Cerita di dalam novel ini, menceritakan tentang lanjutan dari "Cinta Di Dalam Perjodohan 2". Cerita tentang kisah cinta Reza dan Melda, juga tentang kebahagian keluarga Permana, dengan hadirnya buah hati Faris dan Aleta yang sudah di nanti-nantikan. Kebahagian keluarga Permana bertambah sempurna, dengan hadirnya malaikat kecil keturunan Faris.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riska, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22. Kejadian Tak Terduga.
Setelah pesawat yang di naiki Faris dan beberapa anggota keluarganya terbang meninggalkan Jakarta menuju Bali, Aleta dan Melda pun langsung memilih untuk pulang di antar sama supir pribadi Papa Fahri, yang tadi mengemudikan mobil ke bandara.
Dalam perjalanan pulang, Melda kembali teringat dengan Reza di saat mobil mereka berhenti tepat di lampu merah. Di lampu merah itulah Melda dan Reza pernah menyeberanginya, waktu mereka berdua keluar menikmati malam Minggu. Di malam Minggu terakhir itu, Reza dan Melda begitu bahagia, karena mereka belum mengetahui tentang perjodohan yang sekarang telah membuat mereka terpaksa harus berpisah.
Di saat Melda sedang memandang ke arah luar melewati kaca mobil yang tertutup rapat, dengan tatapan yang begitu sendu memikirkan laki-laki yang masih sangat dia cintai itu, tiba-tiba dia langsung terkejut di saat melihat seseorang pria yang sangat dia kenali, sedang bermesraan bersama seorang wanita seksi di dalam mobil yang berada tepat di samping mobil mereka.
Melda begitu kaget dengan apa yang sedang dia lihat. Dia tidak menyangka kalau laki-laki yang selalu bersikap baik dan terhormat ternyata seorang ********. Tapi di balik keterkejutannya, Melda pun merasa bersyukur karena Tuhan telah menunjukan kepadanya, siapa sebenarnya laki-laki yang akan menjadi suaminya itu sebelum semuanya terlambat.
Farel yang sedang bermesraan bersama seorang wanita seksi di dalam mobil itu, tidak menyadari kalau Melda sedang melihatnya dari jarak yang begitu dekat. Kaca mobil yang tertutup rapat membuat Melda bisa melihat calon suaminya dengan wanita itu dengan begitu jelas, karena kaca mobil Farel terbuka dan mereka pun tidak malu berciuman di depan umum seperti itu.
Melihat ekspresi Melda yang aneh, membuat Aleta yang tidak sengaja melihatnya, seketika merasa penasaran dan memilih untuk segera bertanya.
"Ada apa Mel?" Tanya Aleta sambil meraih pundak Melda yang membuat Melda begitu terkejut.
"Kamu kenapa kaget seperti itu?" Tanya Aleta lagi dengan tampang semakin penasaran.
Belum sempat Melda menjawab pertanyaan Aleta, mobil mereka tiba-tiba langsung melaju. Dan Aleta yang merasa sedikit khawatir dengan kecepatan mobil mereka, langsung memalingkan wajahnya menuju Pak supir yang sedang mengemudi sambil berkata.
"Pak,, kurangi kecepatannya!" Aleta bersuara dengan tampang yang terlihat khawatir.
"Baik Non!" Jawab Pak supir itu sambil memalingkan wajahnya menatap Aleta sebentar. Tapi apa yang di lakukan Pak supir itu ternyata kesalahan yang begitu fatal.
Di saat Pak supir itu menghadap kembali ke depan, tanpa di duga ada sebuah mobil yang sangat di kenali Melda lari dengan kecepatan tinggi dari arah depan, hampir menyenggol mobil mereka yang membuat Pak supir itu langsung kehilangan kendali.
Tanpa di sengaja mobil mereka menabrak trotoar dengan begitu kencang dan terbalik di samping jalan. Melihat kecelakaan itu, beberapa pengendara yang sedang melintasi jalan dengan segera langsung berhenti, dan buru-buru melihat keadaan Melda, Aleta, juga Pak supir yang sudah tidak sadarkan diri, dengan darah bercucuran dari beberapa bagian tubuh mereka terutama Aleta.
Benturan yang begitu kuat, membuat supir pribadi yang sudah bekerja selama puluhan tahun dengan Papa Fahri itu langsung kehilangan nyawanya di tempat itu. Sedangkan Melda dan Aleta masih bernafas walaupun keadaan mereka terlihat begitu sangat parah.
Betapa tragisnya kejadian yang menimpa kedua wanita cantik itu juga supir pribadi mereka. Dengan berbondong-bondong para pengendara yang berbaik hati dengan segera langsung melarikan mereka bertiga ke rumah sakit terdekat. Darah yang keluar dari bagian bawah Aleta sangat banyak yang membuat orang-orang yang menolong mereka itu, jadi mengkhawatirkan keadaannya.
Sedangkan Melda yang wajahnya sudah di penuhi darah akibat benturan keras ke arah kaca mobil, juga sudah tidak sadarkan diri. Untung saja di dalam tas mereka berdua ada identitas mereka beserta nomor telepon rumah, yang membuat orang-orang yang menolong mereka itu langsung menghubungi kediaman keluarga Permana.
Mendengar kecelakaan itu, pembantu yang menerima telepon dari seorang laki-laki yang ikut melarikan Aleta, Melda juga jenazah supir mereka ke RS, langsung meminta tolong kepada orang-orang itu untuk melarikan mereka ke RS milik keluarga Permana, karena letaknya memang sangat dekat dengan tempat kejadian kecelakaan.
Setelah itu pembantu itu memilih untuk segera menghubungi nomor Faris, untuk memberitahukan kecelakaan istrinya namun tidak ada jawaban sama sekali, begitupun dengan nomor Papa Fahri dan Mama Alira. Karena tidak ada jawaban, akhirnya pembantu rumah mereka itu memilih untuk mengirim pesan singkat menggunakan ponselnya. Kemudian tanpa menunggu lama, tiga orang dari rumah keluarga Permana langsung bergegas menuju RS milik keluarga Permana.
Ternyata Faris, Mama Alira, juga Papa Fahri baru saja tiba di bandara. Dan mereka yang lagi sibuk keluar dari pesawat, tidak menyadari panggilan masuk ke ponsel mereka, yang mereka taruh di dalam tas masing-masing.