NovelToon NovelToon
Marcelline Hart

Marcelline Hart

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Wanita Karir / Keluarga / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Putri asli/palsu
Popularitas:595
Nilai: 5
Nama Author: S.Lintang

Dia.. anak, Kakak, saudara dan kekasih yang keras, tegas dengan tatapannya yang menusuk. Perubahan ekspresi dapat ia mainkan dengan lihai. Marcelline.. pengendali segalanya!

Dan.. terlalu banyak benang merah yang saling menyatu di sini.
Happy reading 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S.Lintang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21. -

Azri tersenyum menatap Azalea yang suasana hatinya sedang tidak baik-baik saja, bahkan dada gadis itu bergemuruh, antara sedih, marah, kecewa dan semuanya.

"Aza.. maaf Abang lebih suka panggilan kamu yang sekarang karena udah terbiasa di sekolah. Abang boleh ngomong kan? Orang asing ini diizinkan bicara sama Nona Muda Hart, kan?" tanya Azri masih dengan senyuman.

Azri tetap menggenggam tangan Marcelline untuk menenangkan Kakaknya itu, lalu satu tangannya terulur kearah wajah Azalea, mengusap darah yang ada di sudut bibir itu. Lalu mengusap wajah gadis itu juga.

"Aza nggak suka kehadiran orang asing ini ya? Selama ini Aza juga keberatan sama keberadaan Abang di tengah keluarga ini? Maaf kalau ternyata itu buat Aza nggak nyaman, tapi seandainya dari dulu Aza ungkapkan itu dari awal, Abang nggak akan pernah mau di sini. Abang bakal pergi, bahkan sekarang setelah tau pun Abang juga akan pergi kok. Jadi jangan marah lagi ya, jangan marah lagi sama Kakak sampai buat Kakak marah dan malah nyakitin diri kamu sendiri," ucap Azri sangat lembut.

"Azri...."

Azri menggenggam kuat tangan Marcelline dan menggeleng pelan menatap sang Kakak. "Kali ini.. biarin Azri yang bicara, Kakak cukup diam. Bisa?"

Marcelline memalingkan wajahnya, air matanya turun, ia menangis.

"Lihat.. hati Kakak seluas itu ke anda," papar Azalea penuh kesakitan melihat sang Kakak menangis.

Hati Azri juga berdenyut sekarang, tapi ia tetap mampu tersenyum menatap Azalea. "Maaf. Tapi.. apa nggak ada tempat Abang di kamu lagi, Dek?" tanyanya pelan penuh kesedihan.

Azalea diam, tidak mengangguk ataupun menggeleng, ia ikut memalingkan wajah.

"Kamu tau.. sebenarnya Abang juga nggak mau terima hak sebagai ahli waris sah. Karena tanggung jawab itu besar Dek, itu sebuah beban berkedok kekayaan," ungkap Azri jujur.

"Tapi kamu jangan khawatir, Abang janji akan kembalikan semuanya, secepatnya akan di urus. Bakal Abang kembalikan atas nama Ayah lagi, setelah urusan itu selesai, Abang juga bakal langsung pergi dari sini, dari rumah ini, dari rumahnya Aza," lanjutnya.

"Nggak akan ada yang pergi!" tegas Marcelline.

"Kali ini Azri nggak akan patuh, ini keputusan sendiri dan Kakak nggak boleh ikut campur," ucap Azri menatap tegas Marcelline.

"Kamu Adeknya Kakak!"

"Hanya sebuah ungkapan di atas kertas. Pada kenyataannya Azri tetaplah orang asing, bukan anak yang Bunda lahirkan!"

"Kamu...."

"Kak! Udah! Harusnya hal ini nggak perlu di perdebatkan. Azri berterima kasih sama kalian semua yang udah nampung Azri, tapi maaf, Azri nggak bisa terima itu lagi. Setelah hari ini, Azri adalah orang asing, bahkan dari awal adalah orang asing. Iyakan Dek?" Azri menatap Azalea yang menangis.

"Kenapa harus nunggu surat pengembalian ahli waris? Kenapa nggak sekarang aja anda pergi?"

"LEA!"

Azri terus menggenggam kuat tangan Marcelline yang baru saja membentak Azalea lagi.

"Kamu mau Abang pergi sekarang?" tanya Azri tetap tersenyum.

Azalea mengangguk tegas. "Iya!" katanya.

Azri masih tersenyum dan mengangguk juga. "Abang pergi sekarang. Tanpa bawa barang apa pun, semuanya Abang serahin di depan kamu ya. Mobil, motor, kartu, semuanya. Abang keluar bawa pakaian yang Abang pakai sekarang aja, ini juga seragam sekolah, gapapa kan?" tanyanya.

Azalea diam, melihat Azri memberikan semuanya pada Marcelline yang menggeleng.

"Enggak Dek!" Marcelline menolak.

"Ini keputusan. Jangan buat Adek Kakak sendiri nggak nyaman dengan kehadiran Azri di sini. Azri masih bisa hidup insyaallah kayak dulu lagi kok," ucapnya tersenyum lalu menatap Azalea lagi.

"Abang pamit Dek, jaga diri baik-baik ya. Lain kali kalau kamu ketemu sama Abang, tolong sapa Abang kalau kamu sudi ya," pinta Azri.

1
Carlos Vazquez Hernandez
Cocok di hati nih.
Anrai Dela Cruz
Keren deh ceritanya, thor mesti terus bikin cerita seru kayak gini!
Asher_Sanou3u
Duh, hati jadi bahagia setelah selesai baca karya ini!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!