Alfath Khalid Abraham Al-Ghiffari .
anak sulung dari pengusaha sukses dan pemilik pesantren besar yaitu Azzura dan Gus Ilham,
Al yang tampan dengan sikap humble namun kritis menjadi pusat perhatian para gadis di kampusnya,tak jarang para gadis saling berlomba untuk mendapatkan hatinya.
Namun apa jadinya jika ia bertemu dengan sorang gadis yang begitu misterius bernama Alisya Humaira,apakah Al akan menghindarinya ? atau mendekatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R²_Chair, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ruang Rawat Alisya
Alisya sudah di pindahkan ke ruang VVIP di lantai paling atas,lantai dimana di khususkan untuk keluarga Arkana namun kali ini pihak rumah sakit di buat bingung dengan perintah dari sang pemilik rumah sakit yang mengizinkan seseorang menempati ruangan tersebut,padahal yang mereka tau jika pasien tersebut bukanlah keluarga dari Arkana.
Arkana tidak banyak bicara,dan keluarga Al pun tidak ingin bertanya lebih jauh.Zura yang awalnya akan menjadi penanggung jawab Alisya ternyata Arkana justru yang duluan bertanggung jawab.Bahkan Arkana juga menyiapkan dua anak buahnya untuk menjaga ruangan Alisya saat melihat laporan dari dokter yang menangani Alisya tadi.
Semua masih berkumpul di ruangan Alisya yang cukup luas.Alisya masih betah menutup matanya,rasa trauma yang muncul kembali membuat Alisya seolah enggan untuk membukan matanya kembali.
"Fal,tolong minta bang Rizal cari tau identitas gadis ini secara detail.Kalau bisa hari ini harus sudah ada laporannya,bilang sama bang Rizal SECEPATNYA!"
Semua mengernyit mendengar perintah Zura yang tidak biasa,namun tidak bagi Gus Ilham.Ia merangkul sang istri "Tidak usah takut,umma mu tau apa yang harus di lakukan "
Gus Ilham bisa melihat wajah bingung dan khawatir dari sang anak sulung,Al bingung melihat sang umma yang nampak khawatir dan terus memperhatikan Alisya.
"Boleh umma bertanya sesuatu pada kalian?" Tanya Zura pada Tiara dan Caca yang sejak tadi tidak jauh dari Alisya.
"Silahkah bu"
"Panggil umma,kalian temannya abang kan? Teman-teman abang yang lain juga manggil umma"
"Maaf bu_eh umma,kami adik tingkatnya Ka Al kebetulan kami juga beda prodi dengan Ka Al " Jelas Tiara merasa sungkan dengan keluarga Al yang terlihat begitu Agamis.
"Tidak apa,kalian tetap teman kampus abang berarti kalian anak umma juga "
Caca senyum merekah,ucapan Zura terasa begitu sejuk baginya karena jujur saja sang mama tidak pernah berkata lembut seperti itu.Orangtuanya bermarga batak jadi nada bicaranya selalu tinggi dan keras."Baik umma " Ucap Caca semangat.
"Apa kalian teman dekat Alisya?"
"Iya umma,kami berteman sejak pertama masuk kuliah "
Azzura mengangguk mengerti,kemudian mereka berbincang-bincang mengenai kegiatan di kampus tadi.
Tiara dan Caca langsung akrab denga Zura karena pembawaan Zura yang tenang dan hangat membuat keduanya merasa nyaman berdekatan dengan Zura.
"Umma maaf kita gak nyangka kalau keluarga ka Al begitu baik dan hangat.Ini pertama kalinya kita tau tentang keluarga ka Al.Selama ini di kampus gak ada yang tau siapa ka Al yang sebenarnya.Ka Al di kampus begitu terkenal hampir semua cewe suka muji-muji ka Al tapi sayang cuma si Alisya yang cuek.Dia mah orangnya lempeng-lempeng gak mau kalau di ajak nge shiper kaka tingkat termasuk Ka Al dan geng."
"Tapi sayangnya cewe Shiper ka Al malah benci sama Alisya dan bikin masalah mulu sama Alisya cuma karena Alisya cantik dan mulai populer ditambah sekarang Alisya juga udah akrab sama teman-teman ka Al ya makin menjadi lah kebencian dia sama Alisya,kayanya takut Ka Al kepincut sama Alisya kali secara gitu ya katanya kan Ka Al udah shiper in tuh cewe dari awal kuliah " Caca langsung menutup mulutnya saat dirinya tak bisa mengontrol ucapannya.
Al melotot tajam ke arah Caca karena berbicara seperti itu di depan kedua orangtuanya.
"Cewe..shiper ..maksudnya gimana?" Tanya Zura meminta penjelasan.
"Itu umma,anak umma kan masyaa Allah ganteng nya nah makanya banyak cewe yang ngantri deketin Al "
"Kamu gak bikin dosa tambahan kan bang?" Tanya Zura,matanya sudah melotot dirinya tidak mau sang anak sulung berbuat hal yang jelas-jelas di larang oleh agama.
"Umma sayang nya Al,umma masa gak percaya sama anaknya ini loh " Al langsung bersandar manja pada sang umma membuat Gus Ilham berdehem.
"Kamu gak malu kaya gitu sama istri abi? Gak malu di liat sama teman-teman mu ?" Suara Gus Ilham terdengar tegas namun itu memang sudah menjadi kebiasaanya dan mereka sudah memahaminya.
"Ya Ampun Gus Muhammad Ilham benar-benar cemburuan sekali sama anaknya juga" Lirih Al namun masih bisa terdengar membuat semuanya terkekeh.
"Emang udah paling bener lah abang anaknya daddy " Ujar Al yang langsung mendekati Naufal yang sedang ngobrol dengan Arkana dan Ustadz Yusuf.
"Lah kan emang dari dulu kamu anak daddy dan onty juga,umma mun kan cuma baby sitter doang " Jawab Naufal memulai perdebatan.
"Jangan mulai Fal,kita sedang di rumah sakit " Sela Gus Ilham.
"Anak sama istri abang yang duluan bang " Bela Naufal.
Ustadz Yusuf hanya bisa geleng-geleng melihat drama keluarga yang sejak dulu selalu sepeti itu.
Namun tidak bagi Arkana,Caca dan Tiara mereka begitu iri dengan kehangatan keluarga Al. Terlebih Arkana,hatinya kembali merasa sakit melihat kebahagiaan Al dan keluarganya dan jelas tidak pernah ia dapat.
Saat sedang asyik mengobrol,tiba-tiba hp para orang tua bergetar.Zura dan ketiganya langsung membuka pesan yang masuk.Keempatnya membaca dan mencerna setiap kalimat yang tersusun rapi di layar.
Keempatnya terkejut membaca laporan yang mereka dapat terlebih Zura.Matanya sudah berkaca-kaca,hatinya ikut sakit membaca setiap kejadian yang terjadi selama betahun-tahun.
Zura mematikan hp nya,ia menatap nanar gadis yang terbaring di atas ranjang.Pandanganya beralih pada Al.
"Abang !"
"Na'am umma"
"Tadi abang bilang abang akan bertanggung jawab atas perbuatan abang pada Alisya tadi ?"
Al mengangguk,ia masih menatap sang umma dengan serius.
"Bagaimana bentuk pertanggung jawaban abang untuknya ?"
"Abang akan jelaskan padanya dan abang akan siap menerima konsekuensi dari Alisya sekalipun Alisya melaporkan abang pada polisi abang tidak akan mengelak " Ucapan Al terdengar begitu tegas dan yakin.
"Abang yakin Alisya akan meminta pertanggung jawaban seperti itu?" Tanya Zura lagi.
"Iya umma,abang yakin"
Zura menatap sang suami sejenak,Gus Ilham faham tatapan tersebut kemudia ia menepuk pelan bahu sang anak.
"Abang dengarkan abi,perbuatan abang tadi jelas melanggar agama karena abang sudah menyentuh yang haram bagi abang.Walaupun itu terpaksa tapi tetap saja abang sudah bersentuhan dengan orang yang bukan mahram abang dan itu jelas dosa.Abang lakukan shalat tobat dan mintalah ampun pada Allah dan berjanjilah tidak akan mengulanginya lagi"
Al mengangguk mengerti.
Gus Ilham menjeda ucapan sebentar "Bertanggung jawablah bang,Nikahi jadi itu sekarang.Abang pasti faham maksud tanggung jawab menurut kami?"
Al diam terpaku,dirinya tidak berfikir sampai ke arah sana.
Bukan hanya Al tapi Arkana,Tiara dan Caca pun begitu terkejut dengan apa yang di ucapkan Gus ilham yang terdengar Dingin dan Tegas.
"Kamu laki-laki gentle,daddy percaya kamu bukan pengecut "
"Mau saja Gus Al,daripada di kejar-kejar sama yang ngelamar kemarin " Ustadz Yusuf ikut mengkompori Al,jujur saja dirinya juga setuju dengan keputusan Gus Ilham.
"Bang,," Zura mengusap bahu Al lembut dirinya bukan ingin memaksakan kehendak,hanya saja menurut pada terua inilah jalan yang terbaik untuk menyelamatkan keduanya. "Abang coba bayangkan misalkan tukar posisi,gimana kalau misalkan posisi Aliysa itu adalan Zulva adik abang,apa abang akan terima jika adi abang sudah bersentuhan dengan yang buka mahramnya?"
"Amit-amit ih umma ngomongnya " Marah Al,jelas dirinya tidak ingin itu terjadi pada sang adik dan jika itu terjadi pasti dirinya akan marah besar pada laki-laki itu.
"Ini kan kalau bang,misalkan! Nah abang marah kan baru dengar misalkan aja,bagaimana dengan keluarga Alisya jika sampai tau.Apalagi ini sudah di lihat banyak orang loh,gimana sama nasib kuliah Alisya kedepannya.Abang enang tinggal nunggu skripsi dan sidang,lah Alisya masih panjang sampai empat tahun buat bisa keluar dari kampus."
Al terdiam,apa yang di katakan umma nya tidak ada yang salah.Hanya saja dirinya masih belum siap jika harus menikah muda.Belum lagi bagaimana dengan Alisya,apakah dirinya akan setuju?.
...****************...