Moren memiliki wajah yang cantik dan postur tubuh yang tinggi sempurna.
Moren bersahabat dengan Elsa dan juga Moza dan itu sebelum Moren mengetahui kebusukan Elsa, dan Elsa yang telah berhianat dengan Moren dengan iya menjalin hubungan dengan Papaku.
SAHABATKU ISTRIMUDA PAPAKU.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dheandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 22
Malam cahaya bulan terang benderang di tepi kolam renang Morena dan Susi juga Sandi sedang bersantai menikmati secangkir teh di temani cemilan canda dan tawa menghiasi wajah cantik Susi, layak nya keluarga sesungguhnya Sandi mulai bingung harus memulai dari mana ada rasa bimbang untuk Memulainya namun Sandi berfikir jika Susi Menolak kembali untuk membina rumah tangga dan menua bersamanya Sandi akan putuskan untuk menetap tinggal di negara Belanda.
Hening.
"Ada apa om?." tanya Morena melihat Sandi seketika terdiam.
Jantung berdebar kencang seluruh tubuh serasa dingin.
"Tidak ada sayang Om hanya saja"
Morena dan Susi saling tatap, Sandi tambah bingung.
"Sebenarnya ada yang ingin Om sampaikan pada kalian, tapi sebelum Om bicara tolong maafkan Om jika semua yang Om bicarakan ini salah" kata Sandi gugup.
"Sandi.., kita itu sudah seperti keluarga tidak usah sungkan jika ada yang ingin dibicarain kan ya bicara saja kita siap mendengarkan." ujar Susi.
"Betul Om apa yang di katakan mama." timpal Morena.
"Om mau tanya terlebih dulu dengan Morena, pendapat Morena Om ini seperti apa?"
"Om baik sayang penyayang juga sama Morena."
Saya harus bisa mengatakan semua ini dengan mereka, berhasil atau gagal ini sudah resiko aku mencintai wanita sudah rapuh hatinya karena pernah tersakiti hatinya di masa lalunya." batin sandi.
"Morena, Om mau bilang apa Morena mau menerima om menjadi Papa sambung Morena?." ucap Sandi penuh dengan hati-hati. sambil memegang ke dua telapak tangannya yang dingin.
Sontak Morena oleh kata-kata Sandi mata Morena membesar.
"Morena tidak salah dengar kan Om?." tanya lagi Morena memastikan.
"Tidak Morena tidak salah dengar sayang"
Kedua kalinya Sandi melamar Susi di depan putri semata wayangnya kemudian Sandi merogoh saku jasnya, mengeluarkan benda kecil yang ada di sakunya.
Terangnya Cahaya suasana indah di tepi kolam renang sorotan permata berlian bersinar terang mengungkap kan semua isi hati sandi dengan Susi.
"Will you marry me?" kata Sandi meskipun jantung berdetak kencang berdebar seperti berirama Sandi mengungkapkannya.
Susi terdiam menatap Morena.
Morena menganggukkan kepalanya.
"yes I want to marry you" jawab Susi dengan bahasa yang di ucapkan oleh Sandi.
"Ini serius.., aku nggak mimpi kan?" Sandi tepuk-tepuk pipinya
"Serius...,, tapi aku minta sayangi juga anakku" pinta Susi dengan Sandi.
"Itu sudah pasti..,, tidak perlu kamu minta aku pun sudah menyayanginya"
"Iya aku mau" kata Susi.
Dengan sigap Sandi mendekap tubuh Susi Erat" uhuk uhuk"
"Kenapa?!" kata Sandi
"Terlalu erat" jawab Susi.
"Sorry aku telah menyakiti mu ya?."
"Hem...hem..., Aku di lupakan." cemberut Morena
"Tidak sayang...,, Om terlalu senang."
Apartemen Hendrik.
Elsa tiba di Apartment yang pernah ia tempati bersama Hendrik sebelum pindah ke mension Hendrik.
Teng..tong...tong. berulang kali Elsa memencet bel, Hendrik mendengar suara bel tapi mengabaikan dia tahu pasti Elsa yang datang
Hendrik terkapar di atas rajang dengan kondisi lusuh, berantakan Elsa merogoh dalam tasnya mengambil kunci cadangan yang dia bawa.
Ceklek.pintu terbuka lebar.
Di bar mini berserakan botol minuman.
Sudah ku duga pasti disini"Crocos Elsa.
"Mas...!,Mas Hendrik.." Elsa mencari ke semua sudut ruangan seluruh kamar dia buka satu persatu ada salah satu ruangan yang jarang sekali di tempati, dan Elsa tidak tahu ada ruang pribadi Hendrik, dan orang lain tidak boleh memasuki ruang itu, Ruangan itu dulu di tempati saat bersama Susi, setiap Elsa menanya kan kamar itu Hendrik selalu jawab dengan kata Gudang. Elsa memutar hendel kamar yang kebetulan tidak Hendrik kunci.
Pintu pun terbuka.
"Mas Hendrik!, kenapa...? Elsa memeluk tubuh Hendrik ke ada an lusuh pakaian penuh noda minuman.
Hendrik membuka matanya.
"Kamu..?, suruh siapa masuk ruangan ini!." bentak Hendrik langsung bangkit dari tempat tidur lalu menyeret Elsa dari kamar nya.
"Mas...aku ini istrimu..!, kenapa aku tidak boleh masuk ruangan ini?" Tangisan pecah di balik pintu.
Hendrik tidak hiraukan teriakan Elsa Hendrik kembali menutup pintu dengan cara membantingnya.
Dor...dor..,"Mas buka pintu nya kasih kesempatan aku bicara Mas..!" Elsa teriak-teriak di balik pintu sambil menangis.
"Mas..,Dor...!,..Dor..!, ..Mas...buka.., Kalau mas tidak menginginkan aku lagi tidak masalah asal kasih waktu buat aku bicara."
Hendrik merasa bising kemudian Hendrik membuka pintu.
"Apa yang ingin kamu bicarakan cepat saya tidak ada waktu saya mau tidur" katanya Hendrik.
"Kenapa Mas Hendrik jadi seperti ini, dimana salah ku Mas?."
"Kamu masih tanya?, salah mu, kamu selalu bilang anak itu laki-laki ternyata anak yang kamu kandung itu bayi perempuan, padahal saya menaruh harapan besar pada anak itu"
"Maafin saya Mas..,, aku lakukan itu karena aku takut kehilangan kamu Mas, aku nggak mau hidup seperti dulu"
"Kamu harus pilih aku atau anak itu?"
Hendrik memberi pilihan untuk Elsa.
"Aku memilih mu Mas, anak itu biar lah di rumah sakit tidak akan aku menjemput nya"
"Berdiri" Perintah Hendrik
Hendrik membantu Elsa berdiri, menuntun Elsa duduk di sofa.
"Mas..maafin aku, selama ini aku sudah nggak jujur soal janin yang ada di dalam kandungan ku."
Saat Hendrik tidak menghiraukan nya, Elsa seperti tidak bertulang tubuhnya sangat lemah saat Hendrik seperti tidak lagi menginginkannya. Elsa takut tidak lagi mendapatkan perhatian lagi, hanya Hendrik yang memberikan kasih sayang penuh untuk Elsa, sebelumnya Elsa tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya selalu saja irfan kakaknya Elsa yang perhatikan dan di sayang oleh kedua orang tuanya dan semua yang dia alami oleh Elsa merasa tidak adil menurutnya.
"Saya tidak marah, mungkin ini memang nasib saya tak di berikan keturunan anak laki-laki."lirih Hendrik.
"Mas...,, kita bisa mencobanya kembali, atau kita coba program bayi tabung.
"Apa kau mau, lakukan untuk ku?"tanya Hendrik.
Elsa menganggukkan kepalanya dengan cepat.
"Aku mau mas..apa pun yang kamu mau pasti aku lakukan untuk kamu Mas Hendrik."Ujar Elsa yang masih basah pipinya dengan Air mata.
"Terima kasih" ucap Hendrik sambil mendekap tubuh ramping Elsa.
Lima hari kemudian di kediaman Susi melangsungkan resepsi pernikahan secara Sederhana mengundang kerabat terdekat dan juga rekan bisnis Sandi.
Hendrik dan Elsa dalam perjalanan menuju ke diaman Susi, mantan istri Hendrik,
Elsa terbujuk oleh Hendrik untuk meminta maaf ke pada Susi dan berterus terang tentang Hubungannya selama ini dengan Elsa.
"Mas..saya takut" Ujar Elsa.
"Apa pun yang di katakan kamu cukup diam tidak boleh menjawab nya."Kata Hendrik
Selama dalam perjalanan ke Mension Susi
Elsa seperti ketakutan dia merasa belum siap menemui Susi di tambah Elsa menyuruh orang suruhannya menculik Morena.
...----------------...
Terima kasih All untuk like Rate dan komen nya.
Khusus episode paska penculikan.
Apakah tidak ada polisi dilibatkan?
Apakah tidak ada telpon? Kalau tidak ada, bisa kan Moren kirim surat untuk ibunya. Mengabarkan keadaannya dan dimana dan dengan siapa dia tinggal. Kasus penculikan harus diusut. Jangan pasrah
apik ceritane..
lanjuut thoor
pelakor mulai muncul
bakal ad yg jadian nih