Menikahi Tuan Muda Idiot

Wanita yang tadi bersama jay ditaman sudah membawa Jay pergi meninggalkan taman tanpa karin ketahui, Mita tertawa kemenangan karena berhasil menculik sesuatu yang bisa membuat karin bertekuk lutut padanya.

"Sayang, kamu yakin akan membawanya ke tempat itu?" Tanya Jhon ragu, pasalnya tempat yang digunakan mita berada ditengah hutan yang cukup jauh dari kota.

"Semakin jauh dan berbahaya bukankah itu semakin bagus sayang" Balas mita seraya tersenyum, ia menoleh ke belakang melihat Jay asik memakan ice cream yang ia beli di supermarket sebelumnya.

"Dimana badutnya?" Tanya jay pada mita.

"Sebentar lagi, ada 2 badut yang menunggumu disana" Jawab mita yang hanya dibalas anggukan sumringah oleh jay.

Sementara itu karin sedang berlari kesana-kemari mencari Jay yang tidak ia lihat di kursi taman setelah membelikan ice cream untuknya, karin erteriak dan bertanya tanya pada pengunjung taman namun tak satupun orang yang melihat orang seperti yang karin sebutkan.

"Jay?!!!!" Teriak karin. "Hiks hiks jay kamu dimana" Isak karin sambil memegangi kepalanya yang terasa pusing karena khawatir.

Ia bingung harus mencari Jay kemana, ia merutuki kebodohannya sendiri karena telah meninggalkan Jay sendiri ditaman.

"Aku harus mengabari sekretaris kemal" Gumam karin merogoh kantong nya untuk mengambil ponsel. "Ponselku, dimana ponselku" Gumam karin bertanya tanya sambil mencari-cari di kantong celananya.

"Astaga, aku lupa membawanya" Desis karin menepuk dahinya ketika ingat tadi Jay menjatuhkan ponselnya di kamar.

Karin bergegas pergi dari taman untuk kembali ke rumah dan mengabari sekretaris kemal, selama perjalanan menuju Mansion tak henti karin berdoa semoga Jay akan baik-baik saja.

Sesampainya di depan mansion karin membayar dan bergegas masuk ke dalam rumah, beberapa pelayan menyapanya dengan raut wajah heran melihat nona muda mereka menangis dan kembali tanpa tuan muda Jayden.

"Nona anda baik baik saja?" Tanya lily melihat karin menaiki tangga tergesa-gesa.

Karin tidak menjawab ia terus berlari menuju kamarnya. Suara gebrakan pintu menandakan karin terburu-buru untuk masuk ke dalam, ia meraih ponselnya yang berada di nakas.

"Dimana nomor ponsel nya" Gumam karin mengelus layar ponselnya, mencari-cari nomor yang ingin di tuju.

Belum sempat karin menekan nomor sekretaris kemal, ponselnya mendapatkan telepon masuk dengan nama ID kak mita.

"Halo adikku sayang??, sedang mencari keberadaan suami mu hmmm??? ckckck, suamimu ada bersama denganku kau jangan khawatir"

"Lepaskan jay kak, apa maumu?!!" Tanya karin gemetar karena kini dirinya masih menangis.

"Aku tidak akan mengulangi keinginan ku karin, kau tentu tidak akan lupa bukan"

"Dan aku harap kau juga tidak lupa bahwa aku tidak akan melakukan keinginan mu itu"

"Karin cepatlah kemari, hahahaha ada banyak badut disini"

"Jay!!!!!"

"Cepat lakukan kemauan ku sebelum tawa pria ini menghilang untuk selamanya"

Telepon dimatikan sepihak, karin berkali kali memanggil nama kakaknya tapi telepon sudah terlanjur mati. Ia bingung harus berbuat apa, haruskah dia mengadukan semua ini pada mertuanya? atau melakukan keinginan karin agar Jay bisa kembali.

"Jangan coba-coba mengadu pada siapa pun atau kau tahu akibatnya" Tulis mita dalam pesan yang ia kirim pada karin.

Karin sudah tidak memilki pilihan lain selain melakukan yang Mita inginkan. Menghela nafas panjang karin melangkahkan kakinya keluar dari kamar.

"Nona anda baik baik saja?" Tanya Lily yang sejak tadi khawatir pada nona muda nya.

"Bisa kau beritahu aku alamat Winata group?" Tanya karin lirih tanpa menatap Lily.

a"Tentu nona, mohon tunggu sebentar" Jawab Lily pamit untuk menuliskan alamat perusahaan keluarga winata.

Setalah beberapa menit menunggu, lily datang membawa secarik kertas berisi alamat kantor Winata dan memberikannya pada karin.

"Terima kasih ya" Ucap karin kemudian pergi keluar mansion dengan lesuh.

"Haruskah aku melakukan perampokan di perusahaan keluargaku sendiri" Gumam karin bertanya tanya.

***

Ditempat lain seorang wanita dan kekasihnya sedang tertawa bahagia sambil menyaksikan pria tampan di depan mereka yang asik bermain dengan badut yang mereka sewa.

"Dia tampan dan kaya, tapi sangat di sayangkan" Ucap Jhon tersenyum pada mita.

"Kau mau sesuatu?" Tanya mita. "Awalnya aku atau rahma yang akan di jodohkan dengannya tapi kami pintar mengelak sehingga karin lah yang menjadi sasaran nya" Sambung mita tertawa mengingat bagaimana karin berkorban untuk keluarga nya.

"Maksudmu karin berkorban untuk keluarga mu?" Tanya Jhon memperjelas.

"Ya, demi perusahaan kami yang ingin bangkrut dan agar kami bisa memeras keluarga kaya itu dengan karin sebagai perantara" Jawab mita.

"Jadi karin menikah dengan tuan muda itu agar bisa memeras hartanya?" Tanya Jhon lagi.

"Iy...," Ucapan mita terhenti karena ponselnya tiba tiba berdering, nama ID penelpon membuat senyum mita terukir dengan jelas.

"Halo mesin uang, bagaimana?? apa kau mendapatkannya?" Tanya karin dengan nada lembut namun tersirat kelicikan di dalamnya.

"Kemana aku harus mengirimnya?"

"Aku akan menjemputmu di taman kota, tunggulah disana"

Telepon terputus, mita memutuskan untuk pergi sendiri sementara Jhon menjaga Jay agar pria itu tidak lari.

"Sayang, aku harus pergi kamu jaga dia ya dan aku akan segara kembali" Ucap mita.

"Baiklah, kamu hati hati ya" Balas Jhon seraya memberikan kunci mobilnya pada mita.

Mita bergegas pergi meninggalkan Jhon dengan jay dan 2 badut yang sedang bermain dengan tuan muda winata itu.

Butuh waktu 2 jam untuk sampai ke tempat janjian mereka, mita memakai kacamata hitam kemudian mendekati karin yang sedang duduk di kursi taman.

"Dimana uangnya?" Tanya mita to the point.

"Dimana Jay?" Tanya karin balik tanpa menoleh pada mita.

"Kau jangan main main denganku karin!!!" Bentak mita kesal.

"Jika kau tidak mau membawaku pada Jay, maka aku akan langsung membuang uang ini ke danau" Balas karin menggertak.

"Kau mengancam ku?" Tanya mita membuka kacamata hitam yang ia kenakan.

"Anggap saja begitu" Jawab karin pelan.

"Sialaaan...."Umpat mita ingin menampar karin namun ia tahan. "Ikut denganku" Ucap mita memutuskan untuk mengalah dengan adiknya.

Waktu sudah menunjukan pukul 22:00 ketika karin sampai di tempat penyekapan Jay, sejak perjalanan tadi karin merasa ngeri dengan rute perjalanan yang ia lalui.

"Tempat apa ini kak?" Tanya karin.

"Tidak perlu banyak bertanya" Balas mita masuk ke dalam gubuk yang menjadi tempat penyekapan Jay.

Mengikuti mita, karin ikut masuk ke dalam. Mata dan mulutnya terbuka melihat apa yang telah terjadi pada pria dihadapannya saat ini.

"APA APAAN INI?!!!!" Teriak Mita histeris.

HAYOO APA????

BERSAMBUNG........