Mafia adalah dunia nya, separuh hidupnya ia habiskan dalam kegelapan dan separuh lainnya dalam bayang-bayang kematian yang selalu mengintai nya. Hingga seorang wanita cantik yang membawa cahaya muncul dan mengubah arah hidup nya, membuatnya mempertanyakan hal-hal apa yang berharga dalam hidupnya.
Mampukah dia mengubah dirinya sendiri, ataukah bayang-bayang masa lalunya akan terus menghantuinya dan membuat wanita cantik itu memilih untuk menjauh darinya?
~ Klan Keluarga Morrigan S2~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 18
"Apa kau akan tetap berdiam diri disitu ? Apa kau tidak ingin memeriksa pasien mu ini yang baru saja sadar setelah menjalani operasi ? Apa kau juga tidak ingin mengucapkan terimakasih pada pasien mu ini karena sudah menolong mu dari terkaman singa?". Ucap Rakhes terus mencecar Jelita yang tengah berdiri mematung seraya menatap nya.
Jelita yang mendengar rentetan pertanyaan itu hanya bisa menggigit bibir bawahnya seraya mengepalkan kedua tangannya yang disamping tubuhnya. Kemudian, ia menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan, ia lalu mencoba melangkahkan kakinya mendekati Rakhes yang masih menyandarkan punggung lebarnya pada headboard ranjang.
Jujur saja, ia masih merasakan gugup dengan apa yang terjadi antara dia dan Rakhes tadi. Jelita jatuh menimpa tubuh Rakhes, bukan hanya sekali tapi dua kali. Dan, itu terasa sangat intim sekali bagi Jelita. Apalagi dia seorang wanita yang belum pernah disentuh sedikitpun oleh pria manapun. Dia masih tersegel sampai saat ini, dan Rakhes adalah pria pertama yang berani berbuat seperti itu pada nya.
Tapi, juga jangan salahkan Jelita. Salahkan saja Rakhes, kalau saja pria itu tidak menarik tangannya dia juga tidak akan terjatuh menimpa tubuhnya.
"T-terimakasih tuan.." ucap Jelita terbata-bata gugup
"Hanya itu ?", ujar Rakhes seraya menaikkan sebelah alisnya. Tapi, didalam hatinya ia tersenyum saat melihat Jelita yang salah tingkah seperti itu, terlihat sangat menggemaskan dimatanya.
"S-saya akan memeriksa anda, saya ambil tas medis saya dulu". Jelita berbalik badan dan bergegas melangkahkan kakinya keluar dari ruang rawat tersebut.
Namun, baru saja Jelita hendak meraih handle pintu nya. Pintu itu sudah lebih dulu didorong dari luar, sontak saja Jelita memundurkan langkah kakinya. Dan, sesaat setelah pintu itu terbuka terlihat seorang gadis kecil berlari masuk sambil menyerukan nama Rakhes.
"Uncle Akess.. " seru gadis itu seraya merentangkan kedua tangan nya
Dan, dibelakang nya disusul seorang pria yang wajahnya hampir mirip dengan Rakhes sedang menggandeng seorang wanita cantik berperut buncit. Jelita yang melihat itu langsung mengalihkan pandangannya menatap kedua nya bergantian. Mereka berdua adalah Rayner dan Agatha.
Agatha menghentikan langkah kakinya menoleh menatap Jelita dengan kening yang mengernyit.
"Tunggu, wajah mu seperti tidak asing bagiku". Ucap Agatha
"Iya sayang, kamu pernah melihat nya. Dia wanita yang pernah menjadi tawanan Rakhes dimansion nya, apa sayang ingat ?". Ujar Rayner
Agatha terdiam mencoba mengingat-ingat nya. "Oh ya, sekarang aku ingat. Kamu Jelita kan ?".
Jelita mengulas senyum tipis seraya menganggukkan kepalanya pelan. "Benar nyonya saya Jelita".
Sontak saja Agatha langsung melepas rangkulan tangannya pada lengan Rayner, ia lalu mendekati Jelita dan memeluknya layaknya saudara.
"Bagaimana kabar mu ? Kemana saja kamu selama ini ?", ujar Agatha bertanya. Jujur saja, sejak pertama kali ia melihat Jelita menjadi tawanan Rakhes, Agatha merasa iba dan kasihan namun ia juga tidak bisa berbuat apa-apa. Ia sudah menganggap Jelita seperti saudara perempuannya. Karena, menurut Agatha, Jelita ini adalah sosok wanita yang baik hati dan penuh kasih sayang juga penyabar. Bisa, ia lihat saat wanita itu membantu Niki merawat serta menangani nya saat kelahiran si kembar empat.
"Saya baik nyonya". Jawab Jelita sopan. Ia merasa segan pada istri Rayner itu.
Agatha mengurai pelukan itu lalu mengusap lembut lengan Jelita. "Syukurlah jika kamu baik-baik saja. Apa kamu tau jika selama 7 tahun ini ada mencari-cari keberadaan mu sampai frustasi dan gila". Ucap Agatha menyindir, mata nya melirik pada Rakhes.
Rakhes yang sedang memangku Jessy dan mendengar ucapan Agatha seketika mendelik menatap istri kakaknya itu dengan tajam, hal itu tertangkap oleh mata jeli Rayner. Ia membalas tatapan adiknya itu tak kalah tajam.
"Heii, mata mu itu minta ku congkel huh?", Omel Rayner
"Cih", Rakhes berdecih mendengar nya
"Uncle Akess.. " panggil Jessy
"Yes princess ", sahut Rakhes lalu mengalihkan pandangannya menatap keponakannya itu dengan mata yang teduh
"Uncle cakit apa ? Uncle Selo bilang kalo kaki Uncle Akes dicembelih, coba Jessy mau lihat". Celetuk Jessy dengan suara khas cadelnya.
Rayner yang mendengar itu tidak bisa menahan tawanya. Begitu juga dengan Jelita, ia melipat bibirnya menahan senyum nya. Berbeda dengan Agatha, wanita itu hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia sudah biasa melihat perdebatan mereka.
"Jessy.. " panggil Rayner
"Ya dad". Sahut Jessy seraya menoleh kepalanya menatap sang daddy
"Kaki Uncle Rakhes disembelih mau dibuat sop". Celetuk Rayner menggoda putrinya
"Apa enak dad ?", tanya Jessy dengan polos nya
Mendengar itu, Rakhes melempar tatapan maut pada Rayner. "Heii, kau ini sebenarnya sudah benar tobat dari dunia mafia atau belum? Kenapa mengajari keponakan ku menjadi psikopat seperti itu". Geram nya
"Aku memang sudah tobat dari dunia mafia, tapi jiwa mafia masih mendarah daging". Ucap Rayner
"Sudah-sudah, kalian ini tidak pernah akur". Omel Agatha. "Ayo Jelita.. " Ia menarik tangan Jelita mengajak nya duduk dikursi sofa yang ada didalam ruang rawat Rakhes.
Jessy, putri kecil Rayner itu sedari terus memandang Jelita dengan tatapan kagum nya. Ia menarik kerah baju pasien yang dikenakan oleh Rakhes.
"Uncle.. " bisik Jessy memberik kode pada Rakhes untuk mendekatkan wajahnya.
"Hmm.. ada apa princess?", sahut Rakhes
"Ciapa aunty yang pakai penutup kepala itu?", Jessy bertanya dengan suara lirih
"Kenapa ?", Rakhes balik bertanya
"Cantik, Jessy cuka". bisik nya tepat ditelinga Rakhes
Mendengar itu, Rakhes tersenyum tipis lalu berbisik. "Jessy setuju tidak kalau aunty itu jadi istri uncle ?".
Jessy mengangguk-anggukkan kepalanya, "Cetuju, uncle cocok cama aunty itu".
"Kalau aunty itu cocok sama uncle, boleh Uncle minta tolong sama Jessy?"
"Tolong apa uncle?".
Rakhes tersenyum tipis menyeringai, kemudian ia membisikkan sesuatu ditelinga Jessy yang membuat perempuan cilik itu berseru dengan begitu antusiasnya.
"Cetuju!!!". Seru Jessy
Sontak semua orang yang mendengar seruan itu langsung menolehkan kepalanya menatap kearah Jessy dan Rakhes.
Terutama Rayner, dia menatap adiknya itu dengan mata yang memicing tajam.
"Kau jangan ajari putri ku yang aneh-aneh Rakhes!" ucap Rayner memperingati
"Tidak! Jangan menuduh tanpa ada nya bukti". Sahut Rakhes dengan santai nya.
Kemudian, Agatha yang sedang mengobrol dengan Jelita itu langsung berteriak memanggil suaminya.
"Daddy..."
"Ya mom ?"
"Apa bingikisan buah itu akan Daddy bawa terus ?"
Rayner yang mendengar itu seketika menunduk menatap bingikisan buah yang sedari tadi masih ia tenteng.
"Astaga, Daddy lupa mom".
Rayner segera menghampiri Rakhes lalu meletakkan bingkisan buah itu diatas nakas. Rakhes yang melihat itu mengerutkan dahinya dan menatap Rayner dengan wajah penuh curiga.
"Kau tidak membawa buah-buah busukkan ?" ujar Rakhes
Plaakkk!!!
Rayner menepak kuat lengan Rakhes, membuat pria itu merintih kesakitan.
"Bukan buah busuk, tapi buah beracun!"
.
.
.
Haii, jangan lupa tinggalkan jejak like, vote dan komen. Jangan lupa subscribe agar gak ketinggalan update.an nya, makasih 🙏🏻🥰
ini pasti ada kaitanya dgn jerry
dobel up
bagaimana nantinya tentang Rainer semua dia tau
keluarga adalah kelemahanya
Kan harus di jadikan saksi
yg dgn sengaja membuat rem blong tersebut