NovelToon NovelToon
LEGENDA KEPALA DEWA

LEGENDA KEPALA DEWA

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Sistem / Time Travel / Reinkarnasi
Popularitas:181
Nilai: 5
Nama Author: ilonksrcc

Li Wei,programmer jenius yang sinis, percaya bahwa segala sesuatu di alam semesta berjalan seperti sistem yang bisa di debug. Saat nyawanya melayang di dunia modern, kesadarannya tersedot ke dalam "ruang jiwa" yang hancur di dalam Kepala Kaisar Dewa Tai Xuan, yang dikhianati dan dipenggal oleh murid kesayangan dan permaisurinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ilonksrcc, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 21: RUBAH-PANDA DI KOTA BAJA

Suara gemercik air di dalam istana terdengar seperti musik yang tenang, namun tak mampu menenangkan kegelisahan di dada Xiao Qi. Ia berdiri di hadapan Tai Wei, yang kini terlihat seperti pusat ketenangan itu sendiri. Tubuh dewa itu membelakangi kolam kristal, tangan terlipat di belakang punggung, matanya memandang ke arah proyeksi holografik yang menunjukkan peta wilayah dan simpul-simpul energi yang berdenyut tak menentu.

"Keseimbangan ini rapuh, Xiao Qi," suara Tai Wei terdengar, jernih namun mengandung beban yang hanya dimengerti oleh mereka yang pernah menyentuh inti realitas. "Laporan dari sekutu hanya memberikan gambaran permukaan. Apa yang sebenarnya terjadi di tingkat paling bawah, di tempat di mana rasa takut dan keserakahan berakar, itu yang harus kita ketahui."

Xiao Qi mendekat, bulu halus di punggungnya berdiri karena firasat. "Aku akan pergi. Katakan saja apa yang harus kulakukan."

Tai Wei berbalik, dan dalam matanya yang kini berkilauan dengan data yang berputar, Xiao Qi melihat keraguan yang langka. "Ini berbahaya. Dunia luar belum sepenuhnya menerima kita. Bagi mereka, aku masih bisa jadi ancaman atau hadiah. Dan kau..."

"Dan aku hanya seekor rubah-panda," sambung Xiao Qi, mencoba terdengar percaya diri. "Siapa yang akan memperhatikan?"

Senyum tipis muncul di wajah Tai Wei. Dari dalam jubahnya, ia mengeluarkan sebuah objek kecil, seukuran koin, yang terbuat dari bahan logam kristal biru pucat. Di permukaannya, pola sirkuit fraktal berdenyut pelan.

"Ini 'Morphic Driver'. Bukan transformasi sejati, Xiao Qi. Itu akan membutuhkan rekonstruksi menyeluruh pada tingkatan soul weave yang bahkan aku belum sepenuhnya pahami." Ia menempatkan koin itu di dahi Xiao Qi. Koin itu meleleh seperti es yang menyentuh kulit hangat, meresap ke dalam. Xiao Qi merasakan gelombang dingin yang aneh menyebar dari dahi ke seluruh tubuhnya.

"Ia akan memproyeksikan sebuah ilusi aura yang sangat kuat," jelas Tai Wei. "Setiap cultivator di bawah level Nascent Soul akan melihatmu bukan sebagai spirit beast, melainkan sebagai... seorang anak manusia yatim dengan bakat spiritual yang lemah. Samaran yang tak menarik perhatian."

Xiao Qi mengangguk, meski hatinya berdebar. "Lalu, ke mana aku harus pergi?"

Tai Wei mengangkat tangan, dan hologram di depannya berubah, memperlihatkan sebuah pemukiman luas yang dibangun di antara dua pegunungan tandus. Strukturnya merupakan perpaduan aneh antara bangunan kayu reyot dan menara logam berkarat. Asap hitam membumbung dari sepuluh cerobong berbeda. "Kota Baja. Sebuah zona netral yang sebenarnya tidak netral sama sekali. Dikuasai oleh konglomerasi tiga sekte kecil Palu Gunung Berapi, Alkimis Tuli, dan Mata Rantai. Mereka adalah sisa-sisa, pengungsi, dan oportunis yang bertahan setelah keruntuhan pengaruh tiga sekte besar. Tempat itu adalah pasar gelap, arena pertarungan, dan sarang intrik. Jika ada informasi yang berharga, ia akan diperdagangkan di sana."

Ia memberikan Xiao Qi sebuah kalung sederhana dengan liontin batu kecoklatan. "Ini hanya terlihat seperti batu biasa. Tapi jika kau menemukan sesuatu yang genting, hancurkanlah. Aku akan merasakannya."

Xiao Qi mengangguk lagi, rasa berat mengisi dadanya. "Aku akan membawa informasi yang kau butuhkan."

Tai Wei meletakkan tangan di kepala Xiao Qi, sebuah gestur yang jarang tapi penuh arti. "Yang kubutuhkan adalah kau kembali dengan selamat. Ingat, Xiao Qi. Di luar sana, hukumnya bukan lagi hukum istana atau hukum dewa. Hukumnya adalah..."

"Hukum yang paling kuat," gumam Xiao Qi, mengulang pelajaran pertama Tai Wei tentang dunia luar.

"Tepat. Sekarang, pergilah. Portal sementara sudah menunggumu di ruang transit."

---

Kota Baja membaui keringat, besi panas, dan keputusasaan.

Itulah kesan pertama Xiao Qi saat ilusi Morphic Driver-nya mengeras dan ia melangkah keluar dari gang sempit ke jalan utama kota. Sebagai rubah-panda, indranya yang tajam terbungkus oleh lapisan ilusi, tapi tidak sepenuhnya tumpul. Ia masih bisa mencium bau logam darah di balik aroma daging panggang, mendengar bisikan transaksi gelap di balik teriakan pedagang.

Tubuhnya sekarang terlihat seperti anak laki-laki berusia dua belas tahun, kurus, dengan pakaian lusuh dan wajah kotor. Sempurna.

Langkah pertamanya adalah bertahan hidup. Tai Wei memberinya beberapa keping spirit stone rendah, tapi itu harus ia simpan. Untuk makan, ia harus bekerja.

Ia tertarik pada sebuah kedai sup tua, di mana pemiliknya seorang pria bermata satu sedang memukuli seorang anak yang mencoba mencuri roti. "Brengsek! Kaki tangan perlu kupotong!"

"Tuan!" teriak Xiao Qi, suaranya sengaja dibuat lirih dan penuh ketakutan. "Aku... aku bisa bekerja. Cuci piring, bersihkan meja. Hanya untuk sepiring sup."

Mata satu itu beralih ke arahnya, menyorotinya dari ujung kepala sampai ujung kaki. "Lemah. Tapi boleh. Satu piring per hari. Kalau ada yang pecah, ganti dengan jari."

Itulah hari-hari pertamanya: mencuci piring yang berminyak, menghindari tendangan pelanggan yang mabuk, dan tidur di gudang belakang yang berbau tikus. Tapi di sini, di kedai, informasi mengalir bebas seperti alkohol murahan.

Ia mendengar tentang "Kompetisi Pengumpulan Bayangan Beracun" yang diadakan oleh Alkimis Tuli. Hadiahnya: 100 spirit stone tingkat menengah DAN sebuah tiket untuk mengakses arsip terbatas sekte tempat di mana semua rumor dan laporan dikumpulkan. Tujuan Xiao Qi menjadi jelas.

"Mau ikut, anak cuci piring?" ledek seorang cultivator bertubuh kekar dari sekte Palu Gunung Berapi, yang sedang minum. "Bayangan Beracun itu tinggal di Gua Paru-Paru Besi. Napasnya saja bisa melelehkan tulang. Kau bahkan tidak punya Qi!"

Xiao Qi hanya menunduk, terus mengelap meja. Tapi di dalam, semangatnya membara. Gua Paru-Paru Besi. Ia ingat Tai Wei pernah menyebutnya. Ekosistem mineral unik dengan aliran gas beracun yang periodik. Polanya bisa diprediksi.

Malamnya, dengan menyogok penjaga gudang dengan separuh jatah makannya, Xiao Qi mendapat akses ke perpustakaan sampah tumpukan gulungan rusak dan buku basah di belakang kedai. Ia mencari apa saja tentang gua itu. Ia menemukan catatan lama seorang penambang: "Gas naik saat bulan purnama menyentuh puncak menara barat. Turun ketika embun pagi membasahi jamur batu."

Itu bukan jadwal. Itu puisi. Tapi bagi Xiao Qi yang pernah hidup di alam liar bersama Tai Wei, itu masuk akal. Ini tentang posisi bulan dan kelembaban.

Hari kompetisi tiba. Lapangan di pusat kota dipadati oleh puluhan peserta cultivator dengan senjata berkilau dan jubah sekte. Di tengah mereka, Xiao Qi terlihat seperti benih ilalang di antara batu-batu besar.

Petugas dari Alkimis Tuli, seorang wanita dengan telinga yang tertutup lilin (maka julukan "Tuli"), menjelaskan aturan: masuk ke gua, kumpulkan tiga buah "Shadow Moss" yang tumbuh di dinding bagian dalam, dan kembalikan sebelum matahari terbenam. Yang paling banyak menang.

Saat tanda dimulai, para cultivator melesat dengan kecepatan penuh. Xiao Qi berjalan. Ia bahkan tidak lari. Beberapa penonton menertawakannya.

Gua Paru-Paru Besi persis seperti namanya: gelap, lembab, dan setiap tarikan napas terasa seperti mengisap kapas panas. Cahaya kristal lemah memantulkan dinding yang basah. Suara dengusan gas terdengar dari celah-celah.

Xiao Qi tidak terburu-buru. Ia duduk di mulut gua, menutup mata, mencoba merasakan di balik ilusi Morphic Driver. Indra rubah-pandanya yang tertahan memberontak. Ia berkonsentrasi pada penciuman.

Dari dalam gua, ia mencium:

· Logam basi (dinding besi).

· Jamur busuk (shadow moss?).

· Dan... sesuatu yang manis seperti buah terlalu matang. Itu pasti gas beracun.

Ia membuka mata. Ia melihat pola jamur di dinding dekat mulut gua. Ia tidak memetiknya. Ia hanya memperhatikan arah pertumbuhannya. Jamur itu condong ke arah kiri, seolah menghindari sesuatu.

Aliran udara, pikir Xiao Qi. Gas yang lebih berat mengalir ke satu arah, mempengaruhi pertumbuhan.

Dengan hati-hati, ia merobek sedikit kain dari bajunya, melemparnya ke udara. Kain itu melayang pelan, lalu tertarik ke lorong kanan. Lorong kiri adalah zona tekanan rendah, kemungkinan tempat gas terkumpul.

Xiao Qi mengambil lorong kiri.

Ia berjalan pelan, setiap beberapa langkah berhenti untuk melempar sedikit debu atau mendengarkan suara gemericik air. Ia menemukan sekelompok peserta yang terperangkap di ruang buntu, wajah mereka mulai membiru karena keracunan gas. Mereka memandangnya dengan mata putus asa.

"Keluar! Ikuti aliran angin dari jamur!" teriak Xiao Qi, lalu berlari lebih dalam. Ia bukan pahlawan. Ia sedang dalam misi.

Di kedalaman gua, di mana cahaya hampir tak ada, indra penciumannya yang tertekan akhirnya menangkap aroma kuat yang ia cari: shadow moss segar. Dan ada banyak. Tapi ada juga sesuatu yang lain bau amis darah dan besi.

Di balik sebuah belokan, ia melihatnya. Seorang cultivator muda dari Mata Rantai sedang berjongkok, bukan memanen moss, tapi mengumpulkan sesuatu yang berkilauan dari tanah serpihan mirip kaca hitam.

God Sliver? Tidak... lebih kecil. Tapi mirip.

Cultivator itu menoleh, matanya tajam. "Siapa kau?"

Xiao Qi berusaha tampak takut. "Aku... hanya peserta. Cari moss."

"Pergi! Tempat ini berbahaya!" bentak si cultivator, dengan cepat menyembunyikan serpihan itu.

Tapi sebelum Xiao Qi bisa bergerak, dengusan gas tiba-tiba menjadi deru. Dinding gua bergetar. Siklus gas besar datang lebih cepat!

Si cultivator panik, berlari ke arah yang salah lebih dalam ke gua. Xiao Qi, dengan nalurinya, membalik dan lari ke arah dinding. Ia menemukan celah sempit, tempat aliran udara justru kuat keluar. Ia memaksakan diri masuk.

Dari celah itu, ia bisa melihat ruang besar tempat cultivator tadi terjebak. Gas kuning pekat memenuhi ruangan. Cultivator itu terbatuk, jatuh. Dan dari dalam kabut, sesuatu yang panjang dan bersisik logam bergerak. Bayangan Beracun itu bukan hanya gas ia adalah makhluk simbiosis dengan gua!

Xiao Qi memilih tidak melihat. Ia meraih tiga helai shadow moss dari dinding celah, lalu merayap keluar melalui jalur sempit yang mengikuti aliran udara segar.

---

Matahari sore mulai turun ketika Xiao Qi, dengan tubuh penuh lecet dan baju robek, muncul dari gua. Hanya lima peserta lain yang sudah kembali. Wanita dari Alkimis Tuli terlihat kecewa.

"Hasilmu?" tanyanya pada Xiao Qi, tak berharap banyak.

Xiao Qi mengeluarkan tiga helai moss. Mereka segar dan utuh.

Wanita itu terkejut. "Bagaimana caramu...?"

"Keberuntungan," bisik Xiao Qi.

Hadiah diberikan. Xiao Qi mendapat spirit stone dan yang paling penting: sebuah token kayu hitam dengan simbol telinga tertutup lilin akses arsip.

Malam itu, di gudang kedai, Xiao Qi memeriksa token. Tapi firasatnya gelisah. Ia merasakan mata mengawasinya. Ia berpura-pura tidur, dan tak lama, pintu gudang dibuka pelan. Dua siluet masuk si cultivator Mata Rantai dari gua, dan seorang wanita dengan mata seperti elang yang ia lihat sedang mengamati kompetisi.

"Anak ini bukan cultivator," desis si cultivator. "Tapi dia selamat dari siklus gas besar. Dan dia melihatku mengambil 'Shadow Shard'."

"Spirit beast dalam penyamaran?" tebak wanita bermata elang, suaranya berbisik seperti angin. "Aura-nya aneh. Tertutupi sesuatu. Bawa dia. Grandmaster akan tertarik. Spirit beast dengan kecerdasan manusia dan kemampuan bertahan hidup tinggi... harga yang bagus untuk pasar budak kultivasi atau bahan ritual."

Mereka mendekat. Xiao Qi tahu ini saatnya.

Ia menggenggam kalung batu pemberian Tai Wei. Tapi jika ia menghancurkannya sekarang, Tai Wei akan datang, dan seluruh rencana penyamaran dan pengintaian akan hancur. Kota Baja akan tahu bahwa Sang Arsitek sedang mengawasi mereka.

Tidak. Aku harus handle ini sendiri.

Saat tangan si cultivator meraihnya, Xiao Qi bergerak. Bukan seperti anak manusia, tapi seperti rubah-panda yang terpojok. Ia menggulung, menghindar, dan melompat ke tumpukan karung. Gerakannya terlalu cepat untuk anak biasa.

"Mana mungkin!" teriak cultivator itu, mengeluarkan tali energi.

Xiao Qi berlari keluar gudang, masuk ke labirin gang gelap Kota Baja. Teriakan dan kutukan memburunya. Ia terpojok di pelataran mati, dinding tinggi di ketiga sisinya.

Kedua pengepungnya masuk, tersenyum sinis. "Lari lagi, nak."

Kepanikan membelit dada Xiao Qi. Ia secara tak sadar meraih dahinya, di mana Morphic Driver bersarang. Dalam keputusasaan, ia berteriak dalam hati: "Tai Wei! Aku tidak bisa! Aku takut!"

Sesuatu merespons. Bukan suara Tai Wei, tapi gelombang energi dari ikatan jiwa mereka. Morphic Driver di dahinya terbakar dingin. Pola sirkuit fraktal di dalamnya, yang dirancang untuk ilusi, tiba-tiba mencari sumber energi untuk stabilisasi.

Dan sumber energi terdekat adalah gelombang emosi kacau di sekelilingnya ketakutan Xiao Qi, keserakahan para pengejar, dan energi pertarungan kotor Kota Baja.

Morphic Driver menyerap semuanya.

Rasa sakit yang tak terkira menyambar Xiao Qi. Seperti tulang-tulangnya diremas dan dibentuk ulang. Otot-ototnya meregang, kulitnya seperti terbakar. Ia menjerit, tapi suaranya berubah dari jeritan anak menjadi erangan dalam.

Dua pengejarnya berhenti, terpesona dan ketakutan oleh pemandangan itu. Cahaya biru pucat menyelimuti tubuh Xiao Qi yang menggigil. Siluetnya membesar, berubah bentuk. Bulu-bulu menghilang, digantikan kulit pucat. Moncongnya memendek, wajah manusia terbentuk.

Ketika cahaya mereda, yang berdiri di sana bukan lagi anak laki-laki kurus, melainkan seorang remaja berusia sekitar empat belas tahun. Rambutnya berwarna coklat kemerahan, matanya seperti ambar dengan pupil vertikal tipis, dan dari bawah rambutnya, sepasang telinga yang sedikit runcing menyembul. Tubuhnya ramping, tapi terlihat gesit, dan di jari-jarinya, kuku tampak agak tajam.

Xiao Qi terengah-engah, melihat tangannya tangan manusia yang asing. Ia merasakan kekuatan lama sebagai spirit beast masih ada, tapi terpendam, tersalurkan dengan cara baru. Dan yang paling aneh, ia tidak memiliki inti Dantian seperti manusia. Di dalam dadanya, sebuah "Core Beast" yang familiar masih berdenyut, kini terbungkus lapisan energi ilusi yang kompleks.

"Jadi... dia benar-benar spirit beast!" teriak cultivator Mata Rantai. "Tangkap dia hidup-hidup! Ini nilai lebih besar!"

Mereka menerjang. Xiao Qi, dalam wujud barunya, bereaksi dengan naluri. Ia tidak melompat tinggi seperti rubah-panda, tapi bergerak dengan kelincahan yang tidak wajar, hampir seperti menghilang dari tempatnya dan muncul di samping cultivator. Pukulan spontannya terlalu cepat, mendarat tepat di titik lemah di bawah lengan yang pernah ia lihat Tai Wei tunjukkan.

Cultivator itu terhuyung, terkejut. Wanita bermata elang melemparkan jarum energi. Xiao Qi mencium bahan racun di jarum itu sebelum melihatnya. Ia menghindar, mengambil pecahan genteng dan melemparkannya dengan akurasi mematikan ke arah wanita itu, memaksa dia mundur.

Ini bukan pertarungan cultivator melawan cultivator. Ini predator versus pemburu. Dan Xiao Qi, dalam wujud hybrid-nya, adalah predator yang bingung tapi mematikan.

Melihat kesempatan, ia memanjat dinding cengkeramannya kuat, kuku-kukunya mencengkeram batu dengan mudah dan melompat ke atasan rumah terdekat, lalu menghilang ke dalam kegelapan malam Kota Baja.

---

Di tepi kota, di atap gudang terpencil, Xiao Qi akhirnya berhenti. Napasnya tersengal. Ia mendekati sebuah genangan air hujan yang kotor.

Wajah yang memantul bukan wajahnya. Bukan wajah rubah-panda, bukan juga wajah anak laki-laki penyamaran. Ini adalah wajah asing: manusia, tapi dengan ciri-ciri yang akan membuat cultivator mana pun curiga. Wajah seorang anomali.

Kesepian yang dalam menyergapnya, lebih menyakitkan daripada transformasi tadi. Ia jauh dari rumah, dari Tai Wei, terjebak dalam tubuh yang bukan miliknya, di kota yang memakan yang lemah.

Tapi di balik kesepian itu, ada bara kemarahan kecil. Marah pada dirinya yang ketakutan, marah pada dunia yang kejam. Dan kemarahan itu membuat Core Beast-nya berdenyup lebih kencang.

Ia meremas token akses arsip di tangannya. Ini belum selesai. Ia punya misi. Dan sekarang, dengan wujud baru ini, mungkin ia bisa menyusup lebih dalam.

Dari atap sebuah menara jarak jauh, di balik tirai jendela, sepasang mata berwarna ungu pucat mengamatinya. Pemiliknya, seorang wanita dengan pakaian bayangan yang nyaris tak terlihat, tersenyum tipis. Di tangannya, sebuah kristal perekam memancarkan cahaya redup.

"Menarik sekali," bisiknya, suaranya seperti angin malam. "Spirit beast berevolusi menjadi humanoid tanpa melalui tribulation? Atau ini adalah seni ilusi tingkat tinggi? Laporan ini layak untuk diantarkan langsung ke hadiran... Dewa Pengintai kami."

Dia membuat beberapa gerakan tangan, dan pesan spiritual terkirim: "Telah ditemukan target sekunder di Kota Baja. Memiliki koneksi yang mungkin dengan 'Kepala Dewa'. Menunggu instruksi lebih lanjut."

Di bawah, tanpa menyadari bahwa dirinya telah menarik perhatian lapisan yang lebih berbahaya, Xiao Qi melompat turun dari atap, menghilang ke dalam labirin Kota Baja sekali lagi, seorang diri, berubah, dan lebih menentukan dari sebelumnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!