NovelToon NovelToon
Jodoh Warisan

Jodoh Warisan

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Cinta Murni / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:42k
Nilai: 5
Nama Author: Andreane

Entah kesalahan apa yang Malea lakukan, sehingga dia harus menerima konsekuensi dari ibunya. Sebuah pernikahan paksa, jodoh yang sang ayah wariskan, justru membawanya masuk dalam takdir yang belum pernah ia bayangkan.

Dia, di paksa menikah dengan seorang pengemis terminal. Tapi tak di sangka, suatu malam Malea mendapati sebuah fakta bahwa suaminya ternyata??

Tak sampai di situ, dalam pernikahannya, Malea harus menghadapi sekelumit permasalahan yang benar-benar menguras kesabaran serta emosionalnya.
Akankah dia bisa bertahan atau memilih berpisah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andreane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Draft

Karena rasa ingin tahu, aku berniat mencuri dengar obrolan mereka.

Kembali ku langkahkan kaki dengan sangat pelan, dan saat ini aku sudah bersembunyi di balik tembok yang tak jauh dari dua orang itu.

Aku penasaran, kenapa Belinda dan Arga terlihat seperti sudah saling kenal.

Ku pertajam pendengaranku sambil sesekali menahan napas. Mulai menguping apa yang mereka katakan.

"Sejak hari di mana kamu memilih pergi dariku, aku sudah menganggap kalau aku tidak pernah mengenalmu" Itu kata Arga, yang membuatku seketika tercengang.

"Memilih pergi?? B-Belinda meninggalkan Arga?" Gumamku nyaris tanpa suara. Syok, sangat syok.

"Aku sudah menikah, begitupun denganmu, mari kita bersikap seperti orang yang baru saling kenal"

Belinda tampak menyunggingkan senyum setelah mendengar ucapan Arga, sedetik kemudian dia bersuara.

"Bagaimana bisa kamu melupakan kenangan manis kita secepat itu, Arga. Kita bersama selama tiga tahun lebih, dan kamu tahu sendiri hingga detik ini, aku masih sangat mencintaimu."

"Apa?" Spontan aku membekap mulutku sendiri.

Sungguh aku tak percaya dengan apa yang aku dengar barusan.

Belinda mencintai Arga? Aku membatin dengan pikiran mulai kalut.

Apakah itu artinya Arga adalah mantan pacar Belinda yang ia tinggalkan karena bangkrut dan jatuh miskin?

What??

Aku benar-benar terhenyak. Logikaku sama sekali tak ingin mempercayainya, tapi itulah faktanya.

Ku telan ludahku sendiri sambil berusaha menenangkan hati serta pikiranku yang entah kenapa sudah hancur berantakan, lalu kembali fokus pada Arga dan Belinda.

Ku lihat kini giliran Arga yang tersenyum miring. "Aku sudah miskin, Abel. Aku tak punya apa-apa sekarang, dan kamu sudah tidak ada artinya lagi bagiku"

"Kamu bohong!" Sergah Belinda cepat, seraya menoleh ke samping kiri untuk memindai wajah Arga. "Kamu juga masih sangat mencintaiku, bukan?"

Tak langsung menjawab, Arga membalas tatapan Belinda.

Tatapan sarat akan cinta yang begitu dalam, tatapan lembut yang tak pernah ia tujukan padaku. Dan di dalam sana, aku tak tahu kenapa hatiku seperti tercubit. Rasa sesak seakan menjeratku dengan sangat kuat.

Sungguh aku tak suka dengan tatapan itu, aku benci tatapan itu.

Melihat Arga memandang Belinda dengan sorot cinta, hatiku seperti terhimpit, hingga untuk menghirup udara saja rasanya tak sanggup. Susah sekali.

Ada apa denganku? Kenapa sesakit ini?

Ku pegangi dadaku dengan agak sedikit meremas bajuku. Ada gelegak rasa yang semakin kesini semakin terasa menyesakkan.

Tidak! Aku tidak mau dengar pembicaraan mereka lagi, hatiku semakin tercabik-cabik apalagi kala melihat Arga masih menatap penuh lekat wajah Belinda.

Melihat bagaimana Arga menatap Belinda, aku sangat yakin bahwa Arga juga masih sangat mencintainya.

Dari pada aku pingsan di sini karena menahan gejolak rasa yang terus merongrong, aku memilih pergi.

Aku tak mau mendengar jawaban Arga, aku tak mau dengar Arga mengatakan kalau dia juga masih mencintai Belinda.

Sungguh aku tak sekuat itu, jantungku bergetar hebat, dan kakiku lemas seperti tak bertulang.

Aku berbalik, berjalan dengan tertatih dan kembali ke meja kosong tempat sebelumnya aku duduk.

Suasana pesta yang ramai riuh dan berisik, seakan menambah rasa sesak di dada.

Duduk di sebuah kursi, aku berusaha membuat diriku tenang, tapi tak bisa.

Tatapan Arga itu terus saja berkelebat bebas di atas kepalaku.

Kenapa sesakit ini mengingat tatapan itu? Ada apa denganku? Aku cemburu?

Iya, aku cemburu, aku istrinya, meski belum mencintainya, tetap saja aku tidak suka jika suamiku menatap dalam-dalam wanita lain.

Ku hirup udara sebanyak mungkin, lalu mengeluarkannya pelan-pelan.

Ibu!!! Sakit bu!!

Tanpa sadar air mataku menetes, aku mulai menangis sesenggukan.

Berulang kali aku menarik napas panjang, berharap sesak di dada akan berkurang, akan tetapi tidak! Perih justru kian aku rasakan, dan aku ingin sekali berteriak.

Tidak bisa, suaraku seperti tertahan di kerongkongan.

"For you!" Seorang pelayan tiba-tiba menaruh gelas berisi cairan gelap ke atas meja.

Aku tak merespon dan pria itu langsung pergi begitu saja.

Ku tatap gelas itu, lalu ku raih.

"Ini pasti wine" Aku bergumam kecil. "Orang bilang jika minum ini semua masalah akan hilang, termasuk juga rasa sakit di hati"

Tanpa pikir panjang aku pun meminumnya dengan mata terpejam. Rasanya pahit, sedikit manis berasa mint.

Aku bergidik saat minuman ini melewati tenggorokanku.

Tak ada efek apapun setelah ku teguh habis isi gelasnya.

Lantas ku angkat kepala untuk mencari keberadaan pelayan tadi.

Ketika aku mendapatinya, aku melambaikan tangan, dan pelayan langsung meresponku yang tak lama kemudian menghampiri mejaku.

"Beri aku beberapa gelas, letakan di meja" Kataku dengan ekspresi datar.

Bukannya menuruti perintahku, dia malah meletakkan nampan yang ia bawa di hadapanku.

Nampan bulat berisi sekitar tujuh gelas yang di tata melingkar.

"Selamat menikmati" Ucapnya menggunakan bahasa inggris.

Keningku mengernyit lalu berkata. "Okay, terimakasih"

Sesaat setelah pelayan pria itu pergi, aku meraih gelas cantik di depanku, dan satu persatu ku minum habis isinya.

"Ah...benar sekali kata mereka, apa yang aku rasakan seketika menghilang tanpa meninggalkan jejak. Aku bahkan seperti terbang melayang di atas awan"

Ternyata setelah meminum tujuh gelas. Meski kepalaku sudah terasa pening. Tapi kesadaran masih bisa aku kendalikan.

Aku tertawa, berjalan agak sedikit limbung mencari meja panjang berisi gelas wine yang berjejer rapi.

"Itu dia" Girangku ketika menemukannya.

Sesampainya di meja itu, ku raih satu gelas dan meminumnya hingga tandas.

Tahu-tahu Belinda duduk di sebelahku dan berucap.

"Malea, kamu mabuk?"

"Belinda!" Ucapku memindai wajah Belinda. "Mari mari kita minum sama-sama"

"Tidak Lea" Tolaknya.

"Kalau nggak mau ya sudah, aku minum sendiri saja"

"Ada apa denganmu Malea? Nggak biasanya kamu minum banyak begini?"

"Seperti yang kamu bilang supaya aku bisa bersenang-senang selagi di sini. Tenang! Aku baik-baik saja" Ujarku lalu kembali meneguk wine.

"Bagaimana bisa kamu baik-baik saja, kamu mabuk Lea"

"Tidak, orang mabuk itu nggak sadar, dan aku masih sadar"

"Okay, kamu butuh teman? Aku akan panggil salah satu temanku untuk menemanimu minum"

"Tidak usah Belinda. Aku bisa minum sendiri kalau kamu tidak bisa menemaniku"

"Maaf Malea, bukannya aku tidak mau menemanimu. Aku harus menyambut tamu-tamuku, rasanya tidak elok jika aku minum, iya kan?"

"Iya, kamu benar. Pergilah dan dampingi suamimu"

"Baik, aku panggilkan sepupu Wilson untuk menemanimu, okay. Dia pria yang baik"

"Tidak usah!! Terimakasih"

"Kamu yakin?"

""Iya, Aku sangat yakin"

Belinda mengusap punggungku lembut. "Aku akan tetap panggil sepupu Wilson untuk menemanimu minum.. Aku tinggal dulu ya!"

"Hmm.." Balasku seraya meneguk wine.

Belinda pergi...

Ku pikir dia akan menceritakan tentang pembicaraannya dengan Arga, ku kira dia akan jujur bahwa Arga adalah pria yang sudah ia tinggalkan karena jatuh miskin.

"Ckckck... Dia merahasiakannya"

"Apa Arga juga akan merahasiakan bahwa dia pernah menjalin hubungan dengan Belinda dariku?"

"Terserah, dari pada aku pusing memikirkan dua manusia itu, lebih baik aku bersenang-senang"

Entah sudah gelas keberapa, tapi yang jelas, mataku sudah agak menyipit, dan kesadaranku mulai tidak bisa aku kuasai.

Aku tak peduli, meski ini tak enak, namun bisa membuatku happy, terutama bisa membuatku melupakan rasa sakit ku.

Kembali aku mengambil gelas dan langsung menempelkannya ke mulutku.

"Ahh .. Segar!! Semakin lama semakin enak"

1
Dian Amalia
Di tinggu lsnjutannya thor...yg byk ya, semangat 💪
Azura Manies
lanjut thor semangat...../Heart//Heart//Heart//Heart/
Miko Celsy exs mika saja
semoga setlh ini lbh bajagia,plng belinda yg kebakaran jenggot
sryharty
akhirnya...
noh Lea suamimu malah bahagia tiada Tara
Nething Mulu seh kamu
tiara
akhirnya ketahuan kanu hanil Lea,yang kamu takutkan salah kan Arga sangat bahagia ternyata dengan kehamilanmu.lanjuuut thor
Citra Silvia: lanjut kk
total 1 replies
Aliya Awina
akhirnya ketahuan juga klau hamil, di tunggu up berikutnya Thor semangat....💪🏻
Susilawati
lanjut Thor
indriyanii
terimakasih up nya kaka..semangat terus
Yunita Dwi Lestari
/Heart//Heart//Heart//Heart/
semangat kak author
di tunggu up nya lg
Quinza Azalea
terimakasih thor udah up, selalu di tunggu upnya
Quinza Azalea
blum up thor
Dian Amalia
Crazy up dong thor...kurang banget kalau cuma 1 bab
Miko Celsy exs mika saja
mbak anne ngantung,kan pengin tau reaksi arga
Citra Silvia
lanjut
tiara
nah ya kamu ketahuan Lea ga bisa ngelak lagi. sama Arga
sryharty
pasti kemrin Arga udah liat hasil tespek yang malea umpetin
Quinza Azalea
masih kurang thor satu bab lgi dog thor
Quinza Azalea
kmna thor kok blum up lgi
Indriani Kartini
kenapa kamu ragu lea klau itu bukan ank Arga dan tkut Arga tidak mengakuinya, klau kmu melakukannya cmn dengan Arga, ke apa meaki tkut
tiara
Mana Ibumu tau kalau kamu lagi berpelukan sama Arga hahaha kasian tuh sibumil yang masih mau dipeluk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!