Jangan dibaca jika tidak tertarik dengan jalan ceritanya!
Mia seorang gadis yatim piatu. Ia tinggal bersama dengan neneknya. Pada suatu hari tetangganya yang bernama Ibu Ecin hendak pensiun dari pekerjaannya karena sudah tua. Ia meminta Mia untuk menggantikannya menjadi juru masak di rumah Adrian.
Adrian seorang pengusaha muda. Orang tuanya sudah lama meninggal. Ia harus berjuang sendiri meneruskan perusahaan milik orang tua. Untuk mengatasi rasa stresnya Adrian sering mengunjungi pub dengan minum minuman keras dan berkencan dengan beberapa wanita.
Kehidupan Andrian menjadi terganggu setelah Mia menjadi juru masak di rumahnya. Bagaimana dengan cerita selanjutnya? Baca sampai selesai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deche, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. Ke Kantor Adrian
Datang lah seorang perempuan muda dari dalam kantor berjalan menuju ke meja operator. Ia mengajak petugas operator berbicara. Ibu Titin melambai-lambaikan tanganya agar perempuan itu melihat ke arah mereka. Tidak sengaja perempuan itu menoleh kearah mereka. Ibu Titin memanggil perempuan itu dengan melambaikan tangannya. Perempuan itu menghampiri mereka, ia membuka pintu dari dalam.
“Ada perlu apa, Bu?” tanya perempuan itu.
“Saya Ecin, pembantu Tuan Adrian mau mengantarkan makanan untuk Tuan Daniel,” jawab Ibu Ecin.
Mendengar perkataan Ibu Ecin perempuan itu mengerutkan keningnya.
“Tuan Adrian yang mana, ya?” tanya perempuan itu.
“Tuan Adrian pemilik Baskoro Tech Corp. Sekretaris Tuan Daniel pasti tau,” jawab Ibu Ecin.
“Tunggu sebentar.” Perempuan itu menutup kembali pintunya. Ia berjalan masuk ke dalam kantor. Tak lama kemudian perempuan itu kembali bersama seorang perempuann muda lainnya. Perempuan muda itu membuka pintu.
“Ada apa, Bu?” tanya perempuan muda.
“Saya Ecin pembantu Tuan Adrian mau mengantarkan makanan untuk Tuan Daniel,” jawab Ibu Ecin.
“Titipkan saja ke saya! Saya sekretaris Pak Daniel,” kata perempuan itu.
Ibu Ecin memberikan tas kain yang berisi rantang kepada perempuan tersebut.
“Bilang ke Tuan Daniel kalau itu makanan dari Emak,” sahut Ibu Titin.
“Baik, Bu,” jawab sekretaris Daniel.
“Terima kasih, ya Mbak,” ucap Ibu Ecin.
“Ayo Mak, kita ke kantor Tuan Adrian.” Ibu Ecin mengajak Ibu Titin pergi dari tempat itu.
Ibu Ecin dan Ibu Titin melangkah menuju ke liff. Ibu Ecin menekan tombol turun akan tetapi mereka harus menunggu sampai pintu liff terbuka. Akhirnya pintu liff terbuka dan panah liff itu turun ke bawah.
“Ayo, Mak,” ajak Ibu Ecin. Cepat-cepat Ibu Titin memegang tangan Ibu Ecin karena takut naik liff. Ketika mereka hendak masuk ke dalam liff tiba-tiba ada yang memanggil mereka.
“Mak! Bu Ecin!”
Ibu Ecin tidak jadi masuk ke dalam liff, mereka menoleh ke arah suara. Daniel berjalan mendekati mereka.
“Eh, Tuan Daniel,” ujar Ibu Titin.
“Mak Bu Ecin, terima kasih sudah mengantarkan makanan untuk Daniel. Daniel jadi merepotkan Emak dan Bu Ecin,” ucap Daniel.
“Ah tidak merepotkan. Emak sekalian masak untuk Tuan Adrian dan mengajarkan Odah masak,” jawab Ibu Titin.
“Mia nggak ikut, Mak?” tanya Daniel.
“Mia sedang terapi. Tadi berangkatnya bareng dengan Tuan Adrian,” jawab Ibu Titin.
“Oh, semoga Mia cepat sembuh dan pulih kembali. Kapan-kapan saya juga mau mengantar Mia terapi,” kata Daniel.
“Aamiin ya robbal alamin,” jawab Ibu Titin.
“Kalau mau mengantar Mia terapi, bilang langsung ke Mia,” kata Ibu Titin.
“Iya, nanti saya bicara sama Mia,” jawab Daniel.
“Sudah, ya. Emak mau ke kantor Tuan Adrian, mau mengantarkan makan siang untuk Tuan Adrian,” pamit Ibu Titin.
“Dia antar supir Daniel, ya Mak,” kata Daniel.
“Tidak usah. Emak dikasih ongkos untuk naik taksi sama Tuan Adrian,” kata Ibiu Titin.
“Kalau begitu hati- hati di jalan,” kata Daniel.
“Salam untuk Mia,” lanjut Daniel.
“Iya, nanti Emak sampaikan. Assalamualaikum,” ucap Ibu Titi.
“Waalaikumsalam,” jawab Daniel.
Ibu Ecin menekan tombol turun. Pintu liff pun terbuka. Ibu Ecin dan Ibu Titin masuk ke dalam liff. Ketika liff turun Ibu Titin memegang tangan Ibu Ecin karena ketakutan.
“Tuan Daniel ramah, ya. Dia tidak sombong seperti anak-anak orang kaya lainnya,” kata Ibu Titin.
“Iya,” jawab Ibu Ecin.
Akhirnya mereka sampai di lantai dasar. Mereka berjalan menuju lobby gedung.
“Mak, kita duduk di sini dulu. Saya mau pesan taksi online.” Ibu Ecin berjalan menuju ke kursi besi yang berada di lobby. Ibu Titin mengikuti Ibu Ecin. Mereka duduk di kursi besi tersebut. Ibu Ecin mengambil ponsel dari dalam tas lalu ia memesan taksi online.
***
Ibu Ecin dan Ibu Titin turun dari taksi online. Mereka hendak ke kantor Adrian.
“Wah, kantor Adrian gedungnya lebih bagus,” puji Ibu Titin ketika melihat gedung perkantoran milik Adrian.
“Ayo Mak, kita masuk,” kata Ibu Ecin. Mereka berjalan menuju ke dalam gedung.
“Wah, bagus sekali,” kata Ibu Titin ketika masuk ke dalam gedung. Mereka berjalan menuju ke liff.
“Naik liff juga?” tanya Ibu Titin ketika Ibu Ecin menekan tombol liff.
“Iya, Mak. Kan nggak mungkin kita naik tangga darurat,” kata Ibu Ecin.
“Barang kali saja di kantor Tuan Adrian ada tangga berjalan,” ujar Ibu Titin.
“Nggak ada, Mak. Escalator hanya ada di mall dan pusat perbelanjaan. Di perkantoran nggak ada escalator,” kata Ibu Ecin.
“Escalator itu apa, Bu Ecin?” tanya Ibu Titin bingung.
“Escalator adalah tangga berjalan,” jawab Ibu Ecin.
Pintu liff pun terbuka. Mereka masuk ke dalam liff. Seperti biasa begitu liff bergerak ke atas Ibu Titin cepat-cepat memegang tangan Ibu Ecin.
Akhirnya liff berhenti di lantai dua puluh. Pintu liff terbuka mereka keluar dari dalam liff. Mereka berjalan menuju ke kantor Adrian.
“Yah, ketemu pintu yang seperti ini lagi,” kata Ibu Titin ketika melihat pintu kaca yang harus dibuka dengan menggunakan scan kartu.
“Tenang saja, Mak.” Ibu Ecin merogok tasnya dan mengambil kartu dari dalam tas.
“Itu kartu apa?” tanya Ibu Titin.
“Kartu untuk masuk ke dalam,” jawab Ibu Ecin.
Ibu Ecin scan kartu lalu mengetik nomor password. Pintu kantor pun terbuka.
“Ayo Mak, kita masuk,” ajak Ibu Ecin.
Ibu Ecin dan Ibu Titin masuk ke dalam kantor Adrian lalu Ibu Ecin menutup pintu kembali.
“Selamat siang, Mbak,” sapa Ibu Ecin kepada petugas operator.
“Eh, Ibu Ecin. Baru kelihatan lagi,” kata petugas operator.
“Iya, kebetulan sedang menginap di rumah Tuan Adrian,” jawab Ibu Ecin.
“Tuan Adrian ada?” tanya Ibu Ecin.
“Ada, Bu. Masuk saja,” jawab petugas operator.
“Ayo, Mak kita ke ruangan Tuan Adrian,” ajak Ibu Ecin.
Ibu Ecin dan Ibu Titin masuk ke dalam ruangan kantor Adrian.
“Kantor Tuan Adrian bagus,” kata Ibu Titin memperhatikan interior kantor Adrian.
Di dekat ruangan Adrian nampak Nita dan Ryan yang sedang sibuk bekerja.
“Selamat siang Mbak Nita Pak Ryan,” sapa Ibu Ecin.
“Siang, Bu Ecin,” jawab Nita dan Ryan.
“Saya mau mengantarkan makanan untuk Tuan Adrian,” kata Ibu Ecin.
“Silahkan, Bu,” jawab Nita.
Ibu Ecin mengetuk pintu ruangan Adrian.
“Masuk!” seru Adrian dari dalam ruangan.
Ibu Ecin membuka pintu.
“Assalamualaikum,” ucap Ibu Ecin ketika masuk ke dalam ruangan Adrian.
“Waalaikumsalam,” jawab Adrian.
Ibu Titin juga masuk ke dalam ruangan Adrian.
“Duduk, Mak!” kata Adrian ketika melihat ada Ibu Titin.
Ibu Titin duduk di sofa. Adrian beranjak dari kursi kerjanya lalu ia duduk di kursi sofa. Ibu Ecin menyiapkan makan siang untuk Adrian.
“Tuan Adrian. Emak mau tanya, siapa nama papah Tuan Daniel?” tanya Ibu Titin.
terus esok harinya baru pembukaan 5 terus baru diperiksa katanya jalan lahirnya Sempit dan akhirnya Operasi Cesar...🤔🤔🤔🤔
durenya Di Skip... biar yang baca pikirannya tidak Traveling kemana -mana..🤔🤔🤔...😄😄😄