NovelToon NovelToon
Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Mas Mantan

Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Mas Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berbaikan / Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Kehidupan di Kantor / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:93.5k
Nilai: 5
Nama Author: Deshika Widya

"Biar saya yang menikahi Dira, Om."
"Apa? Gak bisa! Aku gak mau!"
***
Niat hati menerima dan bertunangan dengan Adnan adalah untuk membuat hati sang mantan panas, Indira malah mengalami nasib nahas. Menjelang pernikahan yang tinggal menghitung hari, Adnan malah kedapatan berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Di saat yang bersamaan Rada—mantan kekasihnya, datang menawarkan diri untuk menjadi pengganti Adnan. Indira jelas menolak keras karena masih memiliki dendam, tetapi kedua orang tuanya malah mendukung sang mantan.
Apa yang harus Indira lakukan? Lantas, apa yang akan terjadi jika ia dan Rada benar-benar menjadi pasangan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deshika Widya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menyesal

"Rada, Dira?"

Suara itu terdengar dari arah belakang. Begitu familiar sehingga membuat tubuh Indira menegang dalam pelukan suaminya.

Rada menoleh cepat.

Sial! Ternyata Adnan.

Pria itu berjalan santai dengan pakaian olahraga. Handuk kecil menggantung di leher, sementara kedua alisnya bertaut melihat pemandangan tak mengenakan di matanya.

Rada segera melepas pelukan. Begitu pula Indira yang buru-buru menyeka air matanya dengan telapak tangan. Namun sayang, bekas basah di wajahnya tak bisa disembunyikan begitu saja.

Adnan berdiri beberapa langkah dari mereka. Pandangannya langsung jatuh ke wajah Indira yang basah.

"Kamu kenapa, Dir?" tanyanya tanpa basa-basi.

Rada melempar tatapan tajam pada Adnan. Sebelum merespon pria itu, ia lebih dulu menghapus sisa air mata di pipi sang istri dengan lembut.

Adnan menyipit curiga, lalu maju satu langkah lebih dekat pada Rada. "Kamu apain dia?"

Pertanyaan itu serupa bensin yang dilempar api. Langsung membuat emosi di dada Rada meledak seketika.

Tanpa berpikir dua kali, ia langsung berdiri penuh dan menatap Adnan dari jarak hanya beberapa jengkal. Wajahnya mendekat, napasnya terdengar berat.

"Dia istriku, jadi bukan urusanmu!" Suara Rada meninggi. Telunjuknya menekan dada Adnan keras hingga pria itu mundur setengah langkah.

Akan tetapi, Adnan tak tinggal diam. Dengan gerakan cepat, ia menepis telunjuk Rada kasar.

"Sekarang Dira emang istrimu. Tapi aku gak akan tinggal diam kalau kamu berani buat dia nangis!" bentaknya tajam.

Indira terbelalak mendengar itu. Sementara Rada hanya tertawa miring.

"Rupanya kamu udah hilang ingatan, Nan. Gak inget gimana kejinya kamu sama Dita? Gak inget gimana kamu buat Dira terluka, hah?!"

Suara Rada menggema keras, menarik perhatian hampir seluruh pengunjung taman. Mereka mulai menoleh. Ada yang bisik-bisik, bahkan ada anak kecil yang berhenti bermain karena merasa suasana berubah tegang.

Adnan mematung sesaat. Kedua tangannya terkepal kuat. Hingga tiba-tiba ....

BUK!

Tinjuan Adnan mendarat tepat di rahang Rada.

"Rada!" pekik Indira yang sontak berdiri.

Rada terhuyung ke belakang, tapi segera menahan hingga kembali berdiri dengan benar. Mata pria itu kian menajam. Sambil melangkah maju ia layangkan satu pukulan keras di pipi kanan Adnan.

"Sialan!" teriak Adnan geram.

Dua pria itu tak bisa menahan emosi hingga berkelahi hebat di tengah taman kota. Saling meninju dan mendorong satu sama lain tanpa peduli tatapan orang-orang di sekitar.

"Rada! Adnan! Stop!"

Jeritan Indira tak dihiraukan. Ia mencoba mendekat, tapi tubuh dua pria yang saling dorong itu membuatnya terlempar mundur.

Beberapa pengunjung mulai berkerumun. Ada yang berusaha memisahkan, tapi tenaga keduanya terlalu kuat. Apalagi Adnan yang sudah tak bisa mengendalikan amarahnya. Emosi, cemburu, dan ego beradu dalam diri pria itu.

Sama seperti Adnan, Rada pun tak kalah emosi. Seluruh amarah yang diimpan, ia tumpahkan sekarang. Sudah sejak lama ia ingin menghabisi Adnan karena telah membuat Indira-nya terluka. Dan inilah saatnya.

Sementara itu, Indira hanya bisa menangis dan berusaha memeluk tubuh Rada dari belakang.

"Rada, stop! Stop!"

Ia mengguncang tubuh sang suami dari belakang, memaksa pria itu untuk berhenti mengayunkan pukulan. Namun, Rada tetap tak menghiraukan. Pria itu benar-benar seperti kehilangan akal.

'Gak boleh! Rada gak boleh jadi penjahat!' batin wanita itu. Ia tak ingin sang suami menodai tangannya dengan cara seperti itu.

Dengan tenaga yang tersisa, sekali lagi Indira berteriak kuat, "STOP!"

Teriakan itu berhasil membuat Rada terhenti. Pukulan yang nyaris dilayangkan kembali pada Adnan pun seketika membeku di udara.

Napas pria itu terengah. Matanya masih tajam menatap Adnan. Pelan-pelan, ia menurunkan tangan, lalu berbalik dan mendapati Indira tengah menatapnya tajam.

Wajah wanita itu kembali basah. Napasnya terdengar tak beraturan. Tubuhnya gemetar seperti sedang ketakutan.

Seketika perasaan bersalah menyusup di hati Rada. Segera ia melangkah dan menarik tubuh istrinya ke dalam pelukan.

"Maaf udah buat kamu takut, Sayang ...."

***

Setelah Rada dan Indira pergi, Adnan gegas duduk dan menyandarkan punggung ke sandaran bangku taman. Kepalanya sedikit menengadah, menatap langit kosong seolah bisa menemukan jawaban dari semua kekacauan hidupnya di sana.

Wajahnya lebam dengan sudut bibir pecah. Pelipisnya pun ikut memar. Namun, bukan semua luka itu yang menyakitkan bagi Adnan.

"Kenapa begini, Tuhan?" gumamnya pelan.

Adnan sangat menyesal, sungguh. Jika saja bisa memutar waktu, maka ia tidak akan pernah sekali pun menduakan Indira. Ia tidak akan percaya pada ucapan Dita. Namun, semua sudah terlambat. Bahkan orang yang sempat ia duakan, kini telah bahagia bersama Rada. Sementara ia malah terjebak dengan Dita.

Ya, mungkin kalimat itu lebih tepat menggambarkan perasaan Adnan yang sebetulnya tak ingin terjerat lebih dalam dengan Dita. Akan tetapi, apa yang mereka perbuat selama ini justru malah membuat ia tak bisa lari.

Dita tengah mengandung anaknya, darah dagingnya. Mau tak mau, Adnan harus menerimanya, kan?

Pria itu menunduk, memandangi telapak tangannya sendiri. Masih ada noda darah di sana. Entah darahnya sendiri atau darah Rada, ia pun tak tahu. Yang ia tahu, emosinya seketika meledak saat melihat Indira berderai air mata.

Adnan mendesah berat. Tangannya meraih ponsel dari saku celana training yang dikenakan. Ia ingin mengalihkan pikiran dengan membuka sosial media atau apa saja yang bisa menjauhkan Indira dari benaknya.

Akan tetapi, yang muncul justru notifikasi panggilan tak terjawab dari satu nama yang tak kalah membuat pusing kepala.

Dita.

"Ck. Lagi-lagi dia," gumam Adnan kesal.

Adnan menghela napas panjang. Ia belum siap berbicara karena tahu pernikahanlah yang akan dibahas Dita.

Jujur saja, sedikit pun tak ada niat Adnan untuk menikahi Dita. Wanita itu hanya ia jadikan pelarian semata selama Indira tak ada. Itu saja.

Layar ponsel Adnan berkedip menampilkan nama Dita. Tak ingin memperpanjang masalah, kali ini ia menerima panggilan dari wanita itu.

"Ada apa?"

"Kamu di mana, Nan?" Dita malah balik bertanya dengan suara serak, khas orang habis menangis.

"Aku lagi olahraga."

"Tolong ke rumah sekarang, Nan ...."

Ck! Sudah Adnan duga akan seperti ini akhirnya.

"Mau apa lagi, sih?"

"Orang tuaku minta kamu ke rumah sekarang juga, Nan. Please ...."

Pria itu menggeleng pelan sekalipun Dita tak bisa melihatnya. "Maaf, Dit. Kali ini gak bisa. Aku lagi—"

"Egois ya, kamu, Nan!" teriak Dita yang terdengar menggelegar di telinga Adnan.

"Kamu sama sekali gak mikirin perasaanku sama keluargaku! Aku malu hamil tanpa suami, Nan! Kamu ngerti gak, sih?!"

Adnan hanya diam sembari memijat pelipisnya. Ia biarkan Dita terus berteriak hingga bosan.

"Pokoknya aku mau kita nikah hari ini juga!"

"Apa?"

"Kita nikah hari ini juga, Adnan! Kalau kamu gak mau, aku bakal gugurin kandungan ini sekarang juga!"

Deg!

1
Kasih Bonda
next Thor semangat
Deshika Widya: asiiap Kakak
total 1 replies
Wardi's
ka othor adnan mo nitip donat d cafe rada boleh gk??
Wardi's: wkwkwkwk
total 3 replies
Wardi's
fix.. arum sm dafa resign dan bikin cafe cimol bojot sm sayur seblak., dan adnan nitip nimunan teh poci d cafenya mereka..
Wardi's: boleh.. boleh.. kebetulan es nya belum sadar.,
total 2 replies
Teh Euis Tea
huhhhhh aku kecewa kenapa bukan aku yg kau pilih babang revan, coba km berani melamar aku pd suamiku...huhhh aku sedih🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Teh Euis Tea: hihihihi
total 2 replies
Ayudya
seneng banget lihat Rumi dan Revan bahagia
Deshika Widya: jangan lupa siapin kado ya😄
total 1 replies
Eva Wahyuni
yeyeyeye 😄😄😄,,, akhirnya diterima 😍..
semangat Revan dan Arum🥰💪
Deshika Widya: semangat ke mana tuh🤭
total 1 replies
Arin
Beneran nih diterima lamaran Revan ke Rumi??
Apa hanya Revan yang lagi bayangin kalau lamarannya di terima🤭🤭🤭🤭
Arin: tolong wakilkan ya
total 2 replies
Wardi's
bikin cafe sebelahan sm rada aja ya ka othor., yg 1 jual seblak., satunya jual minuman biar gk brantem..
Deshika Widya: sekalian sama cimol bojot dan cireng kuah aja gak sih biar lengkap😌
total 1 replies
Wardi's
nanti siapa yg ngalah keluar dr nuswantoro??
Deshika Widya: kantornya aja yg suruh keluar dah😌
total 1 replies
Ir
kak kenapa kemarin ga up, seharusnya double nihh
Deshika Widya: capcaaayyy😌
total 1 replies
Kasih Bonda
next Thor semangat
Deshika Widya: asiiiap Kakak
total 1 replies
Teh Euis Tea
arum udah terima aj revan, awas klu ga mau aku rebut revannya, biarin jd pelakor jg demi revan🤣🤣🤣🤣🤣🤣
takut keduluan othor akunya😂
Teh Euis Tea: othor mainan pulici ga asik ach othor
total 2 replies
Kasih Bonda
next Thor semangat
Deshika Widya: asiiap Kakak
total 1 replies
Eva Wahyuni
cie cie cie ada yang masih jual mahal 😄, masih ngambekan..
semoga pak Revan bisa taklukkan hatinya Arum ya Thor
😄🥰
Eva Wahyuni: siap Thor 😄😄😄
total 2 replies
Wardi's
arum ultah yg keberapa kak othor??
Deshika Widya: ke 12🤣
total 1 replies
Teh Euis Tea
cieeee ada yg ultah trs di lamar abis itu nikah deh dan punya anak banyak trs anak rumi dan dirra pacaran🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Rohana Omar: ngacuh.....😄😄😄😄😄
total 3 replies
Ir
kaka jangan sampe yaa Indira punya niatan adopsi anak nya si Dita aku ga setuju, dia punya kake dan nenek
Deshika Widya: Kata Pak Ustadz, dendam itu tidak baik, Anak Muda🤣
total 1 replies
Ayudya
selamat ulang ya Arumi dan semoga pak Revan jodoh mu
Deshika Widya: Aamiin-in aja deh🤭
total 1 replies
Ir
maaf ya Rad kak Deshika pelit ga mau minjemin helikopter buat jemput ayang beb
Dita gue sumpahin lu makan rendang dapet nya lengkuas yaaa 😡😡
Deshika Widya: sedih banget lagi lahapnya makan daging malah gigit lengkuas😭🤣
total 1 replies
Kasih Bonda
next Thor semangat
Deshika Widya: asiiiap Kakak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!