NovelToon NovelToon
Terperangkap Di Pelukan Ketua Suku Harimau

Terperangkap Di Pelukan Ketua Suku Harimau

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Sistem / Penyeberangan Dunia Lain / Peradaban Antar Bintang / Fantasi Wanita / Transmigrasi
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: Azida21

"Sejak kamu datang... aku tidak bisa tidur tanpa mencium bau tubuhmu."

Yuna, dokter 26 tahun yang belum pernah merasakan cinta, mendadak terlempar ke dunia asing bernama Beastia—tempat makhluk setengah binatang hidup.

Di sana, ia dianggap sebagai jiwa suci karena tak bisa berubah wujud, dan dijodohkan dengan Ravahn, kepala suku harimau yang dingin dan kejam.

Misinya sederhana: temukan cinta sejati, atau terjebak selamanya.
Tapi siapa sangka... pria buas itu justru kecanduan aroma tubuhnya.

Temukan semua jawabannya hanya disini 👇

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azida21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22 : Pertengkaran Kecil di Balik Perut Kosong

"Kruuk!"

Perut Yuna tiba-tiba saja berbunyi. Ravahn yang baru saja meletakkan obor langsung menoleh ke arahnya. Yuna hanya bisa cengengesan dengan wajah malu.

"Aku lapar... hehehe," ucap Yuna pelan.

"Aku akan ambilkan makanan untukmu," jawab Ravahn singkat, tanpa banyak basa-basi.

Setelah meletakkan obor di sudut ruangan, Ravahn pergi meninggalkannya sebentar.

Kini Yuna bisa melihat isi rumah Ravahn dengan lebih jelas. Rumah itu sangat sederhana, bahkan bisa dibilang tidak menarik sama sekali. Hanya ada beberapa kursi kayu, sebuah meja di ruang tamu, satu kamar, serta dapur yang disekat oleh dinding tipis. Rumah itu kecil, karena memang hanya memiliki satu kamar.

Tidak ada perabotan mewah yang menarik perhatian. Yang bisa Yuna temukan hanyalah sebuah tikar anyaman yang terlipat di sudut pintu.

"Dia tidak punya perabotan apa pun... apa dia terlalu miskin?" gumam Yuna lirih.

"Kalau dia miskin, bagaimana dia bisa menghidupiku?" bisiknya lagi dengan wajah khawatir.

"Siapa yang bilang aku tidak mampu menghidupi mu?" tiba-tiba sebuah suara dari belakang membuat Yuna tersentak.

Dengan cepat ia menoleh, dan matanya langsung berhadapan dengan Ravahn.

"a... aku cuma asal ngomong saja kok," bela Yuna tergagap.

Ravahn menatapnya tajam. "Jangan pernah berpikir kalau aku tidak mampu menghidupi mu."

Yuna salah tingkah, wajahnya memerah. "Wajar kan kalau aku meragukan mu? Kamu bahkan tidak punya perabotan apa pun di rumah. Itu artinya kamu miskin dan belum pantas menikah," katanya blak-blakan.

Ravahn terlihat marah, tetapi ia menahan diri. "Besok kita beli perabotan yang baru,kamu bebas memilih perabotan apa pun." Suaranya tegas dan tak terbantahkan.

Yuna meliriknya sekilas, lalu mengangguk singkat. "Oke,ini kamu yang bilang ya,jangan salahkan aku kalau aku menghabiskan banyak uangmu."Yuna memperingatkan.

Ia buru-buru mengalihkan topik. "Eh iya, mana makanan untukku?"

Ravahn tidak menjawab. Ia keluar sebentar, lalu kembali masuk dengan seekor kijang di gendongannya.

"Huek!"

Yuna langsung menutup hidungnya rapat-rapat. Bau busuk dari tubuh kijang itu membuatnya mual.

"Makanlah," perintah Ravahn sambil meletakkan kijang itu tepat di hadapannya.

"Huek... bawa kijang nya pergi. Aku... huek... aku mau muntah," ujar Yuna sambil menepuk dadanya dan mundur beberapa langkah.

"Aku sudah bawakan makanan. Makanlah," Ravahn kembali menegaskan.

Yuna mengibaskan tangannya cepat-cepat. "Kamu tahu kan, aku ini bukan harimau. Aku tidak bisa makan daging mentah, apalagi yang baunya busuk begini. Huek..."

Ravahn menatapnya bingung. "Lalu kamu mau makan apa?"

"Apa saja, asalkan makanan matang," jawab Yuna, masih menutup hidungnya dengan wajah meringis.

"Aku tidak punya perabotan untuk memasak makanan matang," kata Ravahn datar, seolah hal itu wajar saja.

Yuna langsung mendelik ngeri. "Kamu bahkan tidak punya perabotan memasak? Apa kamu masih manusia?"

Beberapa detik kemudian ia menepuk jidat sendiri. "Eh, iya... kamu kan memang bukan manusia. Kamu siluman."

Tanpa ragu ia kembali menuduh. "Apa kamu terlalu miskin sampai-sampai beli perabotan memasak saja tidak mampu?"

Ravahn menatapnya dengan wajah serius. "Aku tidak bisa memasak, jadi untuk apa membeli barang yang tidak berguna?"

Yuna melongo, lalu mendekat selangkah. "Jadi kamu makan daging mentah setiap hari?"

Ravahn mengangguk mantap, seolah itu hal paling normal di dunia.

Yuna spontan mengepalkan tangan dan memukul dinding. "Tidak bisa dibiarkan!" teriaknya dramatis, lalu berbalik menatap Ravahn penuh tekad.

"Kamu akan jadi pasangan hidupku, jadi kamu tidak boleh makan daging mentah lagi!"

Ravahn mengangkat alis. "Kenapa?"

"Karena aku bisa mati kalau harus menghirup bangkai binatang itu... atau bahkan mencium aroma mulutmu setelah makan bangkai," jawab Yuna sambil memutar bola matanya, penuh drama.

Ravahn menahan senyum. "Siapa yang menyuruhmu mencium aroma mulutku?"

Yuna langsung menatapnya tajam. Ia menggenggam bahu Ravahn, seolah sedang memberi wejangan terakhir. "Aku juga tidak sudi mencium bau mulutmu, tapi masalahnya, baunya akan tetap tercium meskipun aku tidak mau!"

Ravahn tidak bisa menahan senyum lagi. Melihat wajah Yuna yang lucu membuatnya hampir tertawa.

Yuna menepuk pundaknya dengan ekspresi garang. "Pokoknya mulai besok kita akan makan makanan matang. Aku yang akan masak, dan tugasmu hanya satu: kasih aku banyak uang untuk belanja!" Ia menepuk dadanya sendiri penuh percaya diri.

"Lalu bangkai ini...," Ravahn menggantungkan kalimatnya sambil melirik ke arah kijang.

"Buang saja. Siapa juga yang mau makan daging busuk begitu," sahut Yuna sambil menepuk dadanya sendiri, masih jijik.

Ravahn hanya mengangguk pelan tanpa banyak bicara.

******

Kamar di rumah Ravahn ternyata hanya ada satu. Karena mereka belum resmi menjadi pasangan, Ravahn memilih menyerahkan kamar itu pada Yuna. Ia sendiri memutuskan tidur di luar. Baginya, itu lebih baik daripada menimbulkan kesalahpahaman atau membuat Yuna tidak nyaman.

Di dalam kamar, ada sebuah ranjang dari kayu yang cukup luas. Bagian atasnya dilapisi bulu domba gunung yang halus, dijadikan alas mirip kasur sederhana.

Yuna duduk di atasnya, lalu mengusap permukaan bulu itu dengan telapak tangannya. Ia mendesah pelan. "Hm... ternyata tempat tidurnya nyaman juga," gumamnya, sedikit terkejut karena tidak menyangka Ravahn punya selera begini.

Namun, ekspresinya berubah muram beberapa detik kemudian. "Sayangnya nggak ada bantal," tambahnya dengan nada kecewa, lalu menghela napas panjang.

Ia memutar pandangan, mengamati isi kamar. Tidak ada perabotan lain selain ranjang dan lemari kayu tua yang diletakkan di sudut ruangan. Benar-benar kosong dan terlalu sederhana untuk ukuran seseorang yang baru saja bertunangan.

"Dia ini miskin apa pelit, sih? Kamar kok sesederhana ini," komentar Yuna sinis, meski suaranya hanya terdengar pelan.

Perutnya tiba-tiba berbunyi lagi. Yuna spontan menekan perutnya sambil meringis. "Aduh... perutku lapar banget."

Ia menoleh ke pintu kamar, memastikan Ravahn tidak sedang menguping. "Nggak bisa dibiarkan. Aku harus makan sesuatu sebelum pingsan."

Wajahnya mendadak cerah, seolah mendapat ide brilian. "Hehehe... untung aku punya ruang ajaibku."

Yuna segera berdiri, lalu menepuk-nepuk tangannya dengan semangat. "NOVA!" panggilnya dengan suara pelan tapi penuh harap.

Sekejap kemudian, pintu ajaib itu muncul di hadapannya. Cahaya samar keemasan menyala dari bingkainya, membuat kamar sederhana Ravahn terlihat jauh lebih hidup.

Mata Yuna berbinar. "Asyik! Aku bisa makan enak hari ini," gumamnya penuh kegembiraan. Ia bahkan sempat menari kecil di tempat sebelum membuka pintu tersebut.

Tangannya memegang gagang pintu pelan, kemudian ia melirik sekilas ke arah luar kamar,dimana tempat Ravahn tidur. "Hm... kalau dia tahu aku punya pintu ajaib ini, kira-kira gimana reaksinya, ya? Bisa-bisa dia kepo dan nanya macam-macam."pikir Yuna

Ia menggembungkan pipinya, lalu menggeleng cepat. "Ah, biarin saja. Yang penting aku kenyang dulu. Lagian siapa juga yang tahan makan daging mentah busuk kayak dia."

Perutnya kembali berbunyi, kali ini lebih keras. "Kruuuuk..."

Yuna menunduk dengan wajah memerah. "Iya, iya, aku ngerti. Tenang, perut, aku kasih makan sekarang juga," ucapnya seperti sedang menenangkan anak kecil.

Dengan langkah mantap, ia membuka pintu ajaib itu. Aroma wangi dari makanan lezat langsung menyeruak, membuat Yuna hampir meneteskan air liur.

"Hehehe... selamat tinggal daging busuk. Selamat datang pizza, ayam goreng, dan es krim," katanya penuh semangat sambil melangkah masuk.

*

*

*

✨ Update pagi lagi nih, semoga kalian suka yaa 🤗

Jangan lupa terus dukung cerita author dengan cara tekan ❤️, tulis komentar seru 💬, dan kasih ulasan ⭐ biar author makin semangat nulisnya.

1
❤️‍🔥
kakak gak lupakan kalau kakak yang bikin karekternya🙃
Azida21: kadang suka lupa kalau aku yang ciptain karakter nya 😁😁
total 1 replies
Ceisyaa
Cerita nya bagus🔥, btw semangat nulisnya thor 😆
Azida21: Terima kasih kak🙏🥰
total 1 replies
Aryanti endah
Luar biasa
Azida21: Terimakasih kak🥰🙏
total 1 replies
❤️‍🔥
part 26 kok gk bisa di buka?
Azida21: Bisa kok kak
total 1 replies
Musdalifa Ifa
semoga nanti pasangan Yuna dan ravahn akur, tapi begini juga kesanya lucu
Azida21: Semoga aja ya🥰
total 1 replies
❤️‍🔥
jadi gk sabar liat mereka mode bucin🤭
Azida21: sabar ya kak?,author sengaja alur nya nggak di cepetin biar cerita nya lebih berkembang dan nggak terkesan terlalu buru buru🥰
total 1 replies
Muhammad Sulchan
hadirr
Azida21: waduh makasih nih🥰
total 1 replies
❤️‍🔥
maklumlah,baru pertama kali punya pasangan 🤭
Azida21: iya nih,nggak peka banget🤭
total 1 replies
Musdalifa Ifa
suka banget
Azida21: Terimakasih ya kak🥰🙏
total 3 replies
❤️‍🔥
gemes bgt🤭
Azida21: Terimakasih udah coment 🥰
total 1 replies
Musdalifa Ifa
oke sih
Musdalifa Ifa: jelas ceritanya Thor yg oke
total 2 replies
❤️‍🔥
next
Musdalifa Ifa
ah syukur lah akhirnya up juga saya kira Hiatus🤭
Azida21: iya hiatus bentar🤭,soalnya lagi banyak kerjaan nih,tapi insyaallah author akan mulai aktif nulis lagi☺️☺️
total 1 replies
❤️‍🔥
Semangat 🔥🔥🔥
Azida21: terimakasih🥰
total 1 replies
❤️‍🔥
suka banget sama ceritanya
Azida21: terimakasih🥰
total 1 replies
❤️‍🔥
Aamiin... semoga kakak cepat sembuh
❤️‍🔥
aku suka banget sama cerita kakak, semangat up-nya ya kak
Azida21: terima kasih kak🥰
total 1 replies
Musdalifa Ifa
halo author nya kemana TDK ada kabar?
Musdalifa Ifa
semoga saya dan author cepat sembuh seperti sedia kala, baru baca Krn baru bisa pegang hp kemarin itu kepala sakit penglihatan berputar jadi oleng
Musdalifa Ifa
author apakah anda baik" saja?
Musdalifa Ifa: TDK apa" Thor istirahat yg banyak dan minum obat supaya cepat sembuh🤗
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!