NovelToon NovelToon
Mata Sakti Lin Feng

Mata Sakti Lin Feng

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Kelahiran kembali menjadi kuat / Action
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: ex

Lin Feng, "Tuan Muda Teoris" dari Klan Lin, adalah bahan tertawaan di Akademi Awan Hijau. Dia jenius strategi, tapi bakat bela dirinya nol besar.

Segalanya berubah drastis saat arwah kakek-kakek telanjang mesum merasuki mata kirinya, memberinya kekuatan cheat [Mata Penjiplak] yang bisa meniru dan menyempurnakan jurus apa pun seketika.

Berbekal otak licik, mata copy-paste super, dan panduan kakek mesum di kepalanya, Lin Feng kini siap mengacak-acak dunia Jianghu. Ini adalah kisah di mana dia mempermalukan para jenius, men- trol/ musuh-musuhnya, dan mengejar tujuan utamanya membangun harem terbesar dalam sejarah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ex, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21 Kecemburuan seorang pelayan

Kehormatan?

Lin Feng nyaris tertawa. Dia baru saja menghukumnya dengan pekerjaan cuci-cuci permanen, dan gadis ini menyebutnya sebuah 'kehormatan'.

"LIHAT, NAK! KEKUATAN DARI WAJAH TAMPAN DAN SEDIKIT KEAHLIAN!" seru si Kakek di kepalanya. "KAULAH DEWANYA!"

Tapi tidak semua orang di ruangan itu merasa terhormat.

"T-TUAN MUDA!"

Chun Hua, pelayan pribadi yang asli, akhirnya angkat bicara. Wajahnya yang cantik memucat karena panik dan marah.

"T-Tapi... T-Tuan Muda... dia...!" Dia menunjuk Bai Qianqian dengan jari gemetar. "Dia dari Asrama Utara! Dia... dia kotor! Dia tidak tahu apa-apa!"

"Dia tidak tahu cara merawat sutra es!" lanjut Chun Hua, suaranya kini terdengar putus asa. "Kain itu halus! Harus dicuci dengan air embun pagi dan sabun bunga osmanthus! Dia... dia akan merusaknya!"

Itu adalah argumen yang logis. Argumen yang sangat bagus.

Bai Qianqian, yang baru saja bangkit, langsung menunduk lagi, wajahnya penuh ketakutan. Dia benar. Dia tidak tahu apa-apa.

Lin Feng menatap Chun Hua. Lalu dia tersenyum.

"Kau benar, Chun Hua," katanya. "Argumen yang sangat bagus."

Chun Hua menghela napas lega. "J-Jadi..."

"Jadi," potong Lin Feng. "Kau yang akan mengajarinya."

Hening.

Wajah Chun Hua membeku. "A-Apa...?"

"Dia asistenku. Kau pelayanku," kata Lin Feng datar. "Tugasmu adalah memastikan asistenku tidak merusak jubahku. Ajari dia. Jika jubahku rusak... aku akan menyalahkanmu."

"HOO! KEJAM! AKU SUKA!" tawa si Kakek. "KAU MENJADIKAN SI PELAYAN CANTIK SEBAGAI GURU DARI SI LOLI POLOS! KAU MENGIKAT MEREKA BERSAMA! TAKTIK HAREM 101: 'MANAJEMEN RANTAI KOMANDO'!"

Chun Hua terlihat seperti baru saja disambar petir, lalu diludahi naga.

"T-Tuan... M-Muda..."

"Kau mau membantahku?"

"...T-Tidak, Tuan Muda," desis Chun Hua pelan, menundukkan kepalanya. Tapi Lin Feng bisa melihat bahunya bergetar karena amarah yang tertahan.

"Bagus," kata Lin Feng. Dia sudah bosan.

"Qianqian," panggilnya.

"Y-Ya, Tuan Muda?!"

"Ambil ember kotormu itu dan pergi. Berikan jubah ini pada Chun Hua dulu, biar dia yang mengurus air mawar atau air embun sialan apa pun itu. Kembalilah nanti sore untuk mengambilnya dan mencucinya di tempatmu."

"B-Baik, Tuan Muda!"

Qianqian buru-buru bangkit, mengambil embernya, lalu membungkuk sekali lagi.

"T-Terima kasih, Tuan Muda! T-Terima kasih... Nona... Chun Hua... atas bimbingannya nanti!"

Ucapan terima kasih yang tulus dan polos itu terdengar seperti tamparan keras bagi Chun Hua.

Bai Qianqian praktis berlari keluar dari paviliun, seolah takut Tuan Muda akan berubah pikiran.

Sekarang, hanya tersisa Lin Feng dan pelayannya yang sedang merajuk.

Chun Hua berdiri kaku di sudut, memegangi jubah biru yang bernoda itu, wajahnya masam.

"Hah..." Lin Feng menghela napas, kembali ke buburnya.

"Merepotkan sekali. Pagi yang sangat sibuk."

"SIBUK?!" seru si Kakek. "ITU KEMENANGAN TOTAL! DALAM SATU PAGI, KAU SUDAH MENGGODA INSTRUKTUR MASOKIS, MENGHINA SI TSUNDERE DINGIN, DAN MENDAPATKAN DUA PELAYAN PRIBADI YANG SALING CEMBURU! INI BUKAN SIBUK, NAK! INI ADALAH... EFISIENSI!"

Lin Feng menghabiskan suapan terakhir buburnya.

Chun Hua masih berdiri kaku di sudut ruangan, memegangi jubah biru itu seolah-olah itu adalah bom yang siap meledak. Wajahnya masam, ekspresinya jelas menunjukkan ketidaksenangan.

"Kau terlihat seperti ada yang mencuri manisanmu, Chun Hua," kata Lin Feng, menyeka mulutnya dengan kain sutra.

"T-Tuan Muda!" Chun Hua tersentak kaget, hampir menjatuhkan jubah itu. "T-Tidak! S-Saya..."

Lin Feng berdiri. Dia berjalan pelan ke arah pelayannya.

Chun Hua secara refleks menundukkan kepalanya saat Lin Feng mendekat.

Lin Feng berhenti tepat di depannya. Dia mengulurkan tangan... dan mengangkat dagu Chun Hua dengan satu jari, memaksanya untuk menatap matanya.

"J-Jangan bilang..." bisik Lin Feng, suaranya rendah dan menggoda, "...kau cemburu pada si Tikus Kecil itu?"

Wajah Chun Hua meledak dalam warna merah padam.

"C-CEMBURU?!" serunya, suaranya terdengar panik. "P-Pada... gadis... kotor... itu?! T-Tentu saja tidak! S-Saya... saya hanya khawatir dia akan merusak reputasi paviliun! Dia tidak pantas berada di sini!"

"Bagus," Lin Feng tersenyum. Dia melepaskan dagu Chun Hua dan menepuk kepalanya dengan ringan, seolah sedang menenangkan hewan peliharaan yang sedang kesal.

"Kau adalah pelayan pribadi-ku," katanya. "Dia hanya... tukang cuci. Ingat posisimu. Posisimu adalah yang paling dekat denganku. Jangan kecewakan aku."

"HOOO! Taktik 'Gula dan Cambuk'!" seru si Kakek di kepalanya. "KAULAH MASTERNYA, NAK! Kau membuat si pelayan lama merasa 'istimewa' lagi! Sekarang dia akan bekerja dua kali lebih keras untuk membuktikan nilainya! Dia akan membenci si 'tikus kecil' itu! PERTARUNGAN HAREM RESMI DIMULAI!"

Kata-kata Lin Feng berhasil. Wajah Chun Hua yang masam sedikit melunak. Dia... yang paling dekat dengannya.

"B-Baik, Tuan Muda," katanya, suaranya kembali normal. "Saya... saya tidak akan mengecewakan Anda. Saya akan memastikan gadis itu diajari dengan benar."

"Bagus," kata Lin Feng. "Sekarang, aku mau keluar."

"K-Ke mana, Tuan Muda?" tanya Chun Hua, kembali menjadi pelayan yang efisien. "A-Apa Anda mau... 'menjalani hukuman' lagi?"

"Tidak," kata Lin Feng, meraih kipas lipat dari meja (dia tidak pernah menggunakannya untuk meniupkan angin, itu hanya untuk bergaya).

"Aku mau... ke kelas."

Chun Hua ternganga.

Tuan Muda Lin Feng... mau... ke kelas?

Secara sukarela?

Tanpa dipaksa atau diseret oleh Instruktur Wang?

Dunia pasti akan kiamat.

1
adi ambara
buang lah novel sampah ni thor..mc yg sombong bodoh...
I'M WHITE: lagi proses buff itu kak, makasih masukannya 👍
total 1 replies
adi ambara
minta kekuatan..tapi bodoh sombong..
I'M WHITE
porsi dialognya emang sengaja ane banyakin 🤣
Tiandi
terlalu banyak dialog daripada narasi, semangat thorr/Shy/
Tiandi
kenapa nggak pakai judul "Mata Penyalin Aktif" lebih enak aja gitu baca baca../Smile/
I'M WHITE: terlalu mainstream
total 1 replies
Tiandi
icip-icip dulu
Xiào Hān ୧⍤⃝🍌
Cie cover baru
I'M WHITE: tumben dirubah ama NT, biasanya dibiarin aja
total 1 replies
Dwalkii
menurut kakak kuat di narasi tapi kurang di dialog. menurut ku, maaf kak sok tahu ya🙏

tapi overall, ini cukup bagus👍
Dwalkii
Saskehhh!!!🤣🤣
Dwalkii
🤣
Dwalkii
Oke... ini menghancurkan citra Manusia kuno di pikiran ku.
Dwalkii
Bagian ini lucu🤭
Aveline
lucuu bangett😭🤣🤣
Aveline
wkwkwk 😭😭
Aveline
kakk lucu banget 🤣🤣
Dwalkii
mampir kak, tapi ga sekedar mampir trus like. aku baca yaa/Proud/

untuk kalimat 'haaaah' ini seperti menghela napas kan? harusnya Hoamm, mungkin?🤭

maaf kak sok tau, tapi aku lebih nyaman begitu🙏
Aveline
kawin banget nihh author?🙏😭
Gege
dan tema remasan dada pun berakhir.. 🤣🤣
I'M WHITE
sebenernya babnya dah sampe 30 tapi bijgung mau up semua apa satu satu gini🤣
Gege
masih dengan remasan dada yang belom juga terselesaikan... 🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!