Cinta Airin

Welcome again readers,,,

Besok mulai event Giveaway nya yaaa. SEMANGAT SSSSAAAAYYYYY.....

Happy Reading ☕

**********🌹🌹🌹🌹🌹**********

Mama,,, akhirnya Daffa berhasil nemuin mama. Ayo kita pulang mah, Daffa rindu mama.

Dengan langkah cepat Daffa berjalan sesuai arah yang di tunjukan, begitu berbelok ke kanan berjejer banyak kamar dengan pemandangan didepan kamar adalah taman. Dari kejauhan terlihat seorang wanita duduk didampingi seorang perawat dikursi yang ada diluar kamar terlihat seperti menjahit. Melangkah perlahan dengan tatapan tak lepas dari perempuan usia setengah baya itu.

"Assalamualaikum mama,,," suara berat dan bergetar Daffa menahan tangis terdengar. Wajah wanita didepannya diam.

Wanita dengan wajah lembut dan bermata teduh itu mendongak menatap lelaki tinggi yang berdiri di hadapannya, kening berkerut mata berkedip.

"Maaf mas nya ini siapa ya?" perawat yang duduk disebelah bertanya.

"Kamu kamu Daf..Daffa...Daffa anak mama kan?" dengan tersenyum mama Widya bersuara.

Daffa yang senang segera berlutut dihadapan mama nya, memegang tangan mama yang sudah tak lagi memegang alat jahit. Mata Daffa kembali berkaca-kaca.

"Iya mah, ini Daffa. Mama gak lupa sama Daffa alhamdulillah." Daffa pun memeluk mamanya.

"Wajahmu mengingatkan mama dengan papa Daffa, papa mu Daffa kenapa tega sekali meninggalkan mama disini? Ayo Daffa kita cari papa mu. .." mama Widya kembali ingat jika waktu itu suami nya pamit seperti biasa dan malah berakhir dengan dirinya yang tinggal disini.

"Maaa...maa.. Mama harus sabar ya, Papa sudah meninggal ma" Daffa menjawab lirih.

"Maksud kamu apa Daffa, ayo kita cari papa. Mama mau tanya kenapa mama ditinggal disini? Kamu jangan ngomong yang aneh-aneh Daf."

"Papa sudah meninggal mah, Daffa datang ke sini untuk menjemput mama. Mama mau kan pulang kerumah." ajak Daffa lembut.

Mama diam dan mengangguk.

"Bu, bagaimana caranya jika saya ingin membawa mama pulang?" tanya Daffa kepada perawat yang masih setia mendampingi.

"Mari mas nya saya antar ke ibu kepala dan bicara. Ibu Widya sementara istirahat dulu ya di kamar, yuk." perawat membujuk lembut menggandeng mama widya masuk.

*****🌹

Selesai makan siang Airin kembali ke kamar, dia penasaran dengan nama dikartu kredit yang tidak pernah dia sentuh. Meraih tas kecil yang dia letakkan didalam lemari menggeledah isi dalam nya mengambil dompet usang dan membuka terlihat ada kartu identitas, kartu atm, kartu puskesmas dan kartu kredit berwarna gold.

Diambilnya kartu emas itu membaca tulisan bagian kiri bawah, DAFFATAMA WIJAYA.

"Daffatama Wijaya, hmm namanya oke, orangnya juga seingatku tampan, kaya, tapiiii... Ah sudahlah jangan berkhayal apalagi berandai-andai, ingat Airin dia gak tau kalau perbuatannya bikin aku mengandung anaknya, lagi pula yang penting akh gak tau dimana dia." Airin mengeluh pelan masih dengan memegang kartu ditangannya.

"Nak, kamu jangan sedih ya jika kita hidup berdua saja. Ibu akan menjaga dan menyayangi mu." ucapnya sambil mengelus perutnya.

Setiap manusia banyak yang berencana A,B,C tapi tidak semua rencana mereka terlaksana. Bahkan ada pula yang sama sekali tidak berencana malah ternyata diberi tanggung jawab. Belum lagi tidak semua manusia sanggup dan ikhlas menjalani semua rencana dadakan Gusti Allah. Hanya mereka yang legowo yang mampu menerima apapun nasib dan takdir nya.

Setelah istirahat siang, mandi sore sekarang badan kembali segar. Aku keluar kamar berjalan ke dapur disana ia melihat seorang wanita sedang duduk dimeja makan menikmati susu hangatnya dengan melamun.

"Permisi,, ibu sendirian aja? Boleh Airin temani?" aku menghampiri meja makan

Wanita itu menoleh dan tersenyum, "iya sini dari tadi ibu sendirian aja."

Tak lama mbok Yem muncul dari balik pintu kecil yang mengarah ke tempat cuci jemur pakaian. "Neng Airin udah bangun?"

"Sudah mbok, kan mau bantuin mbok Yem siapin makan malam."

"Nyonya mau makan apa?" tanya mbok Yem.

Aku menoleh kaget dan segera berdiri merasa tak sopan sudah lancang duduk semeja dengan majikan nya. "Maafkan saya, saya gak tau kalau ibu adalah majikan saya. Maafkan saya yang sudah lancang." kataku.

"Lancang apanya, saya senang jika ada teman bicara, panggil ibu lebih enak didengar daripada nyonya. Saya juga baru datang hari ini. Kalau untuk makan malam seperti biasanya aja mbok."

"Kamu asisten mbok Yem ya? sudah berapa lama disini? kenalkan saya widyastuti kamu bisa panggil saya ibu Widya." tanya nya lagi

"Saya juga baru datang hari ini bu Widya tadi pagi. Saya bantuin mbok Yem dulu ya bu." aku beralih menghampiri mbok Yem yang sudah mulai memisahkan berbagai jenis bahan makanan.

"Mbok, biasanya jam berapa Daffa pulang? Saya senang sekali setelah tahu dia sudah bercerai dari perempuan bermuka dua itu."

Deg.. Daffa

"Pasti pulang cepet ko nyah, lagian kenapa tadi malab diijinkan pergi lagi setelah mengantar nyonya?" jawab mbok Yem.

"Ada telepon mendadak dan penting banget harus diselesaikan segera katanya. Tapj dia janji akan makan malam dirumah."

"Oalah,,, gitu."

*****🌹

"Gimana udah dibawa ke polisi? Mana dia udah ngasih info dimana papa di makam kan?" Daffa ternyata kembali ke rumah kosong tempat menyekap tersangka yang kini sudah dibawa ke kantor polisi berikut rekaman suara kejahatan dirinya.

"Sudah pak, kita tunggu aja bakal ada kehebohan dari keluarga mantan mertua pak Daffa."

"Aku mau kamu terus selidiki keluarga itu semuanya bisnisnya, juga hobi nya mengoleksi perempuan muda. Aku ingin mereka semua hancur sampai menjadi gembel." Daffa mengatakan dengan gigi gemeretak menahan kesal.

"Siap!"

*****🌹

Sementara di rumah orang tua Rachel suara panik terdengar dari mulut mamanya yang berteriak memanggil suaminya.

"Pah..papa.. cepet sini pah, nonton berita aduh papa, buruan nasib kita mulai gak aman pah.!!"

"Ada apa si mah?!"

"Tuh liat." menunjuk tv yang memperlihatan pria digiring menuju jeruji besi dengan memakai baju orange.

"Itu kan sialan brengsek, ko bisa ketangkep sih. Udah disuruh pergi jauh setelah pekerjaan selesai kenapa malah masih disini?!" papa Rachel kesal emosi marah was was merasa terancam takut jika pria itu buka mulut.

"Gimana ini pah, ayo pah kita kabur ke luar negeri aja, sebelum terlambat." istrinya panik dan membujuk untuk segera kabur.

"Mama tenang dulu, besok papa akan ke kantor polisi menengok nya. Papa akan memastika agar dia gak jujur ke polisi."

"Mama gak yakin pah, udah deh kita pergi aja yuk."

"Pergi gimana, papa lagi ada kerjasama dengan klien besar, gak mungkin pergi. Udah mama tenang aja."

Sebenarnya pak Tono bukannya tidak ingin pergi, tapi dia masih belum siap meninggalkan sugarbaby nya.

*****🌹

"Assalamualaikum mama,,, Daffa pulang mah!!" suara ceria terdengar memasuki ruang tamu.

"Neng, ini teh melati pesenan nyonya tolong anterin ke ruang nonton ya." mbok Yem menyerahkan nampan berisi secangkir teh hangat dan cookies.

"Iya mbok." aku berjalan perlahan ke ruang menonton tv.

"Permisi bu Widya, ini teh pesenannya." begitu memasuki ruang tv, tak sengaja pandangan kami bertemu saling diam menatap.

**********🌹🌹🌹🌹🌹**********

Lanjut lagiiii...

Jangan lupa like,komen,rate nya makasih