Hasna Aulia Zahrani seorang remaja yang cantik, pintar, ceria dan manja. Ia adalah putri tunggal dari seorang pengusaha sukses dan keluarga harmonis, pada awalnya. Hingga tanpa kesengajaan, orang ketiga masuk kedalam rumah tangga orang tuanya dan mengakibatkan perceraian.
karena merasa di khiantai orang tuanya, maka setelah perceraian orang tuanya, kehidupan Hasna berubah menjadi seorang pemberontak, nakal, pembangkang dan lebih banyak menghabiskan waktu di luar dalam arena balap liar, clubbing serta perkumpulan remaja bebas lainnya. Walaupun hati kecilnya menolak itu semua.
Masa SMA, ia memilih hidup bersama pengasuhnya sedari kecil. Hingga suatu ketika, ia memutuskan untuk tinggal bersama kakek dan neneknya di kota kelahiran sang Ibu.
Karena merasa khawatir dengan kelakuan Hasna, maka kakek serta neneknya memutuskan untuk menikahkan Hasna dengan Afnan Al-jaris, seorang Businessman yang bergelar Ustaz dan putra bungsu dari sahabat kakeknya yang merupakan seorang Kyai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rose noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23. Calon Makmum
Satu minggu kemudian.
Malam hari, sekitar pukul sembilan malam. Malam itu Hasna tidak keluar rumah. Karena ia sedang mengerjakan tugas sekolahnya. Tiba- tiba saja ponsel Hasna berdering dan itu dari panggilan WhatsApp.
"Nomor siapa ya? kok aku gak kenal?" gumam Hasna dalam hatinya.
Sebelum menerima panggilan, Hasna melihat photo profille si penelpon terlebih dahulu.
"Hihi ada telepon nyasar dari rocker. Mungkin dia mau mengajak aku Colab, konser di area tracking keles yaa, ahahahahaha," Hasna berbicara sendiri dan tertawa. "Mmm, ganteng juga sih, tapi ini Poto frofille aslinya atau palsu ya? Kerjain saja deh, hahahaha," celoteh Hasna.
Hasna : "Hallo, sopo kui?"
Suara pria : "Hallo, Asalamua'laikum,''
Hasna : "Waalaikum Salam, ndalem Mamas'e, sopo sing bicara iki toh?"Ahahahaha...kikik Hasna tertawa dalam hatinya, Karena sudah mengerjai si penelpon.
Suara pria: "Apa betul, saya berbicara dengan
Nona Hasna?"
Hasna : "Inggeh mamas'e, Hasna
sopo toh?"
Suara pria : "Hasna calon makmum saya."
Hasna : "Ndalem maning, Mamas'e jenenge sopo?"
Suara pria : "Saya Afnan, ya nama saya Ustadz Afnan."
Hasna : "Afnan iku makanan opo toh
Mamas'e? Sejenis getuk opo, brownies?"
"Ahahaha ... ahaha ... Waakkk Astagfirullah. Hihi. Ampuni Hamba ya Allah."
Awalnya Hasna betul-betul ingin mengerjai si penelpon, dia pikir itu Poto frofile palsu, Hasna betul-betul lupa dengan calon suaminya. Namun, ketika Afnan menyebut Hasna dengan kata calon makmum, maka ia baru menyadari bahwa si penelpon itu betulan, asli dan memang calon suaminya. Karena Hasna sedikit faham Bahasa jawa, maka ia menggunakan Bahasa Jawa untuk mengerjai Afnan.
Hasna memutuskan sambungan teleponnya. Ia hanya ingin tahu apakah Afnan akan kembali menelponnya.
Tak berapa lama telepon pun berdering kembali, masih dari telepon dengan nomor WhatsApp dan dengan profille yang sama. Sebelum menerima telepon, Hasna memutar music dugem pada layar laptopnya, lalu ia hubungkan ke home teater yang berada di kamarnya. otomatis musik berisik itu pun mulai menggema dengan gaduh di kamar Hasna.
Hasna : "Haloooo ... Halooooo ... Haloooo!" teriak Hasna seolah-olah dirinya sedang ada di kelab dan Clubbing.
Afnan : "Halo, Assalamua'laikum."
Hasna : "Haa, apaaaa? Kurang jelaaaass maaf." seolah-olah Hasna tak mendengar suara si penelpon.
Afnan : "Assalamua'laikuuuuum."
Kali ini Afnan berucap salam dengan nada yang setengah berteriak.
"Hahahaha, Bagaimana ustad Afnan? apakah Anda suka tantangan dari saya. Ini baru mulanya." Gumam Hasna dalam hatinya, ia merasa puas, karena telah berhasil mengerjai Afnan, yang katanya suka tantangan.
Hasna : "Wa'alaikum Salaaam, Ini siapaaa?"
Afnan : "Ini Afnan."
Hasna : "Haaaaa, Siapaaaaa?"
"Ahahhaha, aduuuuh perut aku sakit akibat nahan ketawa," gumamnya lagi dalam hati Hasna.
Afnan : "Afnaaaann, Ustaz Afnaaann,
Calon imam kamuu!"
Mereka menelpon saling berteriak, sehingga Ubaydillah yang berada di samping Afnan sedang mengemudikan mobil merasa heran. Ada apa dengan Afnan sehingga ia harus berteriak seperti itu padahal ia hanya sedang menelepon dan itu hal yang langka terjadi, Afnan biasanya kalem dan bersahaja, tidak bar-bar seperti saat ini.
Hasna : "Iyaaa.. adaaa apaaaa? Kok
Ustaz tahu nomor telepon Akuuuuu?"
Afnan : Aku di suruh Umiii kirim
gaun untuk acara besoook Meminang kamuuuu. Dan tahu nomor kamu, dari Neneekk kamuuuu!"
"Haaaahh ... Huffff ... Astagfirullah. Hanya menelpon saja, sudah seperti habis lari marathon sob!" ucap afnan pada Ubaydillah, menjauh sebentar teleponnya dari telinga. Nampak terenngah-engah dan menelan ludah kering berkali-kali. Ubaydillah hanya mengerutkan keningnya, tanda berpikir karena ia tidak mengerti apa yang di maksud Afnan.
Hasna : "Haloooo Ustaadddzzz, Aku sedang clubbing, gaunnya tolong antarkan saja Ke rumah."
Afnan : "Atagfirullah, Kamu sedang Clubiingg?"
Afnan dan Ubaydillah saling menatap tak percaya, mendengar kata clubbing.
Hasna : "Iyaaa, Ustazz! atau ustaz
mau ikutaann?" tawar Hasna dan terdengar lucu.
Tiba-tiba saja ada suara ketukan pintu di luar kamar Hasna.
Tok ... Tok ... tok ...
"Na..Na, Nanaaaa.." teriak seseorang dari luar pintu kamar.
"wadduh gawat, Ninen lagi!" gumam Hasna dalam hatinya, ketika ia tahu suara siapa di luar pintu.
"Iyaaa Ninen, sebentar," Hasna kembali ke telepon
Hasna : "Ustazzz ma'af, suara ustadz
tidak jelas, Assalamua'laikum."
tuutt, tuutt, Pertanda sambungan telpon terputus.
Hasna bergegas membuka pintu kamar dan tak lupa mematikan music terlebih dahulu.
"Ya Ninen, ada apa?" Tanya Hasna dengan nada santai seolah tak terjadi apapun.
"Nana sedang apa siih, kok putar music keras begitu, terus music apa itu?" tanya balik Nenek nya.
"Hehe, Nana sedang ada tugas sekolah Ninen ( berbohong), jadi Harus mendengarkan music yang memekakan telinga, hihi," jawab Hasna sambil tertawa kecil.
"Iya sayang, tapi ini sudah malam, tidak enak dengan tetangga, nanti keberisikan," ucap Ninen.
"Hehe ia maaf, sudah kok Ninen, sudah selesai," ucap Hasna sambil bergelayut manja pada pundak Nenek nya.
Tiidd ...
Tiidd ...
Tiba-tiba saja terdengar bunyi klarkson dari luar rumah, "Suara mobil siapa malam-malam begini?" Nenek menatap Hasna. Hasna hanya menggelengkan kepala sambil mengangkat kedua bahunya dan tersenyum.
***
Bersambung.