Menghadapi kerasnya kehidupan, membuat Aqilla menjadi seorang wanita yang tegar. Semenjak kedua orangtuanya meninggal dalam suatu kecelakaan, membuatnya menjadi pribadi tertutup. Dengan merintis usaha kecil bersama sang adik, untuk membiayai kehidupannya sehari-hari. Dalam kondisi ekonomi yang dibilang sulit, ia tetap bertahan.
Hingga suatu hari, ia dipertemukan dengan seseorang yang selalu berkaitan dengan darah, bahkan membunuh pun adalah kesehariannya. Namun hal itu tersembunyi dibalik kharismanya sebagai salah satu CEO di suatu perusahaan besar.
Bagaimana kelanjutannya?
Apakah yang akan terjadi jika mereka dipertemukan?
Penasarankan, ikuti terus up dari karyanya ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tsabita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
" Hei tuan, lepaskan tanganku! Lagian ini mau kemana sih, itu sahabatku kenapa dibiarin berdua saja dengan pria gila itu. Aih, sungguh menyebalkan sekali." Meyra sudah sangat kesal dengan Jason, yang main tarik saja.
" Sssttt, apa mulutmu ini selalu begini? Bicara tidak ada tanda titik dan koma lagi nyelonong aja. " Jason menatap Meyra dengan tatapan membunuh.
" Apa liat-liat? Mau gue cungkil tu bola mata, hah!." Mey melihat Jason melotot kepadanya, namun itu tidak membuat Mey takut.
" Aaahhh, makan apa si orangtua wanita ini. Sungguh membuatku ingin menembaknya saat ini juga. " Gumam Jason perlahan, namun masih bisa Meyra dengar.
" Hei, kalau mau ngomongin orang itu jangan dibelakang. Sini, bicara langsung depan orangnya." Dengan berkacak pinggang, Mey protes.
Jason hanya menatap Meyra, percuma saja berdebat dengan wanita itu. Jason menarik Mey untuk memberi tuannya waktu untuk berdamai dengan Aqilla, hingga akhirnya jason membawa Meyra ke sebuah taman yang berada tidak jauh dari mall mereka singgahi.
" Tuan, hei. Tuuaannn!." Mey memainkan jarinya dihadapan Jason.
" Eh, e maaf. Saya melamun, ada apa? ".
" Kenapa anda melamun? Oh ya, apakah Aqilla akan aman bersama dengan bosmu itu tuan?." Mey masih merasa khawatir dengan Aqilla.
" Kamu tenang saja. Bos saya tidak akan melakukan kesalahan untuk kedua kalinya dengan nona Aqilla. " Jason menatap ke arah langit.
" Nona? Apa maksud anda tuan?." Meyra merasa aneh, kenapa Jason memanggil Aqilla dengan sebutan 'nona'.
" Ya, nona Aqilla. Tuan Akhtar menyesali perbuatannya kepada nona Aqilla, setelah kejadian transplantasi ginjal itu. Tuan Akhtar menyadari, bahwa ia menyukai nona Aqilla, namun ia tidak mempunyai keberanian untuk menyatakannya. Karena ia merasa, terlalu besar kesalahan yang telah ia perbuat. Pernah merasakan kegagalan dalam hubungan percintaanya, membuatnya menjadi seorang yang sangat egois dan menatap semua wanita itu sama saja, mendekatinya hanya karena kekayaannya. Hanya Ibunyalah yang masih memberikan cinta kasih untuknya, bahkan Ayah dan kakak kandungnya sendiri menaburkan kebencian pada dirinya."
" Hah!!!." Meyra hanya bisa terkejut mendengar sedikit cerita dari Jason.
" Kau tau, tuan Akhtar bahkan tak pernah dianggap kehadirannya oleh Ayah dan kakaknya. Namun saat ini, setelab tuan berhasil dan mempunyai segalanya. Mereka perlahan memperlihatkan muka duanya, untuk mendapat simpati dari tuan. "
" Wah, ternyata di dunia nyata ini. Ada ya orang tua seperti itu, aku kira hanya dalam dunia fiksi saja adanya. Lalu, kenapa tuanmu itu membenci wanita? ". Meyra semakin penasaran akan cerita dari Jason.
" Huh, dulu. Tuan mempunyai seorang kekasih, cantik, smart dan sangat pintas dalam berbisnis. Namun semuanya itu sirna hanya karena uang, tuan yang saat itu sangat mencintainya. Merelakan semua miliknya untuk wanita itu, hingga perusahaan yang tuan dirikan hampir bangkrut. Disaat itu, wanita ja**lang itu ingin berpisah dan menghilang. Tuan mengalami depresi, tidak ada seorang pun yang membantunya. Hanya Ibunya yang dengan sangat sabar membantunya untuk keluar dari depresi itu. Walaupun penyakit itu belum sepenuhnya sembuh. Sahabat tuan yang juga menyukai wanita itu, diadu domba padanya. Sehingga menyebabkan permusuhan yang hingga saat ini masih terjadi. " Jason menitikkan air mata.
" Tuan, kau menanggis?" Mey melihat cairan bening itu disudut mata Jason, yang dengan cepat ia hapus.
" Maaf, sudah menceritakan ini semua padamu. Saya harap, nona Aqilla adalah bidadari yang Tuhan kirimkan untuk tuan Akhtar. " Jason sangat berharap, Aqilla bisa membuat Akhtar menjadi seperti dulu lagi.
" Apa kamu sebegitu menggabdinya dengan tuannlmu itu? "
" Dia yang menyelamatkanku dari kehidupan yang sangat buruk, takkan bisa terbalas semua yang telah ia lakukan untuk saya hingga saya bisa bernafas sampai saat ini. Mari, saya akan menghantarkan anda pulang." Jason bangkit dari duduknya.
" Ah, tidak usah tuan. Saya bawa mobil sendiri, baiklah kalau begitu. Tuan, saya titip Aqilla untuk hari ini ya. Karena saya harus pulang, kalau tidak. Ayah saya akan memecat saya dari struktur keluarga sebagai anak, sampai bertemu kembali. Tuan?" Mey menanyakan namanya. Karena keasikan ngobrol, hingga lupa untuk menggenalkan diri masing-masing.
" Jason ." Jawabnya singkat.
" Meyra, mey juga boleh. Oke, bye." Meyra segera menuju parkiran mobilnya dan bergegas untuk pulang.
Sedangkan di rumah Akhtar, Aqilla perlahan menggerakkan tangannya. Hal itu membuat Akhtar tersenyum, senang.