Alana, Rekha, Chyntia, Aurora, Tiara, Salsa, Shea, 7 orang gadis cantik yang harus berhadapan dengan 7 orang kating mereka yang sangat terkenal di kampus.
Jay, Jake, Owen, Gerry, Niko, Satria, Dewa, kating yang paling terkenal di semua kalangan mahasiswa, hingga membuat mereka menjadi wajah kampus untuk mewakili kampus dalam beberapa kegiatan terpaksa berhadapan dengan 7 orang mahasiswi baru yang ternyata cukup membuat mereka kewalahan dengan segala jawabannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 22
Jake baru saja datang ke ruangan tersebut mereka dan di sana sudah berkumpul teman-temannya. Tapi, ketika dia datang Gerry langsung bangkit.
Hal itu justru mengundang reaksi Jake yang tak kalah mengundang perhatian banyak orang saat ini.
"Ger, lu mau kemana woi?" seru Jay melihat Gerry yang berlalu begitu saja setelah Jake datang.
"Apaan sih?" gumam Dewa melihat reaksi teman-temannya.
"Kalian kenapa sih? Gue perhatiin beberapa hari ini ada yang aneh sama kalian?" tanya Owen yang sudah memperhatikan Jake dan Gerry selama beberapa hari belakang.
"Tanya aja sama dia!" jawab Jake malas.
Dia langsung duduk dan membuka laptop miliknya karena memang ada pekerjaan yang harus dia kerjakan.
"Terus gimana sana cara kampus? Besok kita berangkat tau gak." jelas Dewa sebagai ketua dari organisasi kampus.
"Gue berangkat kok. Mama gue yang sporsorin sarapan pagi dari toko rotinya." jawab Jake lagi.
"Lah, bukan masalah sarapan doang anjir. Masalah Lo berdua gimana? Sebenarnya masalah apaan sih njir?" tanya Satria yang tak kalah penasaran.
Jake terdiam. Dia bingung apakah harus menceritakan tentang hal ini atau tidak. Tapi ada sesuatu dalam dirinya yang mengharuskan Jake untuk menceritakan tentang hal ini pada mereka. Barang kali mereka bisa membantunya.
Sedangkan Gerry, tanpa sengaja bertemu dengan Alana yang hendak pergi ke taman kampus pun menghampirinya.
"Alana?" panggil Gerry membuat gadis cantik itu menoleh ke arahnya.
"Ya?" jawab Alana melihat Gerry.
"Kamu mau kemana?" tanya Gerry pada Alana.
"Mau ke taman kak, nunggu kak Jake." jawabnya jujur.
Gerry terdiam ketika mendengar jawaban Alana yang mengatakan jika dia ingin pergi ke taman untuk bertemu Jake.
"Ada apa ya, kak? Apa ada perlu lagi kak?" tanya Alana.
"Oh, oke. Aku jalan dulu ya kak." pamit Alana yang berlalu meninggalkan Gerry di sana.
Sementara Gerry, dia masih berdiri di tempatnya sambil melihat tubuh Alana yang mulai menjauh darinya.
"Ya tuhan!" pekik Rekha ketika Gerry tiba-tiba berbalik padahal dia sudah tau itu. Tapi tetap saja dia merasa kaget.
"Kenapa harus bertemu kamu terus?" ucap Gerry yang membuat Rekha kesal.
"Ini kampus dan kita satu kampus. Jadi kalau ketemu aku terus ya bukan salah aku aja dong! Lagian kakak yang selalu ngejutin tau gak. Terus nanti salahin aku!" jawab Rekha pada Gerry.
"Kamu!" tunjuknya pada Rekha.
"Apa? Aku kenapa? Jangan karena kakak cowok aku terus takut sama kakak ya! Lagian kenapa harus nyalahin orang lain atas kesalahan kakak sendiri? Plis, belajar menghargai orang lain dan berhenti nyalahin orang atas kesalahan yang kakak buat sendiri!" balas Rekha tanpa rasa takut.
Barulah dia pergi meninggalkan Gerry di sana setelah berani mengatakan hal seperti itu padanya.
Gerry benar-benar merasa tertampar dengan perkataan Rekha padanya. Apalagi setelah dia melihat Alana yang bertemu dengan Jake di sana.
"Alana..." panggil Jake sambil tersenyum pada gadis itu.
"Udah lama?" tanya Jake tersenyum lembut pada gadis cantik itu.
"Baru aja kok, Kak. Ada apa ngajak ketemu di taman?" tanya Alana pada Jake.
"Hem, gimana ya aku ngomongnya. Ini soal tadi malam." ucap Jake yang membuat Alana terkejut.
"Soal apa kak?"
"Soal aku, kamu dan Gerry." jawab Jake yang membuat Alana semakin terkejut untuk itu.
"Maksudnya gimana ya, kak?" Alana tidak mengerti dari pertanyaan Jake padanya.
"Gimana kalau Gerry juga suka sama kamu sama seperti yang papi kamu bilang?" milik wajahnya sudah berubah membuat Alana semakin merasa tidak nyaman dengan semua ini.
"Maksudnya kakak gimana sih kak? memangnya kak Gerry beneran suka sama aku gitu?" bertanya dengan nada asing.
"Aku cuma mau mastiin gimana perasaan kamu ke aku. Sorry, kalau memang terlalu cepat. Tapi aku beneran suka sama kamu, Al. Kecepetan gak sih kalau aku ngajak kamu pacaran?" Alana terdiam ketika mendengar yang Jake katakan.
Apa ini artinya Jake menyatakan perasaannya?
"Al?"
"Sorry, Kak. Kasih aku waktu bisa gak? Lagian aku gak boleh pacaran sama papi." jawab Alana dengan lembut.
Alana takut jika jawabannya menyakiti hati Jake nantinya.
"It's oke. Aku paham kok. Tapi boleh kan kalau kita tetap dekat kayak kemaren?"
"Boleh, kok." jawab Alana yang membuat Jake tersenyum.
"Besok ikut acara kampus kak? aku jemput mau?"
"Boleh. Tapi jangan bawa Ferrari ya, soalnya aku-"
"Gak suka, kan? Oke besok aku bawa motor aja deh. Mau kan di bonceng naik motor? Eh tapi papi kamu gak bakalan kasih izin. Jadi besok aku jemput nain mobil aja ya. Tenang, bukan Ferrari kok." ujar Jake membuat Alana tersenyum.
Melihat Alana tersenyum membuat Jake juga ikut tersenyum. Apalagi angin yang berhembus membuat rambut Alana juga ikut berterbangan. Jake sendiri memberanikan dirinya untuk merapikan rambut Alana hingga membuat jantung keduanya berdegup kencang.
Gerry yang masih melihat itu membuat dirinya langsung pergi karena tidak bisa menahan rasa panas dalam dadanya melihat aksi Jake pada Alana.
***
np ft gk bs di bk
next my