NovelToon NovelToon
Lihat Aku Sekali Saja

Lihat Aku Sekali Saja

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Wanita Karir / Keluarga / Trauma masa lalu
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ummu Umar

Rere seorang Gadis yang berasal dari keluarga Sederhana dan cukup tapi takdir berpihak kepadanya, dia Yang anak kandung diperlakukan seolah dirinya orang lain, sedangkan orang yang seharusnya tidak menggantikan tempatnya menjadi kesayangan semua keluarganya.

Bagaimanakah kisah hidupnya, akankah dia mendapatkan kebahagian yang dia cari

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 21

Bu Lastri duduk termenung melihat anak-anak nya bertengkar, yang dikatakan Aska benar, apa yang diberikan anak-anak nya itu tidak cukup karena menu makanan pagi dan malam hari itu cukup menguras kantong, ketiga anaknya itu memang menyukai makanan enak setiap hari dan itu memerlukan bahan makanan yang lumayan harganya,

Tadinya dia pikir Rere tidak lagi mengirimkan dirinya uang bulanan tapi saat notif dari mbanking yang dia terima, dia lega, Rere mengirim dana yang sama tapi hanya setengah dari biasa dia berikan kepadanya dan itu sudah menutupi segalanya.

"Terima kasih nak, maafkan ibu jika ibu selalu menyakiti kamu selama ini, padahal kamu lah yang membantu ibu selama ini".

Bu Lastri meneteskan air matanya, kepergian Rere baru menyadarkan dirinya jika dia selama ini menyia-nyiakan putrinya sendiri, rasa sayang yang terlalu melimpah pada Marsya membutakan mata hatinya untuk lebih menyayangi dan adil kepada Rere.

Setelah lelah merenung dia membereskan meja makan dan bekas makan mereka, dia beruntung karena semua anaknya bekerja jadi rumah hanya perlu dirapikan sekali, hanya pakaian yang perlu dicuci dan setrika yang menguras tenaganya.

Sedangkan Rere yang kini berada di kantor tengah duduk melamun, dia masih teringat permintaan kakaknya untuk hadir di acara pernikahan dan juga lamarannya, ibunya mengirimkan pesan, tapi tak ia balas karena terlanjur sakit hati dan kecewa.

"Ternyata harus aku keluar dulu dari rumah itu baru ibu menyadari keberadaan ku". Monolognya dalam hati.

Dia teringat saat dirinya mengirim uang bulanan pada sang ibu, barulah ibunya membalas pesannya, selama ini ibunya bahkan tak pernah menyadari betapa dia terluka dengan sikap ibunya dan keluarganya

"Hay ada apa?? ". Laras menepuk pundak sahabatnya yang terlihat melamun itu.

"Astaga Laras, kau mengagetkan ku ". Rere memegang dadanya yang berdebar kencang karena terkejut.

Matanya melotot memandang sahabatnya ini dengan sangat kesal, dia bahkan membalas dengan menepuk tangan Laras dengan pelan.

"Hehehe". Laras menampilkan deretan gigi putih pada sahabatnya ini.

"Habis kamu melamun sih Re, kamu baik-baik aja??". Dia mengambil tempat duduk di hadapan sahabatnya itu.

Dia tahu jika Rere sedang memikirkan sesuatu tanpa mau berbagi dengannya selalu seperti itu, jika bukan dia yang memaksa Rere untuk bercerita maka sahabatnya itu tidak akan membicarakannya.

"Aku baik-baik saja kok, yah masalah kerjaan aja sih yang aku pikirkan". Rere berusaha menyembunyikan wajahnya yang gugup karena sahabatnya itu akan tahu kalau dia berbohong.

"Rere aku sudah mengenalmu hampir 10 tahun jadi jangan coba-coba membohonginya yah!! ". Laras berdiri kemudian berkacak pinggang menatap temannya dengan pelototan tajam.

Rere hanya bisa menghela nafas, dia tidak akan selamat dari kawannya ini jika berbohong apalagi menyembunyikan sesuatu darinya.

"Aku hanya memikirkan ibuku dan kakakku saja Ras, kemaren aku kirim uang padanya dan baru kali ini dia berterima kasih dan mengirim aku pesan untuk sekedar bertanya kabar dan bagaimana keadaanku, hal yang tak pernah dilakukannya selama ini padaku, Sama halnya dengan kak Aska yang baru menanyakan kabarku ".

Rere membuang sejenak nafasnya karena dia sungguh merasakan sesak luar biasa jika itu berhubungan dengan keluarganya sendiri.

Setelah dia pergi dari rumah barulah kakak dan juga ibunya mengirimnya pesan entah menanyakan kabar dan apalah itu.

"Ya bagus sih Re, itu lebih baik dibandingkan saat kamu berada dirumah yang seperti neraka untukmu itu, dengan begini setidaknya ibu dan kakak mu lebih perhatian kepadamu".

"Tapi tunggu, bagaimana orangtuamu tahu nomormu, bukankah kamu sudah memblokir nomor mereka?? ". Laras kini kembali duduk dan menatap intens sahabatnya itu.

"Aku membuka akun blokirnya, karena aku mengirimkan uang untuk ibuku, uang untuk membantu biaya dapur beliau, aku tahu tanpa gaji yang kuberikan itu , dapur ibu tidak cukup karena Kak Adam, Rafa, dan juga Marsya itu punya selera makan yang tinggi". Rere membuang pandangannya, dia tahu perkataan nya ini akan membuat sahabatnya ini pasti memberikannya ceramah

Laras beberapa kali menghela nafas melihat sahabatnya ini, dia tahu sahabatnya ini orang yang paling tidak tegaan terutama pada orangtua.

"Tapi Re, bukankah ini saatnya kamu bisa menabung sendiri, gaji kamu itu lumayan besar, bahkan lebih dari punya aku, tapi bahkan untuk membeli rumah kamu seperti sangat kesulitan". Laras menggelengkan kepalanya karena tidak menyangka.

Gajinya saja yang dibawah Rere sudah memiliki rumah sendiri tanpa bantuan orangtua sedangkan Rere jangankan membangun, dia saja masih mengontrak.

"Aku sudah membangunnya Ras, bukan membeli, tahap yang hampir 80 persen kok, nanti kalau sudah 97 persen aku akan tinggal disana dan menempati rumah baru itu". Rere tersenyum kecil melihat ekspresi sahabatnya yang melongo saat melihatnya.

"Membangun??". Ucapnya meninggi karena tidak percaya.

"Kamu serius membangun rumah Re??, sejak kapan?? ". Heboh Laras menggenggam tangan Rere kuat-kuat.

Rere meringis dan cengengesan, sahabatnya satu ini memang selalu heboh jika ada hal baru yang dia katakan padanya.

"Sejak aku menempati jabatan kita ini, aku membeli tanah lebih dulu dan membangun rumah secara perlahan dan paling penting, aku menggunakan jasa kontruksi dari kantor kita sendiri yang terkenal dengan kualitasnya, bos juga tahu kok".

"Apa??, kok kamu tidak beritahu aku sih". Sungut Laras dengan kesal.

Dia marah karena menjadi orang terakhir tahu akan hal itu padahal dia adalah sahabat Rere sejak lama.

"Maaf yah, aku tidak maksud menutupinya". Ucapnya memelas.

Dia tidak enak pada sahabatnya karena menutupi hal ini darinya, tapi dia tidak bermaksud seperti itu, ini adalah perintah bosnya sendiri karena dia menggunakan uang kantor.

Peraturan kantor memang tidak membiarkan mereka kasbon dalam jumlah besar melebihi kapasitas gaji mereka itulah sebabnya bosnya mengatakan padanya untuk menutupi semuanya dari orang lain.

"Sebenarnya, gajiku dipotong tiap bulan Ras karena aku membangun rumah itu dari uang perusahaan, gajiku bahkan dua kali lipat dari gaji kamu". Rere menggaruk kepalanya tidak gatal dan khawatir menatap sahabatnya.

Laras membuang mukanya dan terlihat sebal karena sahabatnya ini tidak memberitahukannya apa-apa tentang hal itu.

"Maaf yah, jangan marah, aku hanya ikut peraturan kantor yang tidak boleh meminjam dana, itulah sebabnya bos menyuruhku merahasiakan hal ini, dan semuanya sudah lunas, gajiku sudah full bulan ini".

Rere berusaha membujuk sahabatnya agar tidak merajuk padanya, dia tahu dia salah karena tidak menceritakannya, bukan keinginan nya tapi itu permintaan bosnya.

"Baiklah, aku ngerti, oh iya Gimana sama keluargamu jika mereka tahu kamu punya rumah??

1
Riska Ananda
novel terfav
Aisyah Putri Angel
jgn2 Marsya anak hasil selingkuh pak Rauff
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!