Menceritakan tentang seorang dokter tampan,mapan dan baik hati yang belum menikah di umurnya yang menginjak 37 th,yang bernama Lucky.
Alasan dia belum menikah,bukan karena dia adalah lelaki yang pemilih atau trauma menjalin hubungan atau pun karena ingin fokus pada karier. Tapi alasan kenapa ia belum menikah itu semua karena dokter Lucky tidak tertarik dengan lawan jenis alias dirinya penyuka sesama jenis.
Namun hidupnya berubah 360° saat ia terpaksa menikahi Ayu karena sebuah insiden. Insiden yang membuat mama Lucky salah paham dan memutuskan untuk menikahkan dirinya dengan Ayu.
Akan kah pernikahan dokter Lucky dengan Ayu bisa bertahan lama?
Kira-kira bagaimana reaksi Ayu kalau tau laki-laki yang ia nikahi sebenarnya penyuka sesama jenis? Apakah Ayu akan tetap bertahan dan bisa mengembalikan dokter Lucky ke jalan yang benar? Atau Ayu memilih menyerah??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_Les, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
"Kamu kok ngomong kayak gitu sih sama mama?!" Protes Lucky.
Kini mereka sudah berada di dalam mobil dan mobil yang Lucky kendarai itu pun juga sudah keluar dari pelataran rumah orangtuanya.
"Ngomong gimana mas?"
"Yah..ngomong yang tadi. Bilang pengen kengen-kangenan."
"Loh..emangnya mas Lucky gak mau kangen-kangenan sama aku? Kita nikah udah tiga minggu mas, tapi kita belum..." Ayu tak melanjutkan kata-katanya, ia terlalu malu untuk meminta Lucky memberikannya nafkah batin.
Lucky menghela nafasnya karena tau apa yang ingin Ayu katakan.
"Yu.."
"Iya mas."
"Ada yang mau aku omongin serius sama kamu."
"Apa?"
"Nanti aja kalau udah sampe apartemen."
"Mas Lucky mau ngomong apa sih, bikin penasaran aja!!! Mas Lucky bukan mau bikin kontrak pernikahan kan?" Gumam Ayu dalam hati, karena ia merasa feelingnya tidak enak.
Suasana di dalam mobil pun menghening, karena Ayu dan Lucky sama-sama sibuk dengan pemikiran mereka masing-masing. Ayu sibuk menerka-nerka yang ingin Lucky bicarakan, sedangkan Lucky sibuk memikirkan kata-kata yang tepat untuk memberitahu Ayu tentang penyimpangannya.
KRIIIIING...Tiba-tiba saja nada dering di ponsel Lucky memecah keheningan di dalam mobil.
Lucky pun menepikan mobilnya ke bahu jalan. Kemudian merogoh saku celananya untuk melihat siapa yang melakukan panggilan ke ponselnya.
"Billy." Lirih Lucky saat melihat nama sang kekasih tertera di layar ponsel.
Lucky menggeser tombol hijau di layar ponselnya.
"Halo." Jawab Lucky.
"Halo sayang. Kamu dimana? Aku sudah ada di depan apartemen mu sekarang." Ucap Billy tanpa basa-basi.
Mata Lucky membelalak mendengar kata-kata Billy.
"Apaaaaaa?!!!! Serius kamu?" Teriak Lucky.
Dan teriakan Lucky itu sukses membuat Ayu terkaget-kaget.
"Kenapa mas?" Tanya Ayu.
Lucky pun menoleh ke arah Ayu dan langsung mengakhiri panggilan telpon Billy.
"Kenapa mas?" Tanya Ayu lagi.
Lucky tak menjawab, ia malah memutar stir mobil dan membalikkan arah perjalanan kembali ke rumah mama Tyas.
"Loh...loh...kok kamu malah muter sih mas? Kita mau balik ke rumah mama? Mama kenapa mas?" Tanya Ayu penasaran campur khawatir.
"Mama gak kenapa-kenapa. Aku mau titip kamu di rumah mama dulu, besok aku jemput." Jawab Lucky tanpa melihat wajah Ayu, karena sekarang fokus Lucky hanya pada jalanan.
"Tapi kenapa mas?" Tanya Ayu penasaran.
"Aku ada panggilan operasi darurat."
"Kok gitu sih mas? Kan kamu baru pulang. Lagian kalau kamu ada operasi darurat kan apartemen kita sama rumah sakit searah."
"Masalahnya bukan di rumah sakit tempat aku kerja Yu, di rumah sakit lain. Aku diminta datang untuk bantu mereka nanganin pasien darurat." Jawab Lucky.
Sebenarnya jawaban Lucky bisa di bilang masuk akal, karena Ayu terlalu awam dengan dunia kedokteran, Ayu jadi percaya-percaya saja dengan alasan yang di berikan sang suami, ia tidak terlalu banyak bertanya. Apalagi raut wajah Lucky yang begitu cemas dan tegang, makin membuat Ayu percaya kalau situasi saat ini benar-benar genting.
Lucky mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh agar cepat sampai di rumah orangtuanya.
Tak cukup sepuluh menit, mobil Lucky telah tiba di pelataran rumah orangtua Lucky.
Cepat-cepat Lucky turun dari mobil, dan diikuti Ayu.
"Mah..." panggil Lucky.
Mama Tyas yang mendengar suara anak bungsunya langsung keluar dari dalam kamar dan menghampiri Lucky dan Ayu yang sedang mencarinya di halaman belakang.
"Loh..kalian kok balik lagi?"
"Mah...Lucky titip Ayu disini dulu yah. Besok Lucky jemput."
"Loh kenapa?"
"Nanti aja Lucky jelasinnya, darurat banget soalnya."
Kini Lucky beralih pada Ayu.
"Aku tinggal yah." Pamit Lucky pada Ayu.
Dan..
Cup. Satu kecupan Lucky daratkan di kening Ayu cukup lama. Lucky tidak sadar saat mengecup lama kening Ayu.
Mama Tyas yang ingin mengoceh pun, mengurungkan niatnya saat melihat putra bungsunya yang ia ketahui mengalami penyimpangan, mencium mesra istrinya. Makin berharap saja mama Tyas pada pernikahan Ayu dan Lucky.
Setelah mengecup sang istri, Lucky pun pergi dari hadapan mama Tyas dan Ayu dengan terburu-buru. Meninggalkan Ayu yang masih terbengong-bengong karena kecupan yang Lucky berikan.
"Yu.." mama Tyas menepuk pundak Ayu karena melihat Ayu yang terpaku di tempatnya.
Ayu tersadar dari rasa nano-nano nya, ada rasa senang, kaget, sedih semua campur aduk di hati Ayu saat ini.
"Iya mah."
"Suami kamu mau kemana?"
"Ah...itu..katanya mas Lucky ada panggilan mendadak dirumah sakit lain." Jawab Ayu yang masih sedikit nge-bug.
Mama Tyas mengernyitkan keningnya.
Tapi ia tidak mau berburuk sangka pada anaknya, karena melihat Lucky mencium Ayu, mama Tyas yakin kalau Lucky sudah mulai menyimpan rasa untuk Ayu, dan itu merupakan salah satu kemajuan kesembuhan anaknya.
Setelah menitipkan Ayu di rumah orangtuanya, Lucky pun masuk kembali ke dalam mobil dan mengendari mobilnya dengan kecepatan penuh seperti orang kesetanan. Ia tak peduli lagi dengan keselamatannya, yang ada di pikirannya bagaimana caranya agar cepat sampai ke apartemennya dan menemui Billy.
"Kenapa Billy tiba-tiba kesini?! Apa dia masih penasaran dengan sosok Ayu?" Gumam Lucky.
Setelah kurang lebih satu jam perjalanan, karena jarak rumah orangtua Lucky dengan apartemen tempat tinggal Lucky memanglah berjauhan, akhirnya mobil yang Lucky kendarai secara ugal-ugalan itu sampai juga di gedung apartemennya.
CIIIIIT. Lucky memarkirkan mobilnya sembarangan. Kemudian keluar dari dalam mobil dengan tergesa-gesa.
"Pak. Mobilnya." Teriak pak satpam saat melihat Lucky memarkirkan mobilnya sembarangan, menghalangi mobil lain yang akan keluar.
Mau tak mau Lucky memutar langkah kakinya dan berjalan mendekati satpam yang memanggilnya.
"Tolong parkirin pak, nanti taro aja kuncinya di pos." Kata Lucky sambil melempar kunci mobilnya pada si satpam.
Setelah memberikan kunci mobilnya pada satpam, Lucky langsung berlari menuju lift yang akan membawanya ke lantai dimana unit apartemennya berada.
Ting. Pintu lift terbuka.
Lucky kembali berlari menuju unit apartemennya.
Bip bip bip bip bip bip. Ceklek.
Setelah memencet enam digit angka kode pintu unit apartemennya, pintu pun terbuka.
Dan..
PLUK. Billy langsung menerjang Lucky dengan pelukan mesra.
"Astaga Bill..." pekik Lucky karena mendapat serangan tiba-tiba dari Billy.
"Kangen." Ucap Billy.
"Lepas Bill." Pinta Lucky sambil berusaha melepaskan tangan Billy yang melingkar di lehernya.
"Kasih aku ciuman, baru aku lepas." Tawar Billy.
Lucky menghela nafasnya dan mengecup kening Billy.
"Astaga Luck, aku bilang ciuman bukan kecupan!!" Protes Billy karena Lucky hanya mengecup keningnya.
Lucky kembali menghela nafasnya. Ia mencium bibir kekasihnya itu dan mengunyahnya tipis. Namun saat Lucky ingin menghentikan peraduan bibirnya dengan bibir sang kekasih, Billy malah menahan tengkuk Lucky dan mengunyah bibir Lucky dengan rakusnya.
BERSAMBUNG...
LIKE
KOMEN
VOTE
HADIAH
🙏🙏🙏
