"Jadi begitu cara main dia. Baiklah, aku akan tujukkan bagaimana aku menjadi iblis betina seperti apa yang kamu katakan pada selingkuhan kamu itu!"
Mendengar kalimat yang amat menyakitkan dari ruang kantor milik suami ku itu membuatku teramat sakit hati.
Aku sengaja mengaktifkan perekam suara diruangan suami ku yang seharusnya menjadi ruangan ku itu, bukan karna tidak percaya atas kerjakerasnya. Melainkan sikapnya yang beberapa bulan ini terasa aneh dimata ku, terlebih saat laporan keuangan yang ku terima dari orang kepercayaanku yang sangat berbanding terbalik dengan apa yang di laporkan oleh suami ku sendiri.
"Aku akan menjadi iblis bagi suamiku dan juga selingkuhannya, kita lihat kehancuran wanita murahan dan lelaki penghianat itu sebentar lagi!"
Tunggu ceritanya yaaa😇🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amie.H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 22.
"tidak bunda, bukan salah bunda. Itu sudah takdir, memang ada waktu yang tepat bunda bertemu Mami pada saat Mami sakit. Jadi bunda kan jadi bunda aku, andai waktu itu Tante Regita yang dekat dengan Mami pasti Tante Regita yang akan menggantikan Mami." kata Rere pada Resti.
"Ahh,, kamu bisa aja ngomongnya, ngomong-ngomong anaknya Tante Regita ganteng ya? Wajah nya bule banget, padahal orangtuanya asli Indonesia" kata bunda dengan mata berbinar.
"iihh bunda,,, awas loh nanti Papi cemburu" kata Rere membuat bunda nya terkekeh.
"Apa nih yang cemburu?" kata Papi yang tiba-tiba masuk kedalam ruangan itu lagi.
"ini nih Pi, bunda bilang katanya anak Tante Regita ganteng Pi" kata Rere membuat bunda gelagapan, apalagi melihat tatapan mata Papi yang langsung berubah.
"Ahahaha,, cuma bercanda aja loh Pi aku sama Rere,, iya kan Ree" kata bunda tersenyum kikuk.
"hihihi tadi bunda bilang gitu kan tapi?" kata Rere yang justru membuat bunda memandang Rere dengan tatapan memohon.
" Iyaalah iyalah,, bunda ngaku bunda ngaku, tapi Rayyan emang ganteng gak sih Pi. Ya siapa tau aja anak kita ini berminat" kata bunda membuat Rere membelalakan mata dan membuka mulutnya, ia tak menyangka jika bunda nya akan mengatakan itu langsung di depan sang Papi.
"ah iyaa bener juga kamu bun, apa kamu naksir dengan Rayyan nak?" tanya Papi Chandra yang langsung di jawab gelengan kepala oleh Rere.
"oohh tentu saja tidak, jangan ngada-ngada deh Pi. Urusan sama Mas Leo aja belum selesai, udah main jodoh-jodohin orang aja" kata Rere dengan nada kesal.
"eehh siapa yang jodoh-jodohin sih, kan siapa tau aja kamu naksir Rayyan. Anak nya ganteng loh, wajah nya bule banget. Yakin kamu tidak suka?" tanya Papi memicingkan mata.
"tidak-tidak, apaan sih Papi ini. Sudah sana tidur kalian, sudah malam masih aja ngomongin orang" kata Rere yang merasa kesal, namun dengan sikapnya itu justru membuat kedua orang tua nya terkekeh.
Kedua nya pun mengikuti perkataan Rere, tapi masih dengan kekehan mereka melangkah ke tempat masing-masing.
Keesokan hari nya, bunda terus sibuk dengan ponselnya setelah Papi Chandra berangkat kekantor.
"bun,,, lagi chat sama siapa sih? Kok seru banget kayanya" kata Rere yang penasaran dengan bunda Resti.
"ini,, bunda lagi chat sama Rante Regita, dia mau kesini lagi katanya mau bawain sushi. Tapi kata bunda, masa abis melahirkan makan sushi hihihi" jawab bunda dengan kekehan.
"emang kalau orang abis melahirkan gak boleh makan sushi kah bun?" tanya Rere yang tidak mengerti.
"gimana ya,, menurut bunda sih boleh-boleh aja, tapi yang mateng ya. Bukan yang mentah, tapi sebagian orang kan suka bilang kalau tidak mentah itu bukan sushi namanya. Gitu kan?" kata bunda membuat Rere menganggukkan kepala.
"iyaa bener emang bun, kalau mateng tuh rasanya kurang sushi. Apalagi kalau ga bisa nyobain sashyimi, kurang klop gitu" kata Rere di angguki bunda.
"itu dia,, padahal walaupun salmon itu bagus, tapi lebih baik makanan kan di konsumsi matang. Apalagi ibu habis melahirkan itu kan masih rawan penyakit, kita tidak tau kedepannya gimana dan bagaimana bakteri dalam salmon itu. Iyakan?" kata bunda yang bisa masuk ke dalam nalar Rere.
"iyaa juga sih, tapi itu kan menurut bunda ya. Tapi tetep saja banyak kok ibu abis melahirkan yang langsung makan sushi bahkan sashyimi" kata Rere yang sudah meneteskan air liurnya membayangkan sushi dan sashyimi.
"kamu mau? Kalau kamu mau ya tidak apa, nanti Tante Regita biar bawakan. Bunda tidak akan melarang kamu kok" kata bunda membuat Rere langsung mengangguk antusias.
"iyaa bun, aku pengen banget. Tapi tidak usah banyak-banyak, beli kan yang boks kecil aja sudah cukup" jawab Rere dengan wajah antusias.
"oke, bunda kasih tau tante Regita buat beliin itu. Apa ada lagi?" tanya bunda.
"hehe boba dong bun, udah lama Rere tidak minum boba" kata Rere dengan tampang puppy eyes.
"oke,, bunda juga mau kalau itu, tapi kerepotan gak ya nanti Tante Regita. Apa kita pesen aja boba nya?" tanya bunda.
"iyaa bun pesen aja boba nya, kalau sushi kan emang Tante Regita yang mau bawain. Jadi kita pesen boba aja sama pemanis nya" kata Rere membuat bunda menganggukkan kepala. Bunda Resti langsung melakukan apa yang di katakan Rere, ia memesan empat boba born sugar dan juga jasuke kesukaan mereka sebagai pemanis.
"okee kita tinggal tunggu" kata bunda dengan senyum mengembang.
"iyaa bun" jawab Rere dengan senyuman.
Tiga puluh menit kemudian pesanan yang di pesan bunda Resti pun sampai, ia pun berpamitan pada Rere untuk mengambil pesanan ke lantai bawah.
"bunda mau ambil pesanan dulu ya Re ke bawah" kata bunda di angguki oleh Rere.
"iyaa bun" jawab Rere.
Bunda Resti pun melangkahkan kaki keluar dari kamar meninggalkan Rere yang tengah membuka e-maik di laptop yang ditinggalkan Papi Chandra.
Lima belas menit kemudian bunda kembali bersama dengan Tante Regita yang juga sudah datang dan masuk kedalam ruangan bersama dengan bunda.
"Assalamualaikum" salam keduanya serempak membuat Rere mengalihkan pandangan dari laptopnya.
"Waalaikumsalam, Tante sudah sampai? Kok bisa bareng sama bunda?" tanya Rere.
"iyaa tadi ketemu sama bunda kamu di bawah, gimana kamu hari ini? Apa sudah merasa baikan?" tanya Regita dengan senyum mengembang.
"Sudah dong Tante, Rere itu sebetulnya lahirannya normal tan. Tapi kata dokter harus di sini dulu karna dapat jahitan" kata Rere dengan mengerucutkan bibir.
"iyaa harus itu, biar pulih dulu. Kalau begitu paling besok juga sudah boleh pulang kok" jawab Tante Regita dengan senyum mengembang.
"iyaa Tante" jawab Rere mengembangkan senyumnya.
"oh iyaa ini sushi nya, tapi tante beli yang besar biar kita bisa makan semua" kata Tante Regita menunjukkan sushi platter ditangannya.
"yaampun Gitaaa, ini mah besar banget. Apa kita habis sushi segini?" tanya bunda membuat Tante Regita terkekeh.
"yaa kalau gak habis gampang buat di cemilin sambil nyantai, iyakan? Di sini kan ada piring, kita makan secukup nya dulu aja" kata Tante Regita membuat bunda menggelengkan kepala dengan tingkah Tante Regita.
"yaampun kamu itu ada ada aja deh" kata bunda.
"udah tidak apa sih bun, bener juga kata Tante. Kan bisa kita cemilin, lumayan kalau nanti siang bunda laper kan gak perlu beli makanan lagi hahaha" kata Rere membuat bunda memutar bola mata malas.
"nah,, benar itu" jawab Tante Regita mendukung perkataan Rere.
Bersambungg