Suamiku, Kamu Satu Selamanya

Panti Asuhan Kasih Hati

"Kak Tia!" panggil anak kecil seraya berlari ke arah Tia saat melihat Tia datang.

"Hai Reva, di mana ibu?" tanya Tia pada Reva.

"Di dalam Kak, ayo masuk!" ajak Reva sambil menarik tangan Tia. Reyhan mengikuti di belakang mereka.

Di ruang tamu, Bu Fatimah sedang bermain dengan anak - anak kecil. Ketika melihat kedatangan Tia, dia sangat bahagia karena selama ini dia berpikir kalau rumah tangga Tia tidak bahagia. Nyatanya sekarang dia melihat perut Tia membuncit dan tidak ada kesedihan di wajahnya. Dia turut senang akan kebahagiaan Tia.

"Tia..." sapa Bu Fatimah dengan lembut.

"Ibu..." balas Tia sambil mencium punggung tangan Bu Fatimah lalu memeluknya dengan erat.

"Bagaimana kabarmu, Nak? Sepertinya kamu sedang hamil?" tanya Bu Fatimah setelah melihat perut Tia.

"Baik Bu. Seperti yang ibu lihat, Tia sedang hamil. Usianya sekarang 5 bulan," balas Tia dengan tersenyum dan mengusap perutnya.

"Ibu ikut senang, Nak. Sebentar ibu buatkan minum dulu," ujar Bu Fatimah seraya bangkit dari duduknya.

"Mari Tia bantu Bu," ucap Tia seraya mengikuti Bu Fatimah ke dapur.

Sambil membuat minuman mereka melanjutkan bincang - bincang mereka.

"Apa kamu bahagia, Nak?" tanya Bu Fatimah.

"Tentu saja Bu, Mas Reyhan suami yang baik. Dia menyayangi Tia," balas Tia membanggakan suaminya.

"Bagaimana dengan mertuamu? Saat pernikahanmu ibu melihat sepertinya dia tidak menyukaimu?" tanya Bu Fatimah.

"Ya beliau memang tidak menyukai Tia, tapi Tia akan berusaha membuatnya berubah. Tia tidak mau berpisah dengan suami Tia hanya karena masalah sepeleh," balas Tia sambil tersenyum. Bu Fatimah ikut tersenyum juga. Ia merasa senang karena Tia mau berlapang dada menerima Reyhan dan mertuanya yang tidak menyukainya.

Setelah berbincang - bincang dengan Bu Fatimah dan anak panti, Tia dan Reyhan pamit pulang karena hari sudah mulai senja.

***

Apartemen Arka

Arka sedang marah - marah tidak jelas. Semua barang dia buang sembarangan. Pasalnya, hari ini orang tuanya memberitahu bahwa dia akan dijodohkan dengan anak teman papanya.

Selama ini Arka hanya mencintai Tia, tapi sekarang Tia sudah menikah. Dia belum pernah jatuh cinta pada gadis lain selain pada Tia. Bagaimana pun usahanya melupakan Tia tapi itu sia - sia.

Meskipun tidak pernah bertemu, tapi dia selalu mencari informasi kabar tentang Tia. Dia menyesal kenapa dulu tidak kembali secepatnya dari Amerika, sehingga bisa menikah dengan Tia lebih dulu. Apalagi kabar yang dia dengar, Tia menikah dengan dosennya sendiri. Dan yang lebih menyakitkan hatinya, kini Tia sudah mengandung anak suaminya. Itu berarti Tia sudah menerima suaminya setulus hatinya.

"Aaaarrrrgggg!!! Siapa gadis yang akan dijodohkan denganku? Apa aku harus menerimanya? Tapi aku tidak mencintainya, apalagi mengenalnya. Apa yang harus aku lakukan? Kalaupun aku menolaknya juga sia – sia, Tia sudah menikah," gumam Arka pada dirinya sendiri.

Arka pun mengeluarkan ponsel dari sakunya lalu membuka galeri dan melihat foto - fotonya bersama Tia pada jaman SMA dulu.

Tia sangat cantik, rambutnya dikuncir kuda. Matanya sayu, bibirnya imut, dan pipinya merah merona. Di foto itu terlihat Tia sangat bahagia sedang menikmati es krim di sebuah kedai bersama Arka.

Di foto lain terlihat Tia sedang berlarian di pantai dan banyak foto yang lainnya. Ketika Rindu dengan Tia, Arka selalu melihat foto Tia di ponselnya. Setelah puas memandangi foto Tia, Arka menyimpan ponselnya dan berlalu ke dalam kamar mandi lalu menyalakan shower dan mengguyur tubuhnya untuk meredam amarahnya.

***

Apartemen Reyhan

Saat hendak bersiap - siap tidur malam, Reyhan tiba - tiba mendapat telepon dari sekretarisnya.

"Sayang, lusa aku harus ke Jepang karena urusan pekerjaan. Kamu tidak apa - apa kan aku tinggal?" ujar Reyhan tiba - tiba pada Tia setelah menerima telepon dari sekretarisnya.

"Berapa lama Mas?" tanya Tia.

"Mungkin semingguan," jawab Reyhan.

"Oh iya enggak apa - apa Mas, kamu tenang saja. Enggak usah khawatir," balas Tia sambil tersenyum.

"Apa kamu tinggal di rumah mama saja? Biar ada yang memperhatikan kamu kalau ada apa - apa?" tanya Reyhan pada Tia.

"Enggak Mas, aku di sini saja. Kalau aku bosan aku akan jalan - jalan ke rumah Salsa atau ke panti tempatku dulu," tolak Tia.

"Kalau ada apa - apa hubungi aku segera ya!" ujar Reyhan.

"Siap!" balas Tia sambil mengangkat tangannya seperti sedang memberi hormat.

"Sayang, aku ingin memakanmu malam ini. Sebentar lagi kita akan berjauhan, aku tidak bisa menyentuhmu saat di Jepang," ujar Reyhan tiba - tiba.

"Dasar mesum!" balas Tia. Dan akhirnya wik wik wik pun terjadi.