NovelToon NovelToon
Love Not Scenario

Love Not Scenario

Status: tamat
Genre:Romantis / Sudah Terbit / Perjodohan
Popularitas:12M
Nilai: 4.9
Nama Author: ARyanna

Di usia yang tak dikatakan muda, Amaira Husna selalu didesak untuk segera menikah. Alih-alih berkeluh-kesah kepada sahabatnya, Reynand. Menceritakan kegalauannya tentang bagaimana cara mengambil sikap sebab orangtuanya telah mencarikan jodoh untuknya, justru dia mendapati hal yang tak pernah dia sangka.

Salahnya yang bercerita atau inilah solusi satu-satunya untuk menolak jodoh dari orangtua. Sebab Reynand datang di hari yang sama bertepatan disaat tamu orangtuanya tiba. Reynand datang mengutarakan niat untuk melamarnya.

Akankah Amaira menerima tindakan konyol Reynand, yang notabenenya berstatus sahabat dengan hubungan yang jelas tanpa dilingkupi adanya cinta.

Atau terpaksa menerima dan menganggapnya sebatas solusi yang malah berbuntut frustasi akibat keputusannya?



Tpe-
20-09-2019

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ARyanna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 22

Bismillahirrahmanirrahim. Dengan terlebih dahulu memohon ridho Allah SWT. Ananda Reynand Adhitama, saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan anak perempuan saya Amaira Husna binti Hermawan Wicaksana dengan seperangkat alat sholat dan emas seberat dua puluh lima gram dibayar tunai!" Terdengar suara tegas dan lantang Papa menggema disertai menjabat erat tangan Reynand dalam prosesi ijab kabul untuk menikahkanku.

"Saya terima nikah dan kawinnya Amaira Husna binti Hermawan Wicaksana dengan seperangkat alat sholat dan emas seberat dua puluh lima gram dibayar tunai," Reynandpun berhasil mengucapkan ikrar ijab qabul dengan sekali tarikan nafas.

"Bagaimana para saksi? Sah?" tanya Pak penghulu. Dan disambut ucapan serempak "Sah" oleh saksi, keluarga maupun tamu undangan yang hadir. Lalu dilanjut dengan doa yang dipimpin oleh Bapak penghulu.

Penghulu mempersilahkan aku dan Reynand menandatangani buku nikah dan atas perintahnya kami dipersilahkan untuk saling memasang cincin di jari manis secara bergantian.

Aku kemudian memberanikan diri mengangkat wajahku, disana terpancar ekspresi wajahnya yang aneh. Sorot matanya yang menatapku takjub.

"Salaman dulu, dilanjut nanti pandang-pandangannya." Teguran dari adik lelakinya Reynand yakni Reyhan Aditya menyadarkan kami. Karena sejak sepersekian detik aku dan Reynand diam saling bertukar pandang.

Aku sedikit gugup, lalu aku menyambut tangan Reynand, tangannya terasa begitu dingin setelahnya bibirku mendarat pada punggung tangannya.

Lalu terdengar lagi intruksi dari Ibunya Reynand "Kening e istrimu dicium Le."

Tanpa menunggu lama, Reynand memajukan wajahnya dan tak lama bibirnya mendarat dikeningku.

Prosesi pernikahan berjalan lancar. Reynand memberikan mahar setelahnya kami berfoto bersama menunjukkan buku nikah dan cincin pernikahan.

Dapat kulihat Mamaku meneteskan air mata sementara senyum lebar memenuhi wajahnya, begitu pula Ibunya Reynand, Ibu Camelia nampak begitubahagia. Namun beda halnya denganku, aku tak merasai kebahagiaan secuilpun malah sibuk mengawasi ekspresi orang di sekitarku.

Acara resepsi dilakukan pada malam hari, tamu yang hadir mampu memadati Ballroom hotel tempat acara di gelar. Pesta yang diadakan terkesan glamor dan mewah, maklum karena aku adalah anak pertama.

Suara merdu wedding singer mengalun indah di penjuru ruangan. Menambah semarak kemeriahan dan kebahagian. Ada pula tamu dan teman yang ikut menyumbangkan suaranya. Mengiringi pergerakan antrian tamu undangan yang ingin bersalaman untuk mengucapkan selamat seraya selfie bersama.

Sejak siang aku berdiri, tersenyum memamerkan beberapa deret gigi. Kini tamu sudah mulai berkurang, sekarang aku mulai mendudukan diri di kursi singgasana ratu raja sehari. Betis berasa berdenyut bahkan telapak tangan rasanya kapalan, dan baru kusadari sedari tadi aku tak bicara sepatah katapun pada orang disampingku. Aku menoleh ke arahnya, kalau diperhatikan dari jarak sedekat ini wajahnya terlihat begitu lelah mungkin sama halnya dengan yang kurasakan.

Acara selesai pada pukul setengah sebelas malam. Aku kini sudah berada di kamar hotel, seketika aku langsung melemparkan diri ke kasur. Seluruh tubuhku rasanya seperti habis digebukin orang sekampung.

Kini aku merasakan nyamannya kasur yang empuk serta semerbak aroma wangi dari kelopak mawar yang terbentuk lambang hati di tengah-tengah kasur.

"Bisakah aku langsung memejamkan mata tanpa harus melepas atribut yang masih menempel pada tubuhku ini," gumamku yang masih dengan mata terpejam.

Tapi suara ketukan pintu mulai mengumpulkan sedikit kesadaranku. Dan terdengar suara "Room maid" dari arah luar. Akhirnya aku segera bergegas membuka pintu, karena sebelum aku menuju kamar tadi, aku lebih dahulu meminta pada resepsionis agar mengirimkan dua karyawati hotel untuk membantu melepas atribut baju pengantin yang sedari siang aku pakai.

Sanggul dan segala pernak perniknya sudah terlepas. Mereka juga membantu merapikan rambutku daan juga melepas semua kancing gaun kebaya yang letaknya di belakang punggung dari atas sampai bawah. Karena kurasa ini sudah cukup, akupun menyuruh mereka untuk menyudahi tugasnya dalam membantuku. Sebab sisanya bisa kukerjakan sendiri. Tak lupa aku memberikan mereka uang tips yang tak seberapa, sebelum mereka melangkah keluar dari pintu.

Aku sedang berusaha melepas baju yang seharian menempel pada tubuhku, separuh pundak kiri sudah terekspos dan aku berusaha untuk menarik sebelah kanannya lagi, hingga memperlihatkan punggung putih nan mulusku. Namun kala aku hendak menurunkan sebagian yang tersisa tiba-tiba saja terdengar knop pintu terbuka, seketika aku mencengkeram pakaianku dan dengan tubuh berbalik dapat kulihat sosok Reynand muncul dengan wajah lelah, di lengan kiri tersampir jas yang sedari siang dia kenakan dan sekarang dia sudah berada didepan mata. Kulihat tatapan matanya—bisa biasa aja gak sih? Aku dibuat merinding jadinya, batinku.

Cukup lama kami saling diam tak bergeming. Aku lalu menaikkan bajuku untuk menutupi pundak yang terlanjur terekspos, tapi kulihat Reynand masih memandang ke arahku.

Matanya terlihat berkedip lalu dia mulai berdehem. Matanya beralih memandang ke arah lain mencoba mencari objek yang bisa dia lihat disertai menggaruk pelipisnya.

"Aku, tunggu diluar." Ucapnya seraya berbalik badan melangkahkan kakinya menuju ke arah pintu.

Sambil menormalkan detak jantungku, aku juga merutuki diriku yang tak mengunci pintu lebih dulu.

To be Continue

1
Glorya Raya
Luar biasa
Tini Laesabtini
aku sering bgt tuh ,masak nasi lupa mencet tombol on,udh nunggu lama mau nyiduk msh beras 😁😁
Tini Laesabtini
emang ada semur ayam bumbu kuning ? opor kali ya kalau semur kan item Krn pake kecap 🙏🙏
Kanian June
Luar biasa
Kanian June
mbak Dewi 🥹
Kanian June
gak semua laki-laki bisa begini
Kanian June
mampir Thor /Smile/
Kanian June
padahal si wanita kadang juga ikut kerja /Scream/
☠🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🍾⃝ͩʟᷞɪͧʟᷡʏͣˢᵗᵃʳℛᵉˣ
egois banget , gak sesuai umur sifatnya
☠🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🍾⃝ͩʟᷞɪͧʟᷡʏͣˢᵗᵃʳℛᵉˣ
hmm kurang suka sifat ceweknya, semoga ada perubahan:')
Pasikah CwElosbes
aku udah 4x BCA novel ini kangen ma crta nya...knpa GK ada novel Bru lgi AP pindah lapak ya. yg tau bantu jawab dong temen temen
Ayuchan: Kak Aryanna hiatus, soalnya sibuk ngurus dedek bayinya😁
total 2 replies
SeoulganicId
karakter cewe nya nyebelin ya 😭
Rana Nana
setelah 4 tahun berlalu...ku baca ulang lagi sekarang😂😂😂😂
Sumaraini Hasanah
dasar koplak
Ini kanya
aku ngakak bacanya thor.. novelmu bagusss /Sob/
Zakia
baca novel ini ke 5x nya, kangen
Bunda Aish
Luar biasa
Wahyu Poenying
luar biass
Imas Hanifah
ga kerasa udh 4 taun aja aku balik lagi ke sini bolak balik ga bosen sma cerita nya mas rey
ika wahyuni
duhhhhh manis bet dah ahhhhh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!