NovelToon NovelToon
DUA RATU DI KAKI CEO

DUA RATU DI KAKI CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengganti / Percintaan Konglomerat / Beda Usia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:994
Nilai: 5
Nama Author: Engga Jaivan

Mengapa mereka memeluk kakiku? Pertanyaan itu menghantui Arion (25) setiap hari."
​Arion memiliki dua adik tiri yang benar-benar mematikan: Luna (20) dan Kyra (19) yang cantik, imut, dan selalu berhasil mengacaukan pikirannya. Pagi ini, adegan di depan pintu mengonfirmasi ketakutannya: mereka bukan hanya menggemaskan, tapi juga menyimpan rahasia besar. Dari bekas luka samar hingga gelang yang tak pernah dilepas, Arion tahu obsesi kedua adiknya itu bukan hanya sekadar kemanjaan. Ini adalah kisah tentang seorang kakak yang harus memilih antara menjaga jarak demi kewarasannya, atau menyelami rahasia gelap dua bidadari yang mati-matian berusaha menahannya agar tak melangkah keluar dari pintu rumah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Engga Jaivan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB XXIII: Jalan Menuju Markas

Ruang tengah, yang beberapa jam lalu menjadi arena ledakan emosi, kini berubah menjadi pusat komando yang tegang. Arion menyambungkan flash drive Bukti ke laptopnya, dikelilingi oleh Luna dan Kyra. Luna duduk di sofa, diam, memegang cincin 'L' dengan erat, menahan gejolak emosinya. Kyra berdiri di samping Arion, cincin 'K' berkilau di jarinya, memancarkan aura tekad.

"Markas Besar Ikatan Mata berada di Provinsi S," Kyra menjelaskan, suaranya tenang, fokus pada layar laptop. "Di daerah pegunungan yang terisolasi. Ibu selalu bilang, itu adalah satu-satunya tempat yang keamanannya setara dengan bunker militer."

"Dan kita harus ke sana," tegas Arion, menggerakkan mouse di antara file video dan dokumen. "Danu mengira dia tahu setiap langkah kita di Jakarta. Kita harus keluar dari jangkauan Danu."

Arion membuka file yang berisi peta. Ini bukan peta kota, melainkan denah komplek besar, berlabel 'Sanctuary'.

"Ini adalah Markas mereka," bisik Kyra, tangannya menunjuk ke denah. "Ikatan Mata menyebutnya Sanctuary (Tempat Kudus). Di sini, potensi seperti Luna dikembangkan, diikat, dan dikendalikan. Aku dan Luna lahir di sana."

Luna tersentak. Ia menatap denah itu dengan mata yang dipenuhi ingatan yang menyakitkan, tetapi ia menahan diri. Cincin 'L' di tangannya bergetar.

"Aku ingat Sanctuary," lirih Luna. "Mereka selalu bilang, kami akan kembali ke sana untuk pernikahan agung. Itu adalah takdir."

"Takdir yang akan kita hancurkan," Arion menyela cepat. "Kyra, cari jalur rahasia atau blind spot di sini. Kita tidak bisa masuk melalui pintu depan."

Kyra, si Pengawas yang baru terikat, menunjukkan keahliannya. Ia dengan cepat menavigasi file yang ditinggalkan Elara.

"Ibu meninggalkan ini," kata Kyra, membuka sebuah file gambar skematis. "Ini adalah denah lama. Ada terowongan pembuangan air di sektor barat daya. Itu adalah jalur yang jarang digunakan, menuju ke ruang bawah tanah."

"Bagus," Arion mengangguk. "Kita punya jalur masuk. Sekarang, rutenya."

Mereka harus keluar dari Jakarta tanpa terdeteksi oleh jaringan Danu. Arion, sebagai arsitek, segera memikirkan logistiknya.

"Kita tidak bisa naik mobil biasa. Kita harus seolah-olah menghilang. Kita akan meninggalkan mobil di stasiun kereta api, naik kereta ke kota yang jauh, lalu sewa kendaraan dari sana," putus Arion. "Itu akan memberi kita setidaknya dua belas jam sebelum Danu menyadari Jangkar-nya hilang."

Saat mereka sibuk menyusun rincian rencana, Luna berdiri. Ia berjalan ke Arion.

"Kak Arion," panggil Luna, suaranya lembut, tetapi penuh tuntutan. "Aku ikut."

"Tentu saja kau ikut, Luna," jawab Arion, bingung.

"Tidak," Luna menggeleng. "Aku ikut, dan aku tidak akan menjadi kelemahan. Aku akan menjadi Jangkar Emosional kita. Kyra adalah otak. Kakak adalah tubuh. Aku adalah energi. Aku akan mengendalikan diriku. Tapi sebagai gantinya..."

Luna menatap Arion, matanya kembali liar, namun dikendalikan oleh tekad barunya.

"Sebagai Jangkar-ku, Kakak harus berjanji: Hanya aku yang boleh menyentuhmu selama kita berada di luar. Jika ada wanita lain—termasuk Kyra—yang mendekatimu, Gelangku akan lepas lagi. Aku butuh kontrol mutlak atas kontakmu."

Kyra, yang mendengarkan, tersentak. Itu adalah persyaratan yang brutal.

Arion menyadari bahwa ini adalah cara Luna mengendalikan dirinya sendiri dan membalas pengkhianatan Kyra secara bersamaan. Ia tidak bisa menolak. Kekuatan Luna adalah aset, bukan kelemahan, selama ia stabil.

"Aku janji, Luna. Hanya kau yang boleh menyentuhku," Arion menyetujui, mengunci dirinya dalam janji yang baru.

Kyra menatap cincin 'K' di jarinya, emosi cemburu dan marah memuncak di matanya, tetapi ia menahannya. Ia menyadari: Arion menukar kedekatan fisik Kyra dengan stabilitas emosional Luna—sebuah keputusan yang logis dan kejam.

"Baiklah, Jangkar," kata Kyra, menanggapi Arion dengan nada penuh kebencian yang terselubung. "Aku akan mengawasi Luna. Tapi jika kau melanggar janjimu... aku akan membiarkan Ikatan Mata mengambil Luna. Dan aku akan tetap bersamamu."

Pukul 04:00 dini hari, sebelum fajar menyingsing, mereka bergerak.

Arion mematikan semua sensor rumah. Ia mengamankan Bukti dalam ransel kedap air. Mereka bertiga berjalan keluar melalui pintu belakang, menyelinap ke mobil Arion yang sudah menunggu.

Di stasiun kereta api yang sunyi, Arion meninggalkan mobilnya. Mereka bertiga naik kereta yang bergerak ke timur. Di dalam gerbong yang masih gelap, Arion melihat ke luar jendela. Jakarta menghilang di belakang mereka.

Tiba-tiba, Luna menyandarkan kepalanya di bahu Arion, memeluk lengannya erat-erat, memenuhi janji barunya.

Kyra duduk di seberang mereka, matanya terbuka lebar, tidak berkedip. Ia mengawasi setiap sentimeter kontak fisik antara Luna dan Arion, siap memicu chaos jika Janji itu dilanggar.

Arion merasakan Gelang Luna yang tadinya telah pecah, kini seolah-olah telah berpindah ke lengan Luna—dalam bentuk ikatan emosional yang jauh lebih kuat. Ia telah menjadi sandera, terperangkap di antara dua potensi berbahaya yang kini ia kendalikan.

Saat kereta berderu menembus kegelapan, Arion membuka amplop yang ditinggalkan Elara. Di dalamnya, ada alamat surel rahasia.

ELARA (Pesan Terakhir): Hubungi orang ini jika Danu berhasil mengendalikanmu. Dia adalah satu-satunya yang tersisa di Ikatan yang membencinya. Dia adalah Mata Buta kita.

Arion menyalin alamat surel itu ke ponselnya. Ia memiliki sekutu terakhir.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!