Seorang Aktor papan atas berusia 30 tahun. karirnya benar-benar sempurna dalam dunia entertainment. Ketampanan dan ketenarannya juga selalu dia manfaatkan dengan menjalin hubungan bersama banyak wanita.
Hubungan seksual jangan ditanya lagi. Dirgayantara yang memang seorang pemain. Tidak jarang dia menciptakan skandal huru-hara. Tetapi namanya tetap baik karena bantuan manajernya Valery Anastasya yang selama ini berada di sampingnya yang selalu mengurus pekerjaan Dirga.
Hubungan mereka bisa dikatakan tidak cukup baik. Valery banyak mengurus artis-artis, tetapi sikapnya sedikit berbeda kepada Dirga. Dirga merupakan anak dari pendiri perusahaan entertainment yang dinaungi Valery. Seharusnya sikap Valery harus jauh lebih baik kepada Dirga tetapi nyatanya berbanding terbalik yang mereka berdua kerap kali bertengkar.
Sampai akhirnya keduanya terjerat jalinan terlarang yang seharusnya profesional menjadi penuh drama.
Bagaimana kelanjutan tentang hubungan aktris dengan manajer tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonecis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 34 Hanya Berusaha.
"Kamu tidak bisa mencegahku karena aku sudah terlanjur Valery. Kamu tidak akan bisa menghentikanku," ucap Dirga.
"Kamu jujur kepadaku jika kamu memang membutuhkan uang sampai menjual mobil?" Dirga kembali bertanya kepada Valery.
"Valery!" Dirga berusaha untuk membujuk Valery.
"Benar!" jawab Valery akhirnya jujur.
Dirga memegang kedua tangan Valery, membuat Valery bingung dengan sikap laki-laki di depannya itu benar-benar semakin hari semakin menunjukkan sikap perhatian kepadanya.
"Kenapa tidak mengatakan kepadaku?" tanya Dirga.
"Aku tidak harus menyampaikan semuanya kepada kamu," jawab Valery.
"Valery aku sudah mengatakan hal kecil atau sebesar apapun kamu harus menceritakannya kepadaku karena...."
"Dirga kamu sudah membantuku sekali untuk membawa ibuku berobat ke Jerman dan bukan berarti kamu harus mencampur semua urusanku," tegas Valery.
"Aku sudah mengatakan terlanjur mengetahui semua dan aku tidak ingin kamu tidak harus menanggung semua sendirian!" tegas Dirga.
Valery terdiam dengan saling menatap dengan Dirga. Entahlah bagaimana saat ini perasaannya membuatnya juga tidak mengerti, jantungnya berdebar begitu kencang, tetapi seolah-olah begitu lega dan ada rasa kenyamanan di saat ada seorang pria terlihat begitu khawatir kepadanya.
"Aku tidak akan membiarkan sedikitpun terjadi sesuatu kepada kamu," ucap Dirga meyakinkan Valery.
Valery tidak mengatakan apa-apa dan tiba-tiba saja meletakkan kepalanya di bahu Dirga.
"Makasih kamu sudah peduli kepadaku," hanya itu yang di katakan Valery.
Dirga memilih untuk tidak mendesak Valery lagi, pasti dia butuh jawaban itu untuk apa sampai harus menjual mobil. Dirga merangkul bahu Valery dengan tangannya mengusap-usap bahu tersebut.
"Valery, ke depannya aku meminta kepada kamu untuk harus kecil apa sebesar apapun kamu ceritakan kepadaku. Aku tidak ingin kejadian ini terulang lagi. Aku tidak ingin kamu sendirian menanggung semuanya," ucap Dirga benar-benar tulus kepadanya.
Valery mengangkat kepalanya perlahan dan saling menatap dengan Dirga dengan Valery tersenyum.
"Makasih," hanya itu yang di katakan Valery.
Keduanya masih saling menatap satu sama lain. Valery mengalihkan pandangannya untuk tidak melihat Dirga lagi.
****
Valery pagi-pagi seperti ini sudah siap-siap akan berangkat ke kantor, seperti biasa penampilannya selalu elegan dengan pembawaan dirinya yang memang terlihat jelas sebagai wanita mahal.
Saat keluar dari rumah, Valery mengerutkan dahi dan melihat mobil terparkir di halaman rumah itu. Mobil itu tak lain tercetak adalah mobilnya.
"Mengapa mobil ini ada di sini?" tanyanya dengan kebingungannya.
"Aku membelinya kembali dari Robby!" Valery membalikkan tubuh dan siapa lagi yang berbicara dengannya jika bukan Dirga.
"Kamu membeli kembali dari Robby?" tanyanya lagi.
"Aku punya uang banyak dan tidak ada salahnya untuk membeli kembali. Robby memanfaatkan situasi dengan menaikkan sedikit harganya. Tetapi tidak masalah yang penting sekarang mobil ini sudah ada dan ini kuncinya," Dirga tampak begitu senang memperlihatkan kunci mobil yang sekarang dia genggam dan belum diambil oleh Valery.
"Ini mobil satu-satunya yang kamu miliki sebagai alat transportasi untuk bekerja. Sekarang sudah kembali ke tangan kamu dan jangan pernah jual dengan siapapun," ucap Dirga.
"Kembalikan!" ucap Valery membuat Dirga mengerutkan dahi.
"Maksud kamu?" tanya Dirga kebingungan.
"Dirga, kamu harus berapa kali berbicara kepada kami. Aku tidak menginginkan mobil ini lagi dan percuma kamu membelinya dari Robby lalu memberikannya kepadaku. Aku tidak mau Dirga dan stop!" tegas Valery dengan wajah seriusnya benar-benar menolak pemberian Dirga.
"Valery aku tahu saat ini kamu dalam kesulitan, tetapi tanpa alat transportasi kamu tidak akan bisa kemana-mana dan ini satu-satunya menjadi jalan kamu. Aku hanya berusaha untuk membantu kamu. Kamu jangan menolak pemberianku," tegas Dirga.
"Aku bilang kembalikan kepadanya! Jika kamu tidak mengembalikannya, maka itu urusanku, tetapi ini bukan milikku lagi dan aku tidak akan menerimanya. Kamu dengarkan aku Dirga. Aku masih sehat bisa berdiri bisa berpikir dan bisa bekerja. Kamu jangan terlalu berlebihan menganggap aku tidak bisa melakukan apa-apa dan harus bergantung kepadamu,"
"Aku tidak akan bergantung kepada siapapun yang termasuk kamu. Jadi hentikan semuanya. Aku tidak butuh rasa kasihan dari kamu!" tegas Valery langsung berlalu dari hadapan Dirga.
"Valery!"
"Valery!"
Valery mengabaikan panggilan laki-laki tersebut, membuat Dirga menghela nafas.
"Aku tidak bermaksud membuat kamu tersinggung apalagi harus merasa di kasihani. Aku hanya mencoba untuk membantu kamu Valery," ucap Dirga.
Mungkin Valery merasa Dirga sudah terlalu kelewat batas. Valery memang memiliki harga diri tinggi dan tidak ingin menjadi wanita yang harus bergantung pada orang lain.
Dirga cukup membantunya sekali. Tetapi menurut Valery Dirga sudah terlalu banyak masuk ke dalam kehidupannya membuat Valery mulai tidak nyaman.
*****
Valery masih marah pada Dirga. Dirga sepertinya tidak menginginkan hubungan mereka seperti itu membuat Dirga berusaha untuk kembali mendekati Valery dan bahkan sampai mengikuti Valery.
"Dirga kamu apa-apaan sih! ini sudah siang dan seharusnya kamu berada di lokasi syuting bukan mengikutiku seperti ini!" tegas Valery menekankan ketika keluar dari kantornya dan pria tersebut disertai mengikutinya memasuki kantor berada di dalam lif dan sampai saat ini.
"Valery aku tahu itu mobil adalah satu-satunya mereka dan pasti tidak mudah untuk mendapatkannya. Jangan menolak bantuanku," ucap Dirga nanti saja dengan usahanya membujuk Valery.
"Dirga aku sudah mengatakan berkali-kali jangan membicarakan hal ini lagi!" tegas Valery
"Baiklah! Aku tidak akan memaksa kamu untuk menerima mobil itu. Tetapi aku sudah membelinya Dan aku membeli dengan uangku sendiri. Jadi bukankah jika itu hakku. Mobil itu aku jual kembali, aku simpan atau apapun itu," ucap Dirga
"Mobil itu bukan milikku dan sekarang sudah menjadi milik kamu. Jadi terserah kamu ingin di taruh di mana. Aku tidak peduli!" tegas Valery.
"Ya sudah, kalau begitu masalah mobil kita sudah selesai dan kamu jangan bersikap seperti ini kepadaku," ucap Dirga.
"Kamu yang bersikap aneh mengikutiku tidak jelas sejak tadi dan padahal kamu harus ke lokasi syuting," sahut Valery.
"Iya-iya, aku akan ke lokasi syuting," sahut Dirga.
"Ya sudah buruan sana kelokasi syuting. Bukankah hari ini akan pindah set?" tanya Valery.
"Kamu tahu segalanya?" tanya Dirga.
"Aku adalah managermu dan sudah pastikan aku mengetahui hal sekecil atau sebesar apapun yang berkaitan dengan kamu!" tegas Valery.
"Iya-iya yang paling tahu," sahut Dirga.
"Ya sudah sana buruan!" titah Valery.
Ditengah obrolan keduanya tiba-tiba saja Maura datang. Maura seperti biasa pasti memiliki tujuan untuk bertemu dengan Dirga dan tidak lupa akan membawa buket bunga.
"Dirga tidak sengaja kita bertemu di sini," ucap Maura dengan tersenyum dan sementara Valery seperti biasa hanya menunjukkan wajah datarnya.
"Bagaimana tidak sengaja jika kamu bukan kau sengaja untuk bertemu denganku," sahut Dirga.
"Tidak! Kali ini aku tidak ingin bertemu denganmu. Aku ingin bertemu dengan Tante Thalia yang saat ini sedang menungguku di dalam. Kami harus membahas kontrak pekerjaan," ucap Maura membuat Valery mengerutkan dahi.
"Maksud mu?" tanya Dirga kebingungan begitu juga Valery.
"Memang Tante Thalia tidak mengatakan jika aku sudah bergabung dalam manajemen aktif di Perusahaan ini," jawab Maura membuat Valery benar-benar kaget.
"Apa!" Valery sampai terpekik kaget dengan sepertinya memang tidak ada pembicaraan kepadanya terlebih dahulu.
Bersambung..