Kanaya Putri Hermansyah seorang wanita cantik berasal dari keluarga kaya raya.
Apapun yang dia minta bisa terwujud dalam sekejap mata.
Namun semua kebahagiaan itu berubah drastis saat dia resmi menyandang status sebagai istri dari seorang pria bernama Bayu Ramanda.
Naya rela di jadikan babu di rumah keluarga suami nya demi berbakti kepada sang suami.
Penghinaan demi penghinaan masih saja dia terima di tengah pengorbanan nya yang tiada tara.
Salahkah Naya berubah dan melawan penindasan itu demi menyelamatkan hidup nya?
Sampai kapan Naya mampu bertahan dalam kehidupan yang tidak harmonis itu?
Dan mampu kah Naya menghadapi Ibu mertua nya yang tidak punya hati nurani?
Jangan lupa Like,Vote dan Komen ya guys...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oland sariyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Pagi-pagi sekali Naya sudah terbangun dari tidur nya , seperti biasa wanita ini akan berkutat terlebih dahulu di dapur sebelum matahari semakin naik lagi.tidak ada yang menyangka jika Naya adalah putri dari Ridwan Hermansyah jika saja mereka memandang Naya dari daster rumahan nya yang sudah mulai usang.keringat nampak membasahi punggung mulus nya bahkan menempel di daster yang dia kenakan.
telor balado,sayur capcay,ayam crispy sudah terhidang rapi di atas meja makan.Naya masak seorang diri tanpa bantuan Mbok Jum yang sengaja dia minta mengerjakan yang lain nya.
Mata Naya melirik ke arah jam yang tergantung di dinding dan sudah menunjukkan pukul setengah 6 lewat sedikit.dengan sedikit berlari Naya terpaksa membangun kan suami nya meskipun masih ada rasa kesal di dalam hati nya.laki- laki yang menjadi suami Naya itu tidak akan pernah mau bangun sendiri tanpa merasa terganggu dengan suara atau bau apapun itu.
" Mas! Bangun.ini sudah pagi." ucap Naya dengan menggoyang kan kaki Bayu yang sedang bertengger manja di atas guling panjang.
" Mas bangun..." teriak Naya lagi saat melihat sang suami sama sekali tidak merespon apa yang dia lakukan.
" Ya Allah Mas, Kamu ini tidur atau sudah mati sih?" keluh Naya merasa kesal.Naya pun memutuskan untuk membangun kan sekali lagi sebelum dia tinggal masuk ke kamar mandi.
Membangun kan Bayu dari tidur nya adalah pekerjaan yang sangat memberatkan bagi Naya,dia lebih baik di suruh masak berjam-jam lama nya di dapur ketimbang membangun kan Bayu yang memang kebal dengan suara teriakan.
Naya bahkan sudah selesai membersihkan diri nya, tetapi Bayu masih juga enggan beranjak dari mimpi indah nya.Naya menghela nafas dalam kala melihat suami nya masih nyaman di bawah selimut tebal.
Naya dengan sengaja nya mematikan pendingin ruangan agar Bayu merasa gerah dan segera keluar dari selimut tebal nya.
" Mas ! Bangun...Ini sudah siang,apa Kamu mau jadi pengangguran ya? Jam segini masih saja tidur." ujar Naya dengan menepuk keras pipi Bayu,namun pria itu hanya menggeliat kan sedikit badan nya dan kembali tidur lagi.
Naya yang sudah merasa jengkel kembali masuk ke kamar mandi dan keluar lagi sambil membawa satu gayung air yang berada di tangan nya.Naya sengaja menyiram kan semua air itu ke wajah Bayu dan harus merelakan ranjang tidur nya ikut basah terkena siraman air dingin.
Byur....
Seketika Bayu yang sedang asyik terlelap langsung menggerakkan kepala nya.
" Banjir.. Banjir..Banjir.."Bayu berteriak histeris sambil mendudukkan bokong nya.tangan nya terulur mengusap wajahnya yang sudah basah.
Naya berdiri di samping Bayu sambil berkacak pinggang dan satu tangan masih memegang gayung yang sudah kosong.
" Bangun kali Mas,ini sudah siang,30 lebih menit lagi Kamu akan terlambat." tutur Naya tanpa merasa takut saat Bayu menatap tajam kearah dia.
" Kamu siram Aku pakai air?" tanya Bayu tidak percaya.Naya yang berada di depan dia saat ini bukan lagi Naya yang lemah lembut dan selalu perhatian.
" Iya..Masalah?" sahut Naya judes.
" Kamu ini semakin berani saja Aku lihat sekarang! Kamu nggak menghargai lagi Aku sebagai suami."ucap Bayu merasa kesal sekaligus marah karena tidak terima di perlakukan seperti ini oleh Naya.
" Salah sendiri,siapa suruh susah di bangunin, Aku sudah satu jam lebih membangun kan Mas,tapi apa...Tetap saja nggak mempan,dari pada suara Aku habis.ya mending pakai cara cepat aja." jawab Naya santai.
" Jang..."
"Stt..." Naya meletakkan jari telunjuk nya di depan bibir nya untuk meminta Bayu diam .
" Dari pada Kamu sibuk mengoceh kayak emak-emak, lebih segera mandi. sebelum Mas Riko menendang Kamu karena keseringan telat masuk kantor."
Bayu yang mendengar kata telat langsung tersadar dan melirik sengit ke arah dinding kamar.
" Mati Aku!" teriak Bayu berlari ngacir masuk ke dalam kamar mandi.
Naya hanya bisa menertawai kegilaan suami nya,lalu pergi keluar kamar.
Mbok Jum yang kebetulan sedang mengepel lantai ruang tamu di buat penasaran dengan suara teriakan Bayu yang sangat berisik.
" Non! Ada apa? Kenapa Den Bayu teriak-teriak?" tanya Mbok Jum khawatir.
" Biasa Mbok, kebiasaan dia itu selalu susah kalau di bangun kan.karena nggak kunjung bangun juga akhirnya Aku siram pakai air dingin." jawab Naya menjelaskan sambil mengingat bagaimana reaksi Bayu kena guyuran air es.
" Ya ampun Non.ternyata gara-gara itu." Mbok Jum yang tidak bisa menahan tawa nya pun ikut terbahak -bahak sambil memegang perut nya yang terasa tegang.
Sedangkan di dalam kamar sana,Bayu yang merasa terancam segera menyudahi acara mandi nya lalu bergegas memakai pakaian yang ada di dalam lemari.1 bulan ini saja Bayu sudah 7 kali datang terlambat ke kantor nya.semua rekan-rekan kerja nya sudah sering mengingatkan Bayu untuk selalu on time.namun karena kebiasaan buruk nya yang sudah di rubah membuat Bayu harus rela melihat gaji nya di potong oleh pihak HRD.
" Apes banget sih nasib Aku ." batin Bayu memakai sepatu kerja nya lalu keluar mencari Naya.
" Naya! Naya." teriak Bayu dengan sekuat tenaga.
Naya yang sedang makan pun terpaksa menghentikan kegiatan nya dari pada suara Bayu semakin tinggi melengking dan menganggu ketenangan para tetangga nya.
" Ada apa lagi sih?" tanya Naya dengan wajah emosi nya.pagi ini Naya sudah dua kali di buat naik pitam oleh suami nya.
"Mana uang bensin ku !Sekalian uang makan ya." ucap Bayu mengulurkan tangan nya tanpa merasa malu.
" Uang kamu? Emang kapan Kamu kasih uang bensin sama Aku?" tanya Naya pura-pura tidak mengerti.padahal selama ini dia lah yang bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan suami nya.sangat terbalik sekali dengan kehidupan rumah tangga orang lain.
" Jangan berkilah, cepat serahkan uang nya, Aku harus segera berangkat." Bayu bahkan nampak memaksa meminta uang Naya.akibat selalu di turuti kemauan nya sama Naya,Bayu menjadi sesuka hati nya saja.selama ini Naya tidak pernah mempermasalahkan pembagian gaji suami nya yang lebih besar kepada orang tua nya ,dia bahkan harus ikut turun tangan menutupi kebutuhan dapur nya sendiri.Naya hanya kebagian sepertiga dari gaji Bayu setiap bulan nya.
" Aku tidak akan pernah lagi menghabiskan uang ku untuk manusia seperti Kamu Mas." batin Naya menatap tajam tangan Bayu yang meronta-ronta meminta uluran tangan nya.
" Aku nggak punya uang lagi,semua nya sudah habis." jawab Naya terpaksa memaksakan wajah nya bersedih.demi bisa menyakinkan suami nya yang mata duitan.
" Ck..Aku tahu Kamu sedang berbohong Naya,Aku butuh uang sekarang juga, bagaimana Aku bisa berangkat kerja sedangkan bensin mobil nya sudah habis." tutur Bayu mengadu seolah Naya adalah ibu nya tempat dia berkeluh kesah.
" Untuk apa Aku berbohong, sebaiknya Kamu minta sama Ibu mu saja.bukan kah semua uang gaji mu masuk ke rekening Ibu?"jawab Naya dengan melipat kedua tangan nya.
Bayu yang mendengar ucapan sang istri langsung merasa tersindir dan tak enak hati.
" Kali ini saja sayang,Aku lagi butuh banget." ujar Bayu kembali memohon dengan panggilan manis nya.
" Kalau Aku bilang nggak ada, ya nggak ada Mas." jawab Naya lalu pergi melanjutkan makan nya yang tertunda.
" Naya! Naya!" seru Bayu dengan suara nyaring nya.
" Ckk..Sial." ucap Bayu dalam hati saat merasa gagal dalam menjalankan misi nya.
Surga anak perempuan itu ada pada ibu nya.namun saat dia sudah menikah,surga nya ada pada suami nya.dan surga anak laki-laki akan tetap pada ibu nya sampai kapan pun.
Wejangan itu lah yang selalu Mama Meri ucapkan setiap kali bertemu atau pun menghubungi sang putri .
Jika dulu Naya hanya bisa mengangguk dan menerima semua perintah dan permintaan nya,tapi tidak dengan sekarang.Naya sudah terlalu lelah dan sangat tersiksa dengan kisah hidup nya.
Jangan lupa Like, Vote dan Komen ya guys..
Mampir juga di Novel saya yang lain nya.
" Mahkota Yang Di Renggut Paksa."
" Terhalang Restu Orang Tua."
" Terpaksa Menjadi Istri Kedua."
Terimakasih semuanya 😍🥰🥰🥰