NovelToon NovelToon
Tetanggaku Malaikatku

Tetanggaku Malaikatku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa
Popularitas:8.7k
Nilai: 5
Nama Author: Proposal

Kevin cuma anak SMA biasa nggak hits, nggak viral, hidup ya gitu-gitu aja. Sampai satu fakta random bikin dia kaget setengah mati. Cindy cewek sejuta fans yang dielu-elukan satu sekolah... ternyata tetangga sebelah kamarnya. Lah, seriusan?

Cindy, cewek berkulit cerah, bermata karamel, berparas cantik dengan senyum semanis buah mangga, bukan heran sekali liat bisa bikin kebawa mimpi!

Dan Kevin, cowo sederhana, dengan muka pas-pasan yang justru dipandang oleh sang malaikat?!

Gimana kisah duo bucin yang dipenuhi momen manis dan asem ini selanjutnya!? daripada penasaran, mending langsung gaskan!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Proposal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bubur Malaikat

"Pokoknya istirahat yang cukup hari ini dan perbanyak minum air putih. Gunakan ini untuk mengelap keringatmu. Aku sudah menyiapkan baskom berisi air, rendam handuknya lalu peras sampai tidak terlalu basah sebelum dipakai." Cindy mengatur perlengkapan di meja samping tempat tidur dengan cermat.

Usai makan malam, Cindy langsung menyiapkan berbagai keperluan mulai dari minuman isotonik kemasan, baskom berisi air hangat, handuk bersih, hingga kain kompres cadangan yang ditata rapi di samping ranjang. Persiapan yang sangat lengkap untuk sekadar merawat tetangga yang kebetulan sakit.

Sebenarnya ini agak berlebihan. Bagaimanapun tidak seharusnya dia berlama-lama di apartemen seorang pria, apalagi yang baru dikenalnya. Kevin sendiri merasa tidak nyaman dengan situasi ini, tapi melihat keseriusan Cindy, dia memilih untuk tidak menolak bantuannya.

Berbaring lemah, Kevin memperhatikan Cindy yang masih asyik memeriksa barang-barang sekali lagi seolah takut ada yang terlewat.

Dalam hati Kevin bergumam, "Dia bilang ini hanya bentuk tanggung jawab, tapi kok persiapannya sangat detail ya?"

Memang sikap Cindy sering terkesan kaku dan keras, tapi dalam tindakan nyata dia sangat teliti dan penuh perhatian. Kevin tidak bisa menahan senyum kecutnya saat menyadari sifat asli Cindy ini.

"Baiklah, setelah ini kita kembali ke hubungan tetangga biasa saja. Terima kasih sudah menolongku," bisiknya pelan.

Tidak mungkin hubungan mereka akan lebih dari ini. Lagipula Cindy hanya membantu karena keadaan darurat.

Tapi karena ini mungkin kesempatan terakhir mereka berbicara seperti ini, Kevin memutuskan untuk menanyakan sesuatu yang mengganjal di pikirannya.

Obat yang diminumnya mulai bekerja. Kepalanya masih terasa berat, tapi demamnya sudah sedikit mereda. Pikirannya yang tadi berkabut kini menjadi lebih jernih.

"Eh, boleh tanya sesuatu?" suaranya parau.

"Apa?" Cindy yang sedang melipat handuk menoleh.

"Kemarin... kenapa kamu duduk di ayunan saat hujan deras begitu? Apa ada masalah dengan pacarmu?"

Pertanyaan itu meluncur begitu saja. Sejak kejadian kemarin, Kevin penasaran apa yang membuat gadis secantik Cindy duduk sendirian di tengah hujan dengan wajah seperti anak kecil yang tersesat?

Saat itu, Kevin sampai kasihan melihatnya dan memutuskan untuk meminjamkan payung. Tapi sampai sekarang dia tidak mengerti alasan di balik ekspresi sedih Cindy waktu itu.

Dugaannya mungkin ada masalah asmara, tapi begitu pertanyaannya meluncur, Cindy malah menatapnya dengan mata terbelalak, seperti dikejutkan oleh pertanyaan tak terduga.

"Maaf, tapi aku tidak punya pacar. Dan tidak berencana untuk punya pacar juga," jawabnya datar.

"Hah? Kok bisa?" Kevin spontan menyeringai.

"Memangnya kenapa harus punya?" Cindy balas menyipitkan matanya.

"Ya... kamu kan populer. Aku kira paling tidak ada satu dua cowok yang ngejar."

Dari cara bicaranya, Kevin mengira Cindy adalah tipe cewek tegas tapi disukai banyak orang. Tapi ternyata persepsi orang lain tentangnya berbeda jauh.

Di mata banyak orang, Cindy adalah bidadari dengan aura polos, ramah, rendah hati, dan punya wajah yang bikin orang langsung tertarik. Dia juara kelas, jago olahraga, dan seperti yang baru Kevin alami, jago memasak pula. Pasti banyak yang menaruh hati.

Kevin sendiri pernah melihat beberapa cowok mendekatinya dengan berbagai cara. Jadi mustahil baginya membayangkan Cindy tidak punya pacar sama sekali.

Ucapan "satu dua paling tidak" itu ternyata menjadi bumerang. Wajah Cindy tiba-tiba berubah dingin, lalu berkerut masam.

"Sama sekali tidak. Aku bukan tipe yang bisa pacaran berganti-ganti seperti koleksi. Sama sekali tidak," sanggahnya dengan suara tiba-tiba menjadi dingin.

Kevin langsung menyesal. Salah omong.

Dia tiba-tiba merinding, entah karena demam atau aura dingin yang tiba-tiba memancar dari Cindy. Ruangan yang tadinya hangat tiba-tiba terasa seperti diselimuti udara dingin.

"Maaf, bukan itu maksudku. Aku minta maaf," buru-buru dia mengibarkan bendera putih.

"Tidak, mungkin aku yang berlebihan," Cindy menghela napas panjang sebelum menunduk. Suasana pun kembali normal seketika.

Padahal yang terjadi jelas bukan sekadar "berlebihan". Tapi Kevin tidak berani menanggapi lebih jauh.

"Lagipula, bukan itu masalahnya. Aku hanya butuh waktu untuk menenangkan pikiran. Malah membuatmu masuk angin. Maaf sekali," Cindy melanjutkan dengan nada lebih tenang.

"Tidak apa-apa. Aku yang ikut campur. Jangan merasa bersalah. Lagipula, ini saat yang tepat untuk kita berhenti ikut campur urusan masing-masing, Cindy," balas Kevin sambil tersenyum getir.

Ternyata benar dugaannya Cindy membantunya hanya karena rasa bersalah. Mendengar kata-katanya, Cindy berkedip, lalu menatap Kevin dengan ekspresi tidak percaya.

Apakah dia tersinggung karena Kevin bilang mereka harus berhenti berinteraksi?

"Kita memang tidak punya kesamaan. Kamu kan bidadari, cewek jenius nan cantik yang jadi bintang sekolah. Aku tidak ingin terbawa suasana. Apa kamu kira aku akan minta balasan karena kamu berutang budi?"

Cindy mengalihkan pandangannya dengan canggung. "Kurasa begitu," gumamnya pelan.

Kevin hanya bisa tersenyum masam.

Tapi mungkin Cindy punya alasan untuk bersikap seperti itu. Bisa jadi sudah sering ada cowok yang "menjual" bantuannya demi bisa dekat dengannya.

Membantu cewek cantik lalu memanfaatkannya untuk mendekati memang taktik yang sering dipakai banyak orang.

Tapi bagi Cindy yang pasti sudah sering mengalami hal serupa, wajar kalau dia langsung bersikap defensif. Kevin jadi paham kenapa di hari hujan itu Cindy tampak begitu waspada.

"Iya, memang merepotkan ya kalau harus berurusan dengan cowok yang tidak kamu sukai," komentarnya sambil menghela napas.

"Aku rasa begitu," jawab Cindy tanpa berpikir panjang.

"Tentu saja?" Kevin terkejut dengan pengakuan langsung itu.

Cindy yang terkenal sebagai malaikat sempurna ternyata punya preferensi dan masalah pribadi juga. Hal kecil ini membuatnya terasa lebih manusiawi di mata Kevin.

Sepertinya Cindy sadar dirinya keceplosan, karena tiba-tiba dia melotot ke arah Kevin yang memancingnya bicara, dengan pipi sedikit memerah.

Ini bukti paling jelas bahwa di balik image "malaikat" nya, Cindy tetaplah manusia biasa.

"Tapi tidak apa-apa sih. Aku malah lega melihat Malaikat juga punya masalah seperti manusia biasa," goda Kevin.

"Jangan panggil aku begitu!" Cindy langsung cemberut, wajahnya semakin memerah.

Kevin tertawa melihat reaksinya yang lucu.

"Ya sudah, ini bukan hal penting kok. Aku tidak ada niat mengganggumu juga," ujarnya santai.

Cindy kembali terkejut, lalu tersenyum kecut.

Berbaring sendirian di kamarnya, Kevin teringat ekspresi Cindy yang tadi membungkuk hormat sebelum pulang.

Obatnya memang manjur, tapi badannya masih lemas. Begitu rileks, kantuk langsung menyerang.

Dia memejamkan mata, membiarkan ingatan tentang hari ini mengalir.

"Kalau aku cerita ke orang kalau dirawat sama malaikat yang sedikit judes, pasti tidak ada yang percaya," pikirnya sambil tersenyum.

Tapi kejadian hari ini akan tetap menjadi rahasia antara dia dan Cindy.

"Rahasia, ya..." Hatinya berdesir aneh memikirkan kata itu, meski dia sadar tidak akan ada gunanya bercerita ke orang lain.

Besok, dan seterusnya, mereka akan kembali menjadi dua orang asing yang kebetulan tinggal di apartemen sama.

Dengan pikiran itu, Kevin akhirnya menyerah pada kantuknya. Kesadarannya perlahan memudar, membawanya ke alam mimpi.

1
CALESSYAA
Ditunggu updatenya thorr!!
CALESSYAA
Pertama kalinya!?/Hey/
Azαzel
Ceritanya menggambarkan perubahan positif pada Kevin berkat pola makan teratur yg disediakan Cindy, meskipun Kevin enggan mengakuinya. Aww mereka berdua lucu banget thorr><
Mas Finn
uishh
Mas Finn
waduh mas kepin ngegas
MONALISA
terkejoet akunih bang!😙
MONALISA
memang harus sadar diri.. gaboleh ngerepotin orang terus
MONALISA
siap2 aja renda ketemu bidadari/Scream/
MONALISA
co cweett banget
Mas Finn
Cindy si wanita mahal ni ceritanya
Mas Finn
yapasti ada udang dibalik batu yagesya😝
Mas Finn
Siap bukkk/Bye-Bye/
Mas Finn
Terpanah nih mas kepin kitaa akwkw/Scream/
Cuaksss
Go kevinn!! tenangin malaikat kita/Panic/
Cuaksss
aihh bisa ae cindyy😘
Cuaksss
sedihnyoo, Semangat buat para cowo yg ketolak🫡
Cuaksss
modus😒
Cuaksss
Bukain dong kevvv
Cuaksss
GENDONG! GENDONG!!/Applaud//Curse/
Cuaksss
ringan apa rigan tuh/Frown/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!