Yumna tiba-tiba saja diculik oleh seseorang yang ternyata adalah kakak dari sahabat baiknya sendiri. Yumna lantas dikurung di villa milik Zayn, kakak dari sahabat baik Yumna, Zunia, yang baru saja meninggal karena sebuah kecelakaan mobil. Dan kenyataan bahwa ternyata Zayn sudah resmi menikahi Yumna membuat Yumna sangat syok.
Apa yang sebenarnya sudah terjadi? Kenapa Zayn ( kakak Zunia ) sampai menculik dan mengurung Yumna, bahkan sampai menikahi Yumna secara paksa? Dan ada rahasia apa sebenarnya dibalik kecelakaan yang sudah menewaskan Zunia itu?
Bahkan rahasia dari identitas Yumna yang sesungguhnya pun akhirnya diungkap secara mengejutkan oleh Zayn. Bagaimana Yumna menjalani takdir hidupnya yang tiba-tiba berubah drastis ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iin Nuryati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. Salah Paham ( 2 )
Lima belas menit sebelumnya.
"Gawat, Zayn. Anak buah kita dari ruang kendali keamanan baru saja melaporkan ke gue, ada seorang pelayan wanita yang mencampurkan sesuatu ke dalam salah satu makanan untuk sarapan pagi ini," kata Dennis dengan tergesa-gesa.
Zayn membulatkan kedua matanya karena merasa terkejut setelah mendengar apa yang disampaikan oleh Dennis itu.
"Panggil Pak San. Bawa juga laptop gue ke sini. Sekarang," perintah Zayn cepat.
"Oke, Bos," balas Dennis, sigap.
Dennis pun kemudian melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Zayn tadi. Dennis mengambil laptop milik Zayn dan juga memanggil Pak San. Dennis lalu menyerahkan laptop tersebut kepada Zayn.
Zayn mengutak-atik sebentar laptopnya. Zayn kemudian membuka rekaman CCTV villa miliknya itu. Zayn, Dennis, dan Pak San memperhatikan dengan seksama rekaman CCTV tersebut.
"Itu Trisni, Den. Dia sudah lumayan lama bekerja di sini. Dan makanan yang dia campuri sesuatu itu, itu adalah cah kangkung pesanan Non Yumna kepada Mbok Sum semalam, Den," kata Pak San setelah melihat rekaman CCTV.
"Dennis, suruh pengawal bawa pelayan wanita itu. Gue tunggu di meja makan, sekarang," perintah Zayn kembali.
"Siap, Bos," balas Dennis.
"Pak San, amankan yang lainnya," perintah Zayn kepada Pak San.
"Baik, Den," balas Pak San juga.
Dennis dan Pak San langsung menjalankan perintah dari Zayn tersebut.
Beberapa saat kemudian, Zayn sudah menunggu di meja makan saat ini. Dennis dan dua orang pengawal lalu datang dengan membawa seorang pelayan wanita yang bernama Trisni tadi.
"Bos, orangnya udah gue bawa," kata Dennis.
Zayn berdiri dari duduknya. Melalui isyarat tangannya Zayn memerintahkan kepada kedua pengawalnya itu untuk melepaskan pegangan mereka kepada Trisni. Kedua pengawal itu pun kemudian melepaskan tangan Trisni yang sedang mereka berdua pegangi di sisi kanan dan kiri tersebut. Kedua pengawal itu lalu melangkah mundur, siap untuk menunggu perintah selanjutnya dari sang majikan.
"Apa yang kamu campur ke makanan Yumna?" tanya Zayn, dingin dan tegas.
Trisni nampak terkejut mendengar pertanyaan Zayn.
"Maaf Tuan, tapi saya tidak tau apa yang Tuan maksud" jawab Trisni, berusaha mengelak.
"Oke. Sepertinya kamu sudah tidak sayang dengan ibu kamu yang saat ini sedang sakit. Den, suruh seseorang untuk ---"
"JANGAN, TUAN! Tolong jangan sakiti ibu saya," potong Trisni dengan cepat
Zayn tersenyum smirk. Sedikit umpan dan ikan pun berhasil dia dapatkan.
"Katakan semuanya, sekarang!" perintah Zayn, tegas.
"Ampuni saya, Tuan. Semuanya itu bukan kemauan saya sendiri. Saya hanya disuruh oleh ---"
Trisni nampak ragu untuk melanjutkan perkataannya.
"Siapa yang menyuruhmu?" tanya Zayn, masih dengan ketegasan yang sama.
"No-nona Julia, Tuan," jawab Trisni pada akhirnya.
Zayn dan Dennis membulatkan kedua mata mereka masing-masing. Keduanya sama sekali tidak menyangka kalau Julia akan berbuat sampai seperti ini.
"Dasar kurang ajar!" umpat Zayn penuh emosi.
Melihat wajah Zayn yang sudah dipenuhi amarah, nyali Trisni pun menciut. Trisni kemudian menjatuhkan dirinya dan bersimpuh di depan kaki Zayn.
"Ampun Tuan, tolong maafkan saya. Saya salah, Tuan. Saya khilaf. Maafkan saya karena sudah tergoda dengan sejumlah uang yang ditawarkan oleh Nona Julia, Tuan. Tolong maafkan saya," mohon Trisni seraya mengatupkan kedua tangannya di depan dadanya.
"Apa yang Julia minta untuk kamu lakukan?" tanya Zayn, dingin.
"Nona Julia meminta saya untuk mencampurkan sesuatu ke dalam makanan Nona Yumna. Hanya makanan Nona Yumna saja. Nona Julia juga berpesan kalau Tuan Zayn tidak boleh sampai memakan makanan itu juga," jawab Trisni, menceritakan.
"Apa yang Julia suruh untuk kamu campurkan ke dalam makanan Yumna?" tanya Zayn lagi.
Trisni lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya. Ternyata itu adalah sebuah botol kecil.
"I-ini, Tuan," jawab Trisni seraya mengangsurkan botol kecil tersebut kepada Zayn.
Zayn mengambil botol kecil tersebut dari tangan Trisni. Zayn membuka tutup botol kecil itu kemudian mencium aroma botol tersebut. Mengerutkan keningnya, Zayn pun kemudian menyerahkan botol kecil itu kepada Dennis. Dennis lalu mencium aroma dari botol kecil itu juga.
"Ini racun, Bos," seru Dennis, terkejut.
Trisni tersentak kecil, dirinya juga merasa sangat terkejut saat ini.
"Ampun, Tuan. Saya benar-benar tidak tau kalau itu adalah racun. Sungguh, Tuan. Saya benar-benar tidak tau. Tolong maafkan saya, Tuan. Tolong ampuni saya," ucap Trisni ketakutan dengan masih mengatupkan kedua tangannya di depan dadanya.
"Saya salah, Tuan. Saya memang sangat membutuhkan uang itu untuk biaya pengobatan ibu saya yang sedang sakit. Itu kenapa saya langsung tergiur untuk menerima uang itu dari Nona Julia. Tapi sungguh, saya benar-benar tidak tau kalau itu adalah racun, Tuan. Tolong ampuni saya. Tolong maafkan kesalahan saya, Tuan," mohon Trisni, dengan kedua mata yang sudah berkaca-kaca.
"Seharusnya kamu berpikir tentang resikonya sebelum kamu menerima uang itu," ucap Zayn dingin.
"Ampun, Tuan. Saya salah. Tolong ampuni saya, Tuan," mohon Trisni lagi yang kali ini sudah menangis.
Zayn bisa melihat Yumna dan Mbok Sum yang saat ini sudah sampai di dekat mereka dengan raut wajah yang bingung.
"Trisni," lirih Mbok Sum merasa terkejut.
Mbok Sum hendak maju menghampiri Zayn dan Trisni, tetapi Dennis dengan cepat langsung mengangkat tangan kanannya, memberi kode kepada Mbok Sum untuk tidak ikut campur terlebih dahulu. Mbok Sum yang paham dengan maksud dari Dennis pun kemudian mengurungkan niatnya untuk menghampiri Zayn dan Trisni.
Dan ketika Yumna juga hendak melangkah maju menghampiri Zayn dan Trisni, maka Mbok Sum pun dengan segera langsung memegang lengan kanan Yumna, menghentikan langkah Yumna.
"Mbok?" tanya Yumna bingung, seraya menoleh ke arah Mbok Sum.
"Jangan dulu, Non," lirih Mbok Sum.
Meski merasa kebingungan, Yumna pun akhirnya mengikuti perkataan Mbok Sum.
"Saya salah, Tuan. Tolong ampuni saya. Saya janji tidak akan mengulanginya lagi, huu huu huu," mohon Trisni, masih dengan menangis.
"CUKUP!!! TIDAK ADA TOLERANSI UNTUK PENGKHIANAT," hardik Zayn, keras.
Zayn melihat Yumna yang ikut berjengit kecil karena kaget mendengar teriakan dari Zayn tadi.
"Den, singkirkan sampah ini, sekarang juga!" perintah Zayn kepada Dennis dengan setengah berteriak.
"Baik, Bos," balas Dennis sigap.
Dennis kemudian memberikan kode kepada dua orang pengawal tadi untuk membawa Trisni pergi. Menganggukkan kepalanya mengerti, kedua pengawal itu pun kemudian menghampiri Trisni. Masing-masing dari mereka berdua lalu menarik tangan kanan dan kiri Trisni dan menarik Trisni untuk bangun berdiri kemudian menyeretnya untuk pergi.
"TIDAK. AMPUN, TUAN. Saya mengaku salah. Tolong ampuni saya, Tuan. TOLONG AMPUNI SAYA. TIDAK. AAAAHHH," ucap Trisni dengan berteriak, masih berusaha untuk memohon ampun kepada Zayn.
Tetapi sayangnya Zayn sama sekali tidak menggubris teriakan dari Trisni tersebut. Yumna dan Mbok Sum melihat kedua pengawal Zayn itu menyeret Trisni pergi dengan raut wajah yang kasihan tetapi juga bingung di waktu yang bersamaan.
"Duduk. Kita sarapan sekarang," kata Zayn kemudian dengan tegas, seperti biasanya.
"Dasar iblis kejam yang tidak punya hati," lirih Yumna yang hanya bisa didengar oleh Mbok Sum.
"Ayo, duduk dulu, Non," kata Mbok Sum, mengalihkan perhatian Yumna.
Menuruti perkataan Mbok Sum, Yumna pun kemudian mendudukkan dirinya di kursi meja makan di sebelah kanan Zayn. Dennis dengan sigap segera mengambil piring berisi cah kangkung yang berada tepat di depan Yumna.
"Eh," kaget Yumna.
Raut wajah terkejut dan bingung juga nampak di wajah Mbok Sum melihat perilaku Dennis yang tiba-tiba itu. Dennis kemudian membisikkan sesuatu di dekat telinga kanan Mbok Sum.
"Ada racun di dalam makanan ini, Mbok," bisik Dennis pelan.
Mbok Sum yang kaget pun langsung menutup mulutnya menggunakan kedua telapak tangannya.
"Loh, kok dibawa pergi? Itu kan masakan pesenan aku," tanya Yumna bingung.
"Diam. Makan saja apa yang ada," kata Zayn, tegas.
Yumna tersentak kecil. Mbok Sum pun dengan sigap langsung menghampiri Yumna dan memegang tangan kanan Yumna.
"Non Nana, maaf ya, tapi cah kangkungnya itu sudah tidak layak untuk dimakan. Jadi pagi ini Non Nana sarapan dengan lauk yang lain dulu aja, ya," kata Mbok Sum, mencoba memberikan alasan kepada Yumna.
Yumna mengerutkan keningnya, merasa semakin bingung.
"Mbok Sum janji deh, nanti siang Mbok masakin lagi cah kangkungnya yang lebih enak untuk Non Nana, ya," bujuk Mbok Sum lagi.
"Hmm, iya deh, Mbok," ucap Yumna kemudian, menurut.
Zayn dan Yumna pun kemudian memulai acara sarapan mereka pada pagi hari itu dalam diam.