"Apa yang sudah Aku lakukan semalam?" decit seorang gadis yang terbangun dari tidurnya, Ia melihat tubuhnya yang polos tanpa sehelai benangpun. Sementara di sampingnya seorang pria yang lebih dewasa darinya tengah tertidur pulas.
Asha, gadis cantik yang tanpa sengaja telah melakukan satu kesalahan dengan salah satu kolega bisnis sang Bos yang terkenal arogan dan kejam. Karena takut, Asha memutuskan untuk pergi jauh hingga suatu hari Ia melahirkan bayi tampan dari cinta satu malam itu.
"Cari gadis itu sampai ketemu! Wanita itu sudah membangkitkan gairah hidupku." seru Leonel yang bertekad untuk mencari keberadaan Asha.
Hingga akhirnya di tahun ke lima, Asha datang ke rumah Leonel dibawa putranya yang bernama Carlos, Asha diperkenalkan Carlos sebagai calon istri kepada sang Ayah.
Bagaimana reaksi Leonel saat tahu jika calon menantunya itu adalah gadis yang selama ini Ia cari-cari? Siapakah yang Asha pilih, Carlos atau kah calon mertuanya?
Ataukah itu hanya sebuah mimpi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LichaLika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Izinkan Aku menikahi mu
Asha menundukkan wajahnya, bagaimana Ia selama ini menyembunyikan kehamilannya dan bagaimana tersiksanya saat sang anak bertanya dimana Ayahnya, apalagi saat ini Aksa mulai masuk usia Sekolah.
"Kenapa kamu diam? Apa perkataan ku itu benar? Kamu hamil dan melahirkan anakku? Katakan Asha?" desak Leo yang terus berusaha membuat Asha untuk mengakuinya.
Asha menjatuhkan air matanya sembari berkata, "Iya ... Saya hamil dan melahirkan seorang anak laki-laki yang tampan. Tapi, anak itu hanya milik Saya, Bapak tidak berhak untuk mengambilnya, tolong! Jangan pernah mengambil anak Saya! Dia adalah hidup Saya, hanya putra Saya yang memberikan semangat untuk hidup. Sekarang, Pak Leo sudah mengetahui semuanya, jadi izinkan Saya pergi dari sini, anak Saya pasti sudah menunggu Ibunya." seru Asha sembari mencoba pergi dari hadapan Leo.
Lagi-lagi tentu saja Leo tidak membiarkan Asha pergi begitu saja, lima tahun bukan waktu yang singkat, Leo tidak akan membiarkan wanita itu pergi dengan mudah.
Leo masih menahan tangan Asha, tapi Asha berusaha untuk melepaskannya.
"Lepaskan Saya, Pak! Saya mohon biarkan Saya pergi!" rengek Asha memohon kepada Leo untuk membiarkannya pergi.
"Tidak semudah itu kamu pergi lagi, sudah cukup kamu membuatku tersiksa selama lima tahun ini, apa kamu pernah bayangkan bagaimana Aku mencarimu, agar Aku bisa menebus semua kesalahanku, Aku ingin menikahi mu, tapi apa? Kamu malah pergi jauh meninggalkan Aku, kamu membawa putraku juga bersamamu. Tidak mungkin mengambil putra kita darimu, dia akan tetap menjadi putramu. Putra kita, buah cinta kita. Sekarang! Aku akan mengganti semua penderitaan mu selama ini, izinkan Aku menikahi mu." Leo berkata sembari menahan tangan Asha, pria itu berdiri di belakang Asha sembari mengelus lengan putih itu. Hingga akhirnya Leo mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna merah yang berisi sebuah cincin berlian 18 karat. Leo membalikkan badan Asha, kemudian pria itu bersimpuh di hadapan wanita yang Ia cintai sembari membuka kotak berisi cincin berlian itu.
"Menikahlah denganku, Asha! Aku berjanji akan membahagiakan mu beserta anak kita, kita akan hidup bahagia bersama, Aku mohon padamu, Asha! Terimalah cincin ini sebagai pengikat hubungan kita, Aku dan kamu dan juga anak kita." Leo mengucapkan kata-kata itu sembari mendongak menatap wajah Asha yang terlihat gusar. Asha bingung harus berkata apa. Sementara di sisi lain dirinya sudah berkomitmen dengan Carlos untuk berencana menikah, apalagi Carlos akan mengajak Asha untuk bertemu dengan calon mertuanya.
Asha hanya melihat cincin itu tanpa mengambilnya, dirinya memang membutuhkan dokumen penting itu untuk menyekolahkan sang buah hati. Apalagi Ayah kandung Aksa telah datang dan siap untuk bertanggung jawab. Namun, lagi-lagi Asha dibuat bimbang. Bagaimana dengan Carlos? Pasti pria itu kecewa saat tahu Asha menerima lamaran pria lain. Sementara dirinya dan Carlos sudah berencana menikah terlebih dahulu.
Asha menutup kembali kotak cincin itu dan menyuruh Leo untuk menyimpannya kembali. "Maaf, Pak! Saya tidak bisa menerimanya." ucap Asha yang membuat Leo sangat terkejut dan kecewa.
"Apa yang kamu katakan? Kenapa kamu tidak bisa menerimanya? Anak kita membutuhkan Ayah dan Ibunya, sekarang Aku sudah datang padamu, Aku bersiap untuk menanggung semua kesalahanku yang pernah Aku lakukan padamu, jadi tidak ada alasan untuk menolaknya, Asha!"
"Saya tahu, Pak! Tapi, semuanya sudah terlambat, Saya akan menikah dengan seorang laki-laki yang sangat baik, tidak mungkin Saya membohonginya, dia terlalu baik bagi Saya, pria itu ikhlas menerima kehadiran anak Saya. Jadi, saya mohon Pak Leo bisa mengerti. Saya tidak bisa menerima Bapak lagi."
Leo kembali berdiri dan menatap wajah Asha semakin tajam. "Kau tahu siapa Aku? Tidak ada yang bisa menolak seorang Leonel Abraham, selama nafas ini masih berhembus, Aku tidak akan pernah menyerah, Aku akan mendapatkan mu dengan segera, karena sejak malam itu, kamu sudah menjadi milikku untuk selamanya, tidak boleh ada pria lain yang boleh menyentuhmu kecuali Aku, kamu adalah milikku!"
Asha semakin gemetaran, sungguh kata-kata yang terucap dari bibir Leo membuat Asha tidak bisa berkata apa-apa. Ia hanya mengikuti gerakan bola mata Leo yang terlihat begitu semangat untuk mendapatkannya. Hingga akhirnya terdengar denting piano yang membuat suasana kian romantis. Leo menarik pinggang Asha dan mengajaknya untuk berdansa.
Asha terus menatap wajah Leo yang tidak bisa dipungkiri jika pria itu memiliki sejuta pesona, usianya memang sudah tidak muda lagi. Namun, jiwa kelelakian nya masih membara apalagi saat ini Ia bersama dengan gadis yang sudah membangkitkan gairah hidupnya.
Leo mengajak Asha bergerak dalam dansa romantis itu, keduanya begitu dekat. Asha pun begitu mudah mendengar setiap debaran jantung Leo, terdengar tak beraturan dan seperti berlomba dengan waktu. Leo menyandarkan dahinya pada dahi Asha. Keduanya sama-sama saling memejamkan mata menikmati alunan musik romantis yang sejenak membuat mereka larut dalam suasana. Perlahan tangan Asha bergerak membelai wajah Leo, dengan mata yang masih terpejam, Leo mengecup tangan Asha yang sedang mengusap wajahnya dengan lembut, sementara itu satu tangan Leo yang berada di belakang tengkuk leher Asha terlihat menahan agar Asha tidak menjauh, hingga akhirnya kecupan manis itu tidak bisa dihindarkan. Kecupan yang begitu lembut. Tak bisa dipungkiri keduanya sama-sama saling merindukan, mereka berdua terlihat saling menikmatinya.
"Aku mencintaimu, Asha! Aku sangat mencintaimu!" bisikan mesra disela-sela Leo mencumbu wanita pujaan hatinya itu. Asha semakin mempererat genggaman tangan nya pada lengan Leo, tatkala Leo semakin dalam mencumbu dirinya.
"Jangan! Pak Leo jangan, Pak!" Asha mencoba melarang Leo yang berusaha untuk menyentuhnya semakin dalam.
...BERSAMBUNG...
atau aku yang salah baca.