Dipaksa Nikah

Haikal ikut tertidur pulas, memeluk erat tubuh Mikayla.

Pukul empat pagi mika terbangun, saat pertama membuka mata, wajah Haikal lah yang tampak didepan matanya.

Wajah mika memucat teringat kejadian kemaren saat Haikal memaksanya dan hampir saja merenggut keperawanan nya. Mika terus memandang wajah damai tersebut.

Sebenarnya apa mau mu bee, kau yang membuat perjanjian itu, kau yang memberi jarak dalam hubungan kita tapi kenapa kau pula yang melanggarnya. Jika benar kau mencintai wanita lain, mengapa kau lakukan ini padaku?

Seharusnya kau tetap menjaga batasan mu, agar aku bisa dengan mudah melepaskan mu jika saatnya tiba.

Perlahan tangan mika menyingkirkan tangan mika yang memeluk pinggang nya, kemudian dia turun dan memunguti pakaiannya, mika segera memakainya asal dan berlari keluar kamar Haikal. Dia kembali menuju kamarnya dan masuk ke dalam kamar mandi.

Mika menghidupkan shower dan menyiram tubuhnya dengan air tersebut, airmatanya mengalir deras bersama dengan air keran yang terus mengalir.

Sementara Haikal di dalam kamarnya terbangun dan tak mendapati mika disana. Dia duduk dan termenung. Bayangan keganasannya kemaren malam yang membuat istrinya ketakutan berputar di kepalanya. Haikal akhirnya bangkit dan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

"Aku akan bicara dengannya sebelum aku pergi," ucap Haikal pelan.

Setelah berpakaian rapi, Haikal keluar kamarnya dan berjalan menuju kamar mika. Dibukanya pintu kamar perlahan, namun kosong Mika tidak ada disana. "Kemana dia?" guman Haikal pelan

Haikal turun ke bawah dan ke dapur, kosong. Hanya Bik Sumi yang terlihat sedang membuat sarapan.

"Pagi den, mau sarapan?" tawar bik Sumi ramah.

"Nyonya kemana Bik?" tanya Haikal tanpa menjawab pertanyaan Bik Sumi.

"Nyonya sudah berangkat tadi den, katanya ada operasi pagi ini." jawab Bik Sumi.

Haikal mendesah kecewa. Dia pasti menghindari ku! aku harus pergi sekarang, bagaimana aku meminta maaf kepadanya! Jika aku menyusulnya ke rumah sakit, aku bisa tertinggal pesawat, bagaimana ini? bathinnya.

Triing ,......sebuah pesan masuk.

"Pagi Pak, pesawat anda berangkat jam tujuh. Saya sudah menunggu di depan" sebuah pesan yang di kirim oleh Devan.

Haikal mendesah kecewa untuk yang kedua kalinya. Dia mengambil kopernya di dalam kamar dan keluar rumah. Segera menuju bandara.

"Anda baik baik saja pak?" tanya Devan yang terlihat sedikit bingung melihat sikap bosnya.

"Aku tidak apa apa. Apakah Amira masih menginap di hotel tersebut?" tanya Haikal

"Iya pak, nona Amira masih disana,"

"Malam ini aku akan menangkap basah dirinya, dan aku akan berikan kejutan manis untuknya. Apakah kau sudah melakukan yang aku perintahkan Dev?" tanya Haikal

"Semua sudah siap bos." jawab Devan.

"Bagus, aku tidak sabar menunggu kehancuran nya." ucap Haikal.

Pukul dua siang Haikal dan Devan memasuki kamar hotel yang telah mereka sewa sebelumnya. Haikal mengambil ponselnya dan berniat menelpon mika.

Sambungan terhubung, tapi mika belum.juga mengangkatnya. Pada sambungan ketiga terdengar suara telpon diangkat tapi sebuah kejutan bagi Haikal karena suara yang mengangkat panggilannya adalah seorang pria.

Haikal terdiam beberapa saat.

"Ya halo, mana mika?" tanya Haikal dengan suara ketus

"Ini siapa?" tanya seseorang dari arah sebrang.

"Mana mika?" bentak Haikal yang kesal karena pria tersebut tak menjawab panggilannya.

"Mika sedang di kamar mandi."

Tut......panggilan terputus

Haikal mematikan ponselnya.

Siapa pria yang bersama mika, apakah temannya yang dokter itu? apa yang mereka lakukan berdua? apa mika masih berhubungan dengannya? aku tahu dokter itu diam diam menyukai istriku. Awas saja tunggu aku pulang nanti, aku akan menghajarnya. Dan jika mika sampai berhubungan dengannya di belakang ku, aku sendiri yang akan menghukumnya. bathin Haikal.

Devan datang menghampiri Haikal yang terlihat kesal.

"Bos, anda baik baik saja kan?" tanya Devan.

"Mengapa semua wanita sama saja. Pengkhianat?" ucap Haikal

"Siapa yang anda maksud pak, Amira?" tanya Devan

"Mika juga mengkhianati ku, dia bersama dokter itu sekarang." ucap Haikal.

"Nona Mika tidak mungkin melakukannya pak, mungkin saja saat ini dia sedang makan siang bersama dokter tersebut." bantah Devan.

"Tapi aku tahu dokter itu menyukainya?" jawab Haikal.

"Lalu apa masalahnya! dia hanya menyukai nona mika bukan berarti kekasih nona. Lagipula apa yang anda khawatir kan bukankah Anda tidak menyukai nona! dan anda membiarkan dirinya memiliki hubungan dengan siapa pun, lantas mengapa sekarang anda marah." ucap Devan.

"Aku tidak suka dia dekat dengan siapa pun! Dia itu istriku!" ucap Haikal dengan suara tinggi.

"Anda yakin pak, bukankah Anda yang membuat surat perjanjian tersebut, anda yang memberinya kebebasan. Padahal saya tahu nona mika gadis yang baik. Siapa yang tidak tertarik dengannya, dia seorang dokter, cantik, berpendidikan dan yang pasti Sholeha. Di jaman sekarang sulit mencari gadis seperti nya pak." ucap Devan lagi

" tapi dia masih berstatus istriku!"

" Apa bapak sedang cemburu?"

"Tidak!"

"Hahaha, aku mengenal mu dengan baik kal, kau boleh menyangkal ku tapi kau tak bisa membohongi hati kecilmu. Teruslah keras kepala dan mika akan diambil oleh dokter Rayhan. Aku tahu dia menyukai mika." ucap Devan.

"Kau!!!!" Haikal menatap marah kearah Devan.

"Sebagai seorang adik, aku hanya mengingatkan mu, mika butuh kepastian kak, dia akan lelah dan pergi jika kau terus saja bersikap seperti ini. Aku tahu betul siapa dia. Dan aku rasa kau sangat beruntung bisa menikahinya, tapi terserah kau saja. Tetap keras kepala dan biarkan mika pergi darimu." ucap Devan.

Devan keluar kamar Haikal meninggalkan Haikal yang duduk dan termenung sendiri. Dia membenarkan apa yang dikatakan Devan, beberapakali kali dia melihat mika dekat dengan dokter Rayhan dan juga tetangganya yang merupakan teman mika. "Apa benar aku cemburu? tidak mungkin."

Devan menemui anak buahnya. Malam ini mereka menemui Amira dan kekasihnya.

"Anda sudah siap pak?" tanya Devan begitu memasuki kamar Haikal

"Sudah, ayo berangkat." ucap Haikal yang sudah terlihat rapi.

Flash back on

Mika sedang makan bertiga bersama dokter Rayhan, dan Ririn di kantin rumah sakit. Saat itu mika sedang ke kamar mandi dan Ririn sedang memesan makanan, ponselnya berdering. Rayhan mengangkat nya karena dia pikir itu penting, Setelah beberapa kali berdering.

"Mika, tadi ada yang menelpon?"

"Siapa dok?"

"Entahlah, dia hanya menanyakan mu tapi tak mau menyebutkan namanya?" jawab dokter Rayhan

Mika mengambil ponselnya dan melihat sebuah nomor yang tak dikenal. Apa mungkin itu Haikal? tapi mana mungkin? mimpi apa dia menelponku siang siang begini.

Wajah mika berubah madam mengingat tentang Haikal. Dan itu tak luput dari perhatian dokter Rayhan.

"Maafkan aku telah mengangkatnya nya, aku pikir itu penting."

"Tidak apa dok, dia bisa menelpon lagi jika dia rasa penting."jawab mika

Flash back off

Mika kembali bertugas bersama dengan Ririn. Dia memilih melanjutkan jadwalnya dan pulang malam, agar tak bertemu dengan Haikal.