebaiknya ceritakan dulu apa permasalahannya. Setelah itu kita akan cari jalan keluarnya bersama," ucap Aryo bijak.
" Tidak perlu! Sudah jelas orang itu yang salah. Saya ingin dia dikeluarkan dari universitas ini orang seperti itu tidak pantas menjadi seorang pengajar. Jika Anda tidak melakukannya, maka saya akan menuntut dosen tidak berkualifikasi itu. Permisi!"
Siswanto keluar dari ruang itu bersama anak dan istrinya. Aryo hanya bisa membuang nafasnya kasar melihat kelakuan salah seorang dari orang tua mahasiswa di kampusnya.
" Jelaskan kepada saya Pak Ahmad, ada apa sebenarnya."
Kini giliran Aryo menanyai dosen agama yang duduk di sana. Pak Ahmad di tuduh berbuat kasar kepada Antok. Dari cerita yang Aryo dengan dari Ari tadi, pak Ahmad memukul Antok dengan keras.
" Sebenarnya ceritanya begini Pak Aryo."
Pak Ahmad menceritakan kronologi yang sebenarnya. Aryo mulai memahami apa yang dikatakan oleh salah satu dosen nya itu. Kalau dari sudut Pak Ahmad, jelas yang salah adalah Antok. Antok ribut di kelas, dan oleh Pak Ahmad, anak itu dilempar menggunakan sebuah penghapus papan tulis.
Antok juga bukan pertama kalinya berbuat seperti itu. Anak utu sering sekali berbuat gaduh di kelas, tidak memerhatikan, bahkan mengolok-olok setiap dosen yang mengajar. Dia juga berlagak sebagai seorang penguasa ketika di kelas.
" Ari, kumpulkan dosen yang mengajar di kelas tersebut. Dan beberapa mahasiswa lain. Jika memang Antok ini biang kerok nya maka Tuan Siswanto harus tahu kebenarannya."
" Siap pak Aryo!"
Pukul 15.00, rapat dadakan dilakukan untuk membahas hal ini. Sebelum ujian semester, masalah ini harus selesai agar tidak mengganggu keberlangsungan ujian semester.
🍀🍀🍀
Di rumah sakit, setelah Aryo meninggalkan ruangannya, Sekar meletakkan semua kertas yang dari tadi dia periksa. Sebenarnya dia tidak benar-benar membaca semua yang ia lihat. Sekar hanya membuat pengalihan saja agar dirinya tidak bersitatap dengan Aryo.
" Haaah, kamu memang sudah betul minta maaf. Tapi aku merasa bahwa kamu masih banyak menyembunyikan sesuatu dari ku. Bahkan kamu tidak menjelaskan mengenai ketidakpulanganmu malam itu. Bukankan jika akan memulai sebuah hubungan harus dilandasi dengan kejujuran. Tapi, terserahlah."
Sekar menyandarkan tubuhnya di sofa. Ia memejamkan matanya sebentar, mencoba menelaah perasaannya sendiri sekarang ini. Biarlah semua berjalan seperti air, kemana dia akan menuju ke hilir dan bermuara.
Saat ini seperti itulah yang Sekar coba lakukan. Dia tidak ingin melakukan banyak hal, dia juga tidak akan berinisiatif lebih dulu. Ia memilih untuk bersikap seperti ini dulu. Sekar akan melihat bagaimana nanti Aryo bersikap.
Sekar mengambil sebuah surat lamaran lengkap dengan daftar riwayat hidup yang berada di sana. Tidak hanya itu, ijazah jika dia perhatikan.
" Universitas Nusantara? Bukannya itu adalah kampus milik bapak, apa Mas Aryo kenal ya? Aish, malas banget aku kalau harus tanya. Sepertinya orang ini berkompeten. Baiklah, dia saja."
TBC
Masa direktur rumah sakit gk bisa mikir