Luna Alexandra, gadis cantik berumur 20 tahun, seorang Mahasiswi semester 5 di Universitas XX.
Putri dari Wyman Alexander seorang pengusaha restoran yang sukses.
Ia tidak menyangka ayahnya meminta izin untuk menikah lagi setelah 10 tahun hidup menyendiri sepenigggal ibunya.
Apakah Luna mengizinkan Ayahnya untuk menikah lagi? Lalu siapa wanita yang ingin dinikahinya? bagaimana pula dengan kehidupan cinta Luna?
ikuti kisahnya.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syauqi Namaria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22
Wyman mengajak Luna untuk duduk di sofa, matanya menatap lekat wajah cantik putrinya. Kemudian menghela nafas pelan, tanpa basa basi ia langsung menyampaikan apa yang menjadi keinginannya “ayah ingin kamu belajar mengelola restoran ini Lun” ujar Wyman.
“Kenapa?” Luna mengerutkan dahi penasaran.
“Ayah sudah tua cepat atau lambat pasti kamu yang akan menggantikan ayah mengelola semua restoran yang ayah miliki, maka dari itu ayah ingin kamu belajar dari sekarang” ucap Wyman sembari menggenggam tangan putrinya.
Luna mengangguk pelan ia mengerti keinginan ayahnya itu “baik yah” sahutnya.
Satu minggu kemudian…
***
Di kantor Saga
Tok…Tok…Tok…
Suara pintu di ketuk dari luar, Tommy membuka pintu dan melangkahkan kakinya masuk ke dalam dan berjalan mendekati meja kerja bosnya.
Lalu Tommy meletakkan sebuah undangan diatas meja, Saga yang sedang sibuk menandatangani dokumen hanya melirik sekilas “apa itu Tom” tanya Saga yang masih fokus dengan dokumen di tangannya.
“Undangan pesta dari INKA Group Tuan” jawab Tommy.
Saga mengambil undangan tersebut “acaranya malam ini” ucapnya sembari menatap wajah asistennya. Tommy menjawab ucapan bosnya dengan menganggukan kepalanya.
“Kamu saja Tom yang datang” pinta Saga, ia memang tidak terlalu tertarik untuk datang ke pesta.
“Tidak bisa Tuan anda yang harus menghadiri pesta itu” timpal Tommy tersenyum.
Saga menghela nafas pelan, kemudian ia beranjak dari duduknya “siapkan jas untukku Tom” Saga berjalan keluar dari ruang kerjanya.
“Baik Tuan” ucap Tommy mengikuti bosnya dari belakang.
Malam hari pun tiba Saga sudah bersiap berangkat menuju tempat pesta yang di adakan INKA Group. Saat dalam perjalanan Tommy mengingatkan bosnya agar tidak minum terlalu banyak.
“Tuan sebaiknya anda nanti tidak terlalu banyak minum karena akan berpengaruh dengan kesehatan anda” ucap Tommy sembari matanya melirik ke kaca spion dalam mobil melihat bosnya yang duduk di belakang.
Saga mengangkat kedua alisnya “kayajnya kamu lebih paham dengan kondisi badan aku di banding diriku sendiri” seloroh Saga yang membuat Tommy tersenyum canggung.
“Itu juga termasuk salah satu tugas saya sebagai asisten anda Tuan, saya tidak ingin kesehatan anda bermasalah” ujar Tommy.
“Ayo kasih aku bonus” dalam pikiran Tommy.
“Kayaknya kamu berharap di kasih bonus setelah ngomong kayak gitu” ucap Saga yang membuat Tommy menelan salivanya.
Glek…
“Apa Tuan Saga punya indra keenam kenapa dia tahu apa yang aku pikirkan” gumam Tommy dalam hati.
“Tidak Tuan sama sekali tidak ha…ha…ha…” Tommy tertawa lepas.
Beberapa saat kemudian akhirnya Saga sampai di tempat pesta yang di adakan INKA Group. Tommy tidak mengikuti bosnya masuk ke dalam dia menunggu di luar.
Saga melangkahkan kakinya masuk ke dalam diikuti decak kagum orang-orang yang melihatnya.
“Baru kali ini aku melihat Saga Ganendra secara langsung”.
“Dia ganteng banget”.
“Beruntung sekali yang menjadi pacarnya nanti”.
“Sudah kaya, ganteng, mapan, masih muda, benar-benar sempurna untuk di jadikan suami”
Begitulah decak kagum para perempuan yang melihat Saga di pesta.
“Selamat datang Pak Saga” sapa Antonio Pesdir INKA Group menghampiri Saga sembari mengulurkan tangan.
Saga tersenyum dan membalas uluran tangan Antonio. Mereka lalu berbincang-bincang membahas proyek kerjasama dan membahas hal lainnya, tak lupa Antonio juga memperkenalkan Saga kepada rekan bisnisnya yang lain sembari meminum wine yang di sediakan oleh para pelayan.
Lelah bersosialisasi dengan yang lain Saga akhirnya mencari tempat untuk menghirup udara segar di luar, ia berjalan kearah taman yang ada di belakang gedung dan melihat ada sebuah kursi kemudian mendudukkan tubuhnya.
“Itulah kenapa aku nggak suka pergi ke acara pesta kayak gini, sungguh melelahkan” ucap Saga sembari menyenderkan tubuhnya di senderan kursi dan menutup matanya dengan salah satu lengan tangannya.
Tiba-tiba ada seseorang datang menghampirinya, terdengar suara perempuan menyapanya.
“Halo maaf mengganggu apa anda Saga Ganendra dari Perusahaan Jarvis Group?” tanya perempuan itu dengan tersenyum manja seperti sedang menggoda.
Saga menengadahkan kepalanya dan matanya menatap sinis kearah perempuan di depannya “iya saya Saga Ganendra, anda siapa?” Saga balik bertanya.
“Nama saya Elena” jawab perempuan itu, ia mengulurkan tangannya kearah Saga.
Saga membalas uluran tangan Elena seraya berkata “Ada perlu apa Nona Elena menemui saya?” tanya Saga, ia tidak suka ada orang lain mengganggu istirahatnya.