My Girlfriend ALIEN

Max terus mengawasi gerak-gerik Blue yang saat ini berbelanja bersama Nyonya Lauren. Bahkan dia ikut masuk kedalam dan pura-pura berbelanja seperti yang lainnya.

"Apa ada sesuatu yang ingin kau beli, Blue?" tanya Nyonya Lauren.

"Aku ingin membeli minuman soda!" jawab Blue.

"Apa kau bisa mengambilnya sendiri, karena aku harus mengantri di kasir!"

Blue mengangguk dan berjalan menuju minuman soda itu berada. Dia mengambil gelas dan memutar tempat minuman soda itu berada.

"Rupanya kau sudah pintar mengambil minum di mesin minuman? Tidak minta bantuan pacarmu?"

Suara pria terdengar di pendengaran Blue yang membuatnya langsung membalik badannya ke belakang dan dia melihat Max sudah berdiri disana.

"Hai," sapa Max.

Blue ingin menjauh dan mencari Nyonya Lauren tapi tangannya dicekal dengan ditarik sampai tubuhnya membentur dengan badan Max.

"Lepaskan aku!" ronta Blue.

"Aku tidak akan melepasmu lagi!" ucap Max semakin menarik pinggang Blue dengan mendekatkan wajahnya. "Bagaimana kalau kita bersenang-senang? Bukankah kau penasaran tentang banyak hal?"

Blue menggeleng. "Aku tidak mau! Kau manusia jahat!"

"Aku tidak jahat, aku sama seperti pacarmu itu!" ucap Max.

"Tidak, Ayang itu manusia baik tidak sepertimu!" elak Blue.

"Kau tahu darimana kalau manusia itu selalu baik? Pasti orang baik pun mempunyai sisi jahatnya! Kau itu tidak tahu apa-apa, maka dari itu biar aku yang mengajarimu!"

"Aku tidak mau! Lepaskan aku!"

Blue terus memberontak sampai dia mengingat film yang pernah dia lihat dan mempratekkannya dengan kakinya menendang benda keramat seorang pria.

"Argh!" Max merasa kesakitan dan melepaskan Blue disana.

Dan kesempatan itu, Blue gunakan untuk berlari keluar menuju parkiran untuk sembunyi. Blue bersembunyi diantara mobil-mobil disana membuat Nyonya Lauren kewalahan mencari Blue sedari tadi.

"Blue__" panggil Nyonya Lauren kesana kemari.

Mendengar namanya terus dipanggil Blue akhirnya keluar dari tempat persembunyiannya dan mengajak Nyonya Lauren pulang.

"Kau kenapa, Blue? Dan darimana saja?" tanya Nyonya Lauren saat dalam perjalanan pulang.

Blue hanya diam enggan menjawab karena pikirannya diisi oleh perkataan Max sebelumnya.

"Apa manusia bisa berubah?" tanya Blue kemudian.

"Berubah bagaimana?" tanya Nyonya Lauren balik.

"Berubah dari baik ke jahat!"

"Sejatinya manusia itu memang punya dua sisi baik dan buruk!"

"Jadi apakah Ayang akan bisa jadi jahat? Apa dia akan meninggalkanku?"

"Apa kau percaya pada pacarmu?"

"Aku percaya!"

"Jangan pernah meragukan orang yang kau sayangi, Blue! Maka percayalah padanya!"

Blue masih kurang paham apa yang dimaksud Nyonya Lauren. Tapi dia mencoba percaya pada Naku sepenuhnya karena Naku tujuannya tinggal di Bumi.

"Aku ingin memberi makan Putih dulu!" pamit Blue saat mereka sampai di apartemen. "Putih itu anjingku!"

"Kau mempunyai anjing?"

"Iya, apa aku boleh membawanya?"

"Membawa ke apartemenku? Tapi suamiku tidak menyukai anjing. Kebetulan dia hari ini pulang dari New York jadi ayo cepat kita masuk!"

Sebenarnya Blue agak kecewa tapi dia berusaha mengerti. Sekarang dia belajar, jika kesukaan kita belum tentu juga kesukaan orang lain.

Saat sampai di unit apartemennya, Blue masuk untuk mencari anjing pudelnya.

"Putih!" panggil Blue tapi suara Putih yang biasa menyapanya tidak ada.

Blue mencari di kandangnya dan terkejut melihat anjing pudel itu dalam keadaan lemah tak berdaya.

"Putih, apa yang terjadi padamu?" Blue panik dengan menggendong Putih.

Dia ingin meminta bantuan Nyonya Lauren tapi bersamaan dengan itu suami Nyonya Lauren sudah kembali dan dia yang membuka pintu saat Blue memencet bell pintu.

"Kau siapa! Dilarang membawa anjing kesini!" ucapnya.

"Aku ingin minta bantuan! Putihku sepertinya bermasalah!" sahut Blue yang panik.

"Kalau minta bantuan itu ke 911!"

"911? Apa itu?"

"Kau tidak tahu 911? Kau datang dari mana?"

"Kata Ayang, aku tidak boleh menyebutkan dari mana asalku! Kata Ayang, aku bisa bisulan jika mengucapkannya!"