Iin gadis asal Indonesia memutuskan untuk pindah ke jepang untuk menempati rumah warisan dari neneknya yang asli orang jepang.Rumah itu tampak sepi karena sudah tidak ditempati siapa pun lagi.satu tahun lalu nenek Iin sudah meninggal dan ia mewariskannya pada Iin cucu kesayangannya.Tanoa Iin ketahui bahwa rumah itu pernah di sewa seorang pemuda jepang yang bernama Taka.Dia telah meninggal dunia namun arwahnya sering muncul seperti layaknya orang normal.Namun Iin belum menyadarinya hingga mereka terjerat cinta yang begitu dalam.Sanggupkah Iin bertahan dengan cinta yang berbeda dunia? apakah kisah cintanya akan membuatnya lebih hancur ataukah Iin bisa membuat membuat arwah Taka tenang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iin Nur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
" makanya jangan banyak bergosip.gue tunggu nih pertanggung jawaban kalian buat bayar sewa villa.secepatnya!" mori menegaskan lagi sambil berlalu ke arah sofa.Membuat Iin da keduanya temannya tambah pusing.Tapi masih ada bersyukurnya semoga saja mori tidak mendengar percakapan mereka.
Malam itu berlalu seperti normal .semua orang melanjutkannya dengan istirahat di kamar masing masing.mori tertidur di sofa.Paginya bahkan mori ikut mengintip 4 orang tawanannya hingga ke tempat kerja." kamu nggak ada kerjaan lain selain ngintilin kita kesini ?" tanya Hiro takut takut ketika mori terus mengikutinya sampai toko." gue takut kalian kabur dan gak tanggung jawab," alasannya.
Iin hanya bisa menggeleng pasrah.hiro mungkin memang tak punya dana tambahan dan honor yang penghasilannya belum cair.terpaksa mereka harus mau di ikutin mori kemana pun.
Ryota dan Toru tiba tiba datang dengan napas terengah engah.tergopoh gopoh berlari Samapi toko.padahal beberapa menit yang lalu mereka pamit untuk bekerja." bagus kalian datang.gue mau hari ini elo anterin gue ke pantai." celetuknya sambil melipat tangan di dada.
" oh jadi mereka pulang lagi,karena kamu yang suruh mori?" tanya Iin penasaran."padahal mereka lagi kumpulin uang loh buat bantu bayar hutang ke kamu." jelas Iin lagi yang di acuhi mori.
Singkat cerita ketiganya pergi ke pantai milik mori.disana ryota dan Toru malah di suruh melayani tamu menggunakan pakaian khas pelayan wanita.Mori hampir tak kuat menahan tawa.Dia merasa lucu ketika dua orang dewasa itu kini sudah berpenampilan cantik lengkap dengan wig rambut yang panjang,tak lupa mori juga memoles wajahnya dengan sedikit make up.mereka tentu saja pasrah dan tak bisa kabur.bwberapa pengawal mori siap menjaganya.
" gak tahu muka gue mau di taruh dimana nih Toru,mori memang kejam.dia kecil kecil cabe rawit.bagaimaan caranya biar kita cepat lolos dari bocah tengil itu?" ryota berbicara setengah mau menangis sambil menggenggam nampan kosong.
" gue juga gak tau harus gimana lagi.Gimana kalau kita kasih obat tidur aja.biar juragan kecil itu gak sadar kita kabur." Toru memberi ide.
" elu gak mikir ya Toru,dia kan punya banyak pengawal.dia emng sengaja bikin kita malu dan takluk karena perintahnya." ryota hampir terduduk lesu di bawah pantry.
Mereka berdua hari itu terus melayani beberapa tamu di sekitaran cafe pantai.swmua pengunjung merasa terhibur.dan mori sangat puas dengan kinerja mereka." sorry ya bang gue kerjain teman teman lu hari ini." gumam mori sambil tersenyum kecil.
Hari itu terasa lebih melelahkan untuk mereka berdua.kini mereka tertidur pulas di bawah meja pantry,hari sudah semakin gelap dan mori yang melihatnya merasa sedikit keras terhadap mereka." kasihan banget kalian bang." gumam mori yang tak sengaja lewat ke dapur untuk membuat kopi.
Malamnya mereka kaget setelah ketiduran cukup lama,kini wajah mori sudah siap menatap keduanya dengan mata yang tajam dan datar.keduanya terperanjat dan buru buru bangun." mori ? Maaf kita ketiduran." ucap mereka serempak.
Mori hanay mengangguk paham." kerja yang bagus,aku sudah menganggap hutang kalian lunas begitupun dengan hiro.dan satu lagi aku akan memberi kalian hadiah sebagai penghargaan karena kalian kerja bagus." puji mori sambil berjalan mengitari mereka seperti juri yang kejam.
Keduanya saling memandangi bingung.Hadiah seperti apa yang mori maksud." aku akan memberi kalian tempat gratis untuk tinggal di sini.kalian juga bisa ajak Hiro dan Iin tinggal disini." sarannya sedikit merayu.
" aku tahu kalian tinggal di perbukitan itu tidak terlalu baik untuk mental Iin,lebih baik jika kalian tinggal di salah satu villaku disini.kalian juga bisa bekerja di tempatku sekalian bantu bantu.disini banyak yang membutuhkan pekerja seperti kalian." usulnya lagi.
" katakan saja dulu pada mereka.siapa tahu mereka setuju.kalaupun tidak aku tidak masalah." ucapnya dingin.
Ryota dan Toru mulai berpikir,malamnya mereka kembali pulang ke rumah tua di bukit tanpa mori.iin dan Hiro menyambutnya penuh kecemasan karena sejak siang mereka tak muncul lagi.
Mereka semua menceritakan apa yang sudah terjadi pada Iin dan hiro.hiro mulai berpikir dengan keras ada benarnya juga apa yang dikatakan mori.kini usahanya Hiro tak semulus yang ia harapkan.jika ia bekerja sambilan di tempat mori mungkin bisa membantu pendapatannya.
Akhirnya semua setuju dan akan menerima penawaran mori.
Pagi butanay mereka berempat sudah berkumpul dengan koper besarnya masing masing di gerbang depan.angin dari pantai menyambutnya.Mori sudah berdiri tegak disana dan berjalan ke arah mereka.
" siaapp bekerja???" tanyanya dengan nada tegas seperti guru BK.
Semua orang lantas mengangguk seperti mendapat tugas khusus dari atasan yang wajahnya garang seperti mori.
" siaaapp...!" jawab mereka serempak dan mengangguk pasti.
" bagus,mulai hari ini kalian diterima bekerja disini.dan ada satu sarat lagi." cegah mori sebelum mereka melangkah pergi.Semua lantas semua wajah mereka seperti bertanya tanya.
" syaratnya satu,untuk iin.dia bekerja di bagian khusus.dia akan menjadi asisten pribadiku saja.tidak ada penolakan dan tidak ada penawaran lagi." ucapnya tegas membuat Iin menghela napas panjang." anak kecil itu_" gumamnya membuat Iin jengah.
" kalau begitu mulai hari ini,tugasmu menyuapi sarapan Iin San." tuturnya lembut dan meraih tangan Iin,membuat yang lain mendelik kesal.
" lihat dia mulai bertingkah lagi,padahal dilihat dari usianya mungkin mori masih bau kencur." cibir ryota yang tak terima dia selalu menggoda Iin.
" Diam,,aku dengar kalian bicara apa..." bentaknya sambil menoleh membuat ryota dan Toru ngacir ke dapur.