Forced Marriage

Mama Elma dan papa Danu tidak tahu prahara rumah tangga yang terjadi kepada anaknya. Yang mereka tahu hanyalah rumah tangga ini dalam keadaan baik-baik saja, hanya perselisihan tentang penyesuaian diri satu sama lain, mengingat pernikahan itu terjadi di waktu yang mendadak.

Mama Elma dan papa Danu akan tidur di kamar yang selama ini ditempati oleh Arkan, mama Elma sangat terkejut saat melihat baju anak laki-lakinya itu memenuhi lemari pakaian di kamar itu.

Mama Elma lantas memanggil Danu untuk ditanyai lebih lanjut, tak lama setelah mereka menghabiskan makan malam bersama, memakan masakan buatan Aleia, meski masih dibantu oleh sang pelayan.

"Apa selama ini kamu tidur terpisah dengan Aleia, Ar?" Tanya mama Elma, kini mereka berdua sudah duduk di sofa kamar itu. Papa Danu sedang berada di dalam kamar mandi.

Baby Bryan sudah tidur dan Aleia berada di kamarnya.

Dan mendapati pertanyaan itu Arkan hanya diam, mengisyaratkan bahwa jawabannya adalah IYA.

Mama Elma membuang nafasnya dengan sangat kasar.

"Aleia ... tidak bersalah dalam kecelakaan itu Ar, dia juga korban. Tapi dia rela mengambil peran Diora untuk kalian," ucap mama Elma lirih.

Sebagai orang tua dan memiliki anak perempuan, Elma merasa bersedih saat melihat Aleia tidak diperlakukan sewajarnya oleh Arkan. Karena saat Arkan menyakiti Aleia, maka yang menderita bukan hanya Aleia, tapi juga kedua orang tua gadis itu.

"Maafkan aku Ma, tapi tentang masalah rumah tanggaku dengan Aleia aku mohon jangan ikut campur," balas Arkan.

Dan makin kecewa lah mama Elma saat mendengar itu.

"Astaga Ar, mendengar jawaban mu ini. Mama jadi semakin yakin jika selama ini kamu tidak memperlakukan Aleia dengan baik." Mama Elma memegangi dadanya yang terasa sesak, betapa malunya ia dihadapan besan jika benar seperti ini adanya.

Dan melihat sang ibu yang merasa sesak, Arkan seketika cemas.

"Ma_"

"Ar, apapun, apapun alasannya seperti kamu menikahi Diora dulu, tapi setelah menikah maka seorang istri adalah tanggung jawab mu. Jika salah adalah tugas mu membawanya ke jalan yang benar, bukan menyakitinya," ucap mama Elma lirih, memotong Arkan yang hendak bicara.

Sementara Arkan makin kehilangan kata-kata untuk menjawab.

"Kamu mengucapkan janji suci di hadapan tuhan, di hadapan kedua orang tua Aleia. Mama harap kamu mempertanggungjawabkan sumpah mu itu Ar, jangan jadi pengecut dan bersembunyi di balik kematian Diora." putus mama Elma.

Papa Danu yang keluar dari dalam kamar mandi bahkan langsung menatap heran pada keduanya. Melihat Arkan yang seperti hendak memeluk sang ibu ...

"Ada apa Ma?" tanya papa Danu.

Mama Elma hanya menggeleng kecil, "Mama ingin istirahat Pa," jawabnya lirih.

Mama Elma lantas melepas tangan Arkan di lengannya dengan kasar. Hingga membuat pria berwajah dingin itu mencelos.

Keluar dari dalam kamar kedua orang tuanya, Arkan tak tau mau kemana. Pikirannya buntu, dia menuju kamar baby Bryan.

Melihat sang anak yang terlelap.

Namun tiap kali melihat paras baby Bryan makin membuatnya tidak tenang.

Kenapa?

Kenapa baby Bryan tidak mirip dengan ku atau pun Diora? Kenapa dia bisa alergi kacang, aku dan Diora tidak memiliki alergi apapun. Batin Arkan dengan lirih, karena semakin banyak pertanyaan di dalam kepalanya, semakin takut juga untuk mengetahui kebenaran yang sesungguhnya.

"Maaf Tuan, apa malam ini anda akan tidur disini?" tanya sang pengasuh, selama ini baby Bryan tidur di dampingi oleh Nanny.

Arkan menggeleng.

Dan Nanny tidak mengajukan pertanyaan lagi.

Sementara Arkan malah teringat kekecewaan yang ibunya tunjukkan.

Arkan lantas keluar dari kamar sang anak dan menuju kamarnya yang dulu, kamar yang kini ditempati oleh Aleia.

Semoga dia sudah tidur. Batin Arkan, tanpa keraguan dia membuka pintu itu dan alangkah terkejutnya dia saat melihat Aleia bermain leptop di atas ranjang mengunakan lingerie.

Dan melihat pintu kamarnya terbuka, Aleia pun menatap ke arah pintu.

Membuat keduanya saling tatap seperti garis lurus.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Rekomendasi Author :

Judul : Still Love You

By : Nopani Dwi Ari