Di tuduh melakukan kejahatan yang tidak dia lakukan. Adnan bintan pratama terjatuh ke lubang hitam dan mendarat sendirian di dunia asing, yang di penuhi hewan mutan berbahaya.
Ia harus memecahkan teka-teki ruang dan waktu
untuk menemukan pesan tersembunyi di dalam lubang hitam itu sendiri, Satu-satunya harapan bertahan hidup, membersikan namanya,
dan mengungkapkan misteri dunia baru ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahyuadnan Saputra 31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB22
Mengikuti naluri "sambil menyelam minum air," Evanthe memetik Bunga Mana Merah Sunyi sebelum layu dan mengambil kedua buah spiritual itu.
Evanthe bergegas keluar, membawa ketiga harta itu. Pria Tua Rank A itu hampir menyerang Adnan, tetapi Evanthe berteriak:
"Tuan Tua! Hamba sudah kembali! Hamba membawa Buah Spiritual Anda!"
Pria tua itu membeku total, matanya yang merah tertuju pada Buah biru gelap di tangan Evanthe. Ketamakan dan ketakutan menguasai dirinya.
"Jika Tuan berani maju selangkah, aku akan menghancurkan Buah biru gelap ini!" ancam Evanthe.
Pria tua itu berhenti. Nafasnya terengah-engah. Evanthe tahu, ia telah berhasil menjerat musuh Adnan.
Adnan tersenyum tipis. "Prajurit Bayangan, kerja bagus. Sekarang, permainan telah berubah. Kami punya hartamu, dan kau kehilangan Naga Samudra Awal. Apa yang bisa kau tawarkan untuk menebus Buah biru gelap ini?"
Adnan memandang pria tua itu yang terperangkap antara amarah dan ketakutan. Ancaman Evanthe dengan Buah biru gelap telah melumpuhkan serangan Rank A-nya.
"Prajurit Bayangan, kerja bagus. Sekarang, permainan telah berubah. Kami punya hartamu, dan kau kehilangan Naga Samudra Awal. Apa yang bisa kau tawarkan untuk menebus Buah biru gelap?" tuntut Adnan.
Pria tua itu menarik napas panjang, amarahnya mereda, digantikan oleh keputusasaan dan, yang lebih mengejutkan, kejujuran yang pahit.
"Kalian tidak mengerti," desisnya, suaranya kembali serak. "Aku... aku adalah seorang alkemis dan ahli Formasi Kuno dari era sebelum dunia ini disebut Xuán Yǒng Djet. Aku adalah saksi mata Perang Sang Esa."
Evanthe dan Adnan terdiam. Perang Sang Esa? Itu adalah mitos kuno yang jauh melampaui Perang Dewa dan Penyihir.
Pria tua itu melanjutkan, matanya menatap tajam ke kejauhan, seolah melihat kembali ribuan tahun silam. "Aku ingin membuat boneka mayat... bukan untuk kehancuran. Tetapi untuk menjadi Penjaga Dunia ini."
Kata-katanya sungguh membingungkan, terdengar tulus tetapi juga mengandung ambisi yang gelap. Misi membuat penjaga dunia terdengar mulia, tetapi dengan cara boneka mayat? Ada dua hati dalam kata-katanya, antara niat baik untuk melindungi, atau niat buruk untuk menguasai.
"Aku membutuhkan semua yang kau curi—naga itu, buah itu, bunga itu—untuk menyempurnakan Proyek Penjaga Dunia! Aku adalah satu-satunya yang tersisa dari era itu!" ratap pria tua itu.
Adnan menyipitkan mata. Pria ini sangat berbahaya, tetapi jika dia benar-benar satu-satunya yang tersisa dari Perang Sang Esa, pengetahuannya tak ternilai. Membunuhnya adalah kerugian besar. Namun, melepaskannya akan menjadi bencana.
Adnan membuat keputusan yang berani dan penuh risiko, memanfaatkan semua pengetahuan yang ia miliki tentang simbol tato.
Vili," bisik Adnan dalam hati. "Aku akan membohongi orang ini. Aku akan memberinya janji palsu dan mengikatnya. Bisakah aku menaruh tato budak dan tato prajurit bayangan di tubuhnya? Dia Rank A!"
“Tuan, kekuatannya melebihi Tuan, tetapi konsentrasinya terpecah karena Buah biru gelap dan Mata Kronos telah memberinya kejutan psikologis. Saat ini adalah kesempatan emas! Tuan harus memfokuskan energi Black Hole dan Mata Kronos saat menanamkan kedua tato itu secara bersamaan. Itu akan mengikatnya secara permanen!” Vili memperingatkan.
Adnan melangkah maju, menjauhkan Evanthe. Dia menatap lurus ke mata merah pria tua itu, memasang ekspresi otoritas dingin dari seorang keturunan Bintang.
"Aku percaya kata-katamu, makhluk tua," kata Adnan, suaranya memotong ketegangan. "Tetapi kau terlalu berbahaya dan terlalu kuat untuk dibiarkan bebas."
Adnan mengulurkan kedua tangannya. Di tangan kirinya, Black Hole berputar perlahan. Di tangan kanannya, Mata Kronos memancarkan cahaya keemasan lembut, menciptakan ilusi tekanan waktu.
"Aku adalah Tuan Bintang, pewaris takdir dunia ini. Aku akan membantumu. Tetapi, kau harus tunduk padaku!"
Pria tua itu terkejut. "Tunduk padamu? Kau bocah Rank C...?"
"Ya. Tunduk padaku, dan aku akan memberimu pengetahuan dan kekuatan untuk Proyekmu," potong Adnan, suaranya penuh paksaan sugestif. Adnan tidak menunggu jawaban. "Sekarang!"
Adnan melepaskan energi. Black Hole di tangan kirinya melepaskan Simbol Tato Budak ke arah dada kiri pria tua itu, sementara tangan kanannya melepaskan Simbol Tato Prajurit Bayangan ke punggung pria tua itu.
Pria tua itu meraung kesakitan, terkejut oleh serangan simbolis ganda yang tak terduga. Tubuhnya yang Rank A bergetar hebat di bawah paksaan energi takdir.
Ting! Sistem Vili!
“Peringatan Ekstrem! Penanaman simbol ganda pada target Rank A berhasil! Pria tua itu kini menjadi Budak (Prioritas: Kebutuhan Tuan) dan Prajurit Bayangan (Prioritas: Keselamatan Tuan) Tuan Bintang! Target memiliki nama sandi: The Ancient.”
Adnan menarik tangannya, terengah-engah. Penanaman simbol itu telah menguras sebagian besar staminanya, tetapi berhasil.
Pria tua itu ambruk ke tanah, lalu perlahan bangkit. Matanya yang merah kini memancarkan rasa tunduk yang dalam, meskipun masih ada bayangan ambisi gelap di dalamnya.
Dia bersujud di depan Adnan, seperti Evanthe tadi. "Hamba tunduk, Tuan Bintang. Proyek Penjaga Dunia hamba kini berada di bawah kendali Tuan."
Adnan menatap Evanthe, Evanthe menatap Adnan. Mereka baru saja berhasil mengikat Rank A purba yang sangat berbahaya.
Sebelum melanjutkan, Adnan perlu memulihkan sedikit energinya dan memanfaatkan sumber kekuatan barunya dari penyerapan Naga Samudra Awal.
"Tunggu sebentar, Ancient," kata Adnan, menyembunyikan kelelahannya. "Vili, tampilkan Statusku."
Ting! Sistem Vili!
STATUS PENGGUNA SISTEM BLACK HOLE
NAMA ADNAN BINTANG PRATAMA
RAS MANUSIA
NASIB Tidak Terdefinisikan (Garis Keturunan Bintang)
KEKUATAN 47
PERTAHANAN 40
KELINCAHAN 45
KOIN SISTEM 0
KOIN KENAIKAN 0
RENGKING Petarung Rank C tahap Resolusi
Evanthe dan Ancient (pria tua itu) hanya bisa melihat Adnan berdiri diam, dikelilingi oleh aura samar. Adnan telah mengosongkan pikirannya, fokus pada pendistribusian 50 Poin Status Tersedia yang tidak ditampilkan kepada umum.
"50 Poin," gumam Adnan dalam hati. "Aku harus lebih kuat sebelum Ancient ini mencoba memberontak."
Adnan memutuskan untuk fokus pada hal yang paling penting saat ini: Kekuatan untuk menyerang, Pertahanan untuk menahan musuh Rank A, dan sebagian ke Energi untuk penggunaan Mata Kronos yang lebih lama.
Kekuatan: 47 + 15 \= 62
Pertahanan: 40 + 20 \= 60
Kelincahan: 45
Energi (internal Vili): 50 + 15 \= 65
"Vili, distribusikan 15 Poin ke Kekuatan, 20 Poin ke Pertahanan, dan 15 Poin ke Energi."
Ting! Sistem Vili!
“Poin Status berhasil didistribusikan. Petarung Rank C tahap Resolusi ditingkatkan! Peningkatan total Stat Tuan kini memicu kenaikan Level. Tuan telah mencapai Petarung Rank C tahap Eksekusi!”
STATUS PENGGUNA SISTEM BLACK HOLE
NAMA ADNAN BINTANG PRATAMA
RAS MANUSIA
NASIB Tidak Terdefinisikan (Garis Keturunan Bintang)
KEKUATAN 62
PERTAHANAN 60
KELINCAHAN 45
KOIN SISTEM 0
KOIN KENAIKAN 0
RENGKING Petarung Rank C tahap Eksekusi
Evanthe dan Ancient merasakan aura Adnan melonjak lagi. Kali ini, auranya lebih stabil dan menekan, membuat mereka sadar bahwa Adnan baru saja melampaui batas kekuatannya lagi.
Adnan menutup Status sistem. Dia kini merasa jauh lebih siap, tapi dia merasah ada yang aneh.
Vili, tampilkan Statusku."
Ting! Sistem Vili!
STATUS PENGGUNA SISTEM BLACK HOLE
NAMA ADNAN BINTANG PRATAMA
RAS MANUSIA
NASIB Tidak Terdefinisikan (Garis Keturunan Bintang)
KEKUATAN 62
PERTAHANAN 60
KELINCAHAN 45
KOIN SISTEM 0
KOIN KENAIKAN 0
RENGKING Petarung Rank C tahap Eksekusi
Vili, sebentar," bisik Adnan dalam hati. "Kenapa kolom NASIB berubah? Sebelumnya, aku ingat angkanya sembilan. Kenapa sekarang menjadi Tidak Terdefinisikan (Garis Keturunan Bintang)?"
“Tuan Bintang, itu adalah perubahan yang tak terhindarkan, dan itu adalah tanda yang bagus,” jawab Vili dengan nada yang sedikit lebih formal dan gembira. “Nasib 'Sembilan' adalah kategori takdir tertinggi yang masih dapat diukur dan diprediksi oleh dunia ini, seringkali mengarah pada kesimpulan yang tragis namun heroik.”
“Namun, saat Tuan mengaktifkan Mata Kronos dan, terutama, saat Tuan menyerap Naga Samudra Awal — yang merupakan keturunan yang terikat langsung pada Perjanjian Darah Keluarga Bintang — takdir Tuan secara harfiah meledak keluar dari semua kategori yang ada di alam semesta ini.”
“Tuan tidak lagi terikat pada alur takdir yang telah ditentukan. Tuan sekarang sepenuhnya berada di bawah Garis Keturunan Bintang yang menciptakan nasibnya sendiri. Sistem tidak dapat lagi memprediksi masa depan Tuan. Itu berarti: Adnan Bintang Pratama telah mulai menulis ulang takdir dunia ini.”
Adnan, Evanthe, dan Ancient baru saja memasuki desa yang bernama, Aethelgard yang makmur dan duduk di penginapan yang tenang. Setelah Adnan mendistribusikan Poin Statusnya, Ancient merasa ada kewajiban untuk jujur sepenuhnya kepada Tuan Bintang barunya.
"Tuan Bintang, Hamba harus jujur sepenuhnya. Hamba ingin Tuan tahu, Rank A yang Hamba miliki sekarang... itu hanya sisa dari kehancuran," ujar Ancient, suaranya dipenuhi penyesalan mendalam.
Evanthe terdiam, fokus mendengarkan.
"Hamba berasal dari era sebelum dunia ini disebut Xuán Yǒng Djet. Hamba adalah saksi mata, bahkan peserta aktif, dalam Perang Sang Esa," Ancient memulai. "Waktu itu, Hamba berdiri di pihak Sang Esa. Rank Hamba yang sebenarnya... adalah Rank EX."
Adnan dan Evanthe tersentak. Rank EX? Itu adalah puncak mutlak dari kekuatan manusia, melampaui Rank SSS.
"Hamba dikhianati, Tuan. Oleh orang-orang yang Hamba lindungi. Dan karena alasan tertentu yang tidak dapat Hamba ungkapkan sepenuhnya, Hamba terpaksa menggunakan Metode Kuno. Hamba menghancurkan kultivasi Hamba yang susah payah Hamba kembangkan dari awal hingga Rank SSS+, hanya untuk bertahan hidup dan memulai Proyek Penjaga Dunia ini."
eh btw sedikit koreksi, ada typo di awal thor 😌