Riana adalah seorang wanita yang merasa sangat beruntung karena bisa menikah dengan pria pujaan hatinya.
Riana yang telah menikah selama hampir sepuluh tahun merasa sangat bahagia karena memiliki suami yang sangat penyayang dan sepasang anak yang sehat dan cerdas.
Namun ternyata kebahagiaan itu hanyalah ilusi yang dibuat oleh suaminya.
Riana yang baru mengetahui tentang perselingkuhan suaminya dengan teman kantornya merasa sangat hancur dan terpuruk.
Riana yang tak ingin hancur sendirian pun memutuskan untuk bangkit demi kedua buah hatinya hingga akhirnya membuat Riana membuat keputusan berat yaitu Pembalasan.
Apa yang sedang direncanakan Riana sebenarnya? Apakah Pembalasan Riana akan berhasil? Apakah Riana dan kedua anaknya bisa menemukan kebahagiaannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syila hasna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23. Mogok Lagi
Kamal yang telah melajukan mobilnya untuk kembali ke rumahnya ternyata tidak bisa melupakan yang dikatakan Yonna kepadanya hingga akhirnya Kamal menghentikan laju mobilnya sementara.
Kamal yang bersandar di kursi kemudi menarik nafas panjang dan mengingat kembali yang dikatakannya kepada Yonna sebelum dirinya pergi.
"Apa maksud ucapanmu? Apakah kau sudah gila? Aku tidak bisa menikahimu apalagi menjadikanmu yang kedua. Itu sangat mustahil." ucap Kamal dengan suara yang tinggi dengan ekspresi wajah yang serius.
"Aku tidak gila. Aku seratus persen waras, Mas. Kenapa kamu menghinaku dengan mengatakan aku gila? Aku baik-baik saja, Mas!" ucap Yonna dengan suara yang tegas.
"Lalu, kenapa aku tidak bisa menjadi istrimu? Bukankah yang kita lakukan berdua selama ini sudah seperti hubungan suami istri? Kau bahkan memberikan aku uang setiap bulannya, Mas?" tanya Yonna dengan ekspresi wajah yang bingung.
"Kita memang melakukan hubungan intim dan aku bahkan memberimu uang bulanan tapi hubungan kita hanya sebatas hubungan saling menguntungkan!" tegas Kamal dengan alis yang mengkerut karena merasa aneh dengan pertanyaan Yonna.
"A-apa? Saling menguntungkan? Apa maksud ucapanmu, Mas?" tanya Yonna yang terkejut seolah tak percaya dengan yang dikatakan Kamal kepadanya.
"Ya, tentu saja hubungan yang saling menguntungkan. Hubungan apa lagi yang kau maksudkan Yonna. Kau memilih keluarga dan aku pun memilih keluarga. Hubungan ini just for fun!" ucap Kamal dengan nada suara yang santai.
Yonna yang mendengarkan perkataan Kamal yang hanya menjadikannya sebagai permainan setelah dirinya memberikan tubuh dan hatinya sepenuhnya kepada Kamal menjadi sangat kesal tapi tak bisa berkata apapun.
"Kenapa wajahmu seperti itu Yonna? Jangan berharap lebih dariku karena aku tidak bisa meninggalkan Riana dan anak-anakku untuk bersamamu! Lagipula hubungan ini terjadi karena ketidaksengajaan!" ucap Kamal dengan nada suara yang tegas.
Kamal yang tak ingin ketahuan oleh orang lain pun bergegas pergi dari Komplek rumah Yonna dan meninggalkan Yonna yang masih berdiri dengan wajah terkejut
Kamal yang telah mengingat semua yang dikatakannya kepada Yonna merasa sangat pusing sehingga tanpa sadar memukul setir mobilnya dengan sangat keras.
"Hah! Dia ingin menjadi Istri Keduaku! Jangan bercanda! Aku tidak akan pernah melakukan itu! Jika Riana tau tentang hal ini pun aku pasti akan memilih Riana!" ucap Kamal dengan ekspresi wajah yang serius dengan tatapan yang menunjukkan seolah keputusan yang dibuat sudah bulat dan tak bisa diubah kembali.
"Hmmm, lupakan tentang Yonna! Sekarang aku harus pergi dan membawakan makanan pesanan Riana agar dia tidak marah!" ucap Kamal dengan perasaan yang telah kembali seperti semula.
Namun saat Kamal ingin menyalakan mobilnya kembali sesuatu terjadi. Mobil tersebut tiba-tiba mobilnya itu tidak mau hidup.
"Apa yang terjadi lagi pada mobil ini? Apakah mobil ini mogok lagi?" tanya Kamal dengan ekspresi wajah tak percaya.
Kamal yang mulai mengecek tangki bensin yang masih penuh menjadi bingung alasan mobilnya tak mau berjalan.
"Apa ini? Bensinnya masih banyak dan sepertinya tidak ada yang bocor juga karena tak ada sisa bensin yang keluar sepanjang jalan ini lalu kenapa mobil ini tidak mau berjalan?" tanya Kamal dengan wajah yang tak mengerti sama sekali.
Kamal yang mengambil handphonenya dan melihat bahwa hari sudah semakin larut menyadari bahwa tidak akan ada bengkel mobil yang buka saat ini.
"Argh! Ini sudah pukul sepuluh malam. Tidak akan mungkin ada bengkel mobil yang masih bukan sekarang!" ucap Kamal dengan ekspresi wajah yang kesal.
"Kenapa juga mobil ini pakai acara mogok segala dalam keadaan seperti ini? Kalau begini bagaimana aku bisa membeli pesanan Riana dan pulang lebih awal!" ucap Kamal dengan nada suara yang terdengar kesal dengan ekspreso wajah yang jengkel.
Kamal yang melihat ke sekelilingnya pun melihat sebuah warung kecil yang masih buka tapi bersiap untuk tutup pun mengunci mobilnya dan pergi bertanya.
"Malam, Pak. Apakah saya boleh bertanya?" tanya Kamal dengan nada suara dan sikap yang sopan dengan senyum yang bersahabat.
"Ada apa, nak? Katakan saja yang ingin kamu tanyakan!" jawab Bapak itu dengan tangan yang masih sibuk mengemas barang dagangannya.
"Hmmm, apakah masih ada bengkel mobil yang buka do sekitar sini ya, Pak? Mobil saya tiba-tiba tidak mau berjalan, Pak!" ucap Kamal yang menunjukkan mobilnya.
"Kamu sangat tidak beruntung, Nak. Bengkel mobil tentu saja ada tapi satu kilometer dari sini tapi saya rasa sampai mobil itu sampai kesana mungkin hantu yang ada di dalam sana yang akan melakukan perbaikan!" ucap Bapak itu dengan nada suara yang terdengar bercanda yang telah selesai dengan pekerjaannya lalu pergi meninggalkan Kamal sendirian.
Kamal yang tak percaya dengan yang didengarnya menjadi sangat takut lalu berlari kembali ke mobilnya dan masuk ke dalamnya dengan kecepatan kilat.
"Apa yang harus aku lakukan? Situasi ini sungguh menyebalkan dan suasananya juga kenapa menjadi horor seperti?" gumam kamal dengan ekspresi wajah yang ketakutan.
#Bersambung#
kelebihan h
koreksi
me+sadap => menyadap