Ganti Cover dari NT yah
Mencintai dengan sepenuh hati ternyata belum tentu membawa kebahagiaan bagi Alia Valerie Putri, gadis yang kurang beruntung dalam hubungan keluarga dan ternyata tak beruntung juga dalam urusan cinta.
Setahun berusaha menjadi kekasih terbaik bagi Devan Bachtiar, berharap mendapatkan kisah romansa bak film Drama Korea, justru berujung duka.
Hubungan penuh tipu daya yang dilakukan Devan, membuat luka di dalam hati Alia. Hingga takdir membawanya bertemu dengan Sam Kawter Bachtiar yang semakin membuat hidupnya porak poranda.
Siapa sebenarnya Sam Kawter Bachtiar? Lalu bagaimana kelanjutan hubungan Alia bersama Devan Bachtiar? Akankah Devan menyesali perbuatannya?
Akankah masih ada kesempatan baginya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melia Andari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hanya Menari
Beberapa hari berlalu, sejak kejadian itu, Alia tak pernah keluar dari mansion Sam. Pria itu itu mengurung Alia di dalam kamarnya sebagai hukuman ketidakpatuhan Alia terhadapnya.
Sam juga sangat kesal pada Alia yang lemah di hadapan orang lain, hingga menangis ingin meminta maaf atas kesalahan yang tidak dilakukannya. Sedangkan kemarin Alia berani keluar dari rumahnya tanpa izin darinya, bahkan Alia selalu berpura-pura baik saja di hadapannya, sekalipun Sam menyakitinya seperti kemarin.
Sam sangat geram. Geram pada Kebodohan Alia dan juga ketidakberdayaannya yang ditunjukkan kepada orang lain, tapi terhadapnya, wanita itu malah berpura-pura kuat.
"Dimana wanita itu?" tanya Sam.
"Nona Alia hanya berada di dalam kamarnya selama beberapa hari ini Tuan," sahut Dimas, salah satu bodyguard nya.
"Dia benar-benar tidak keluar sama sekali?"
"Benar Tuan, karena Tuan memerintahkan kami bahkan untuk menjaga pintu kamarnya," sahut Dimas.
Sam pun terdiam seperti memikirkan sesuatu. Ia pun melangkahkan kakinya menuju kamar Alia.
"Mengapa gadis bodoh itu jadi begitu penurut?" gumam Sam.
Ia pun kini telah tiba di depan pintu kamar Alia.
"Buka!" titah Sam pada pengawal nya.
Pengawal yang berjaga pun segera membuka pintunya dan mereka dibuat terkejut dengan Alia. Bagaimana tidak, begitu pintu terbuka, Sam melihat Alia sedang mengenakan pakaian mini dan menari-nari di kamarnya.
Sam membelalakkan matanya lebar-lebar kala melihat tubuh indah itu menari diiringi musik sendu, begitupun dengan pengawal lainnya.
"BODOH!!" geram Sam dengan suara yang nyaring, membuat Alia terkejut dan menghentikan tariannya.
"Keluar kalian semua!! Brengsek!!" titah Sam kepada seluruh anak buahnya.
Mereka pun berlarian dengan tergesa-gesa hingga saling membentur karena ketakutan. Mereka tahu, jika Sam mengeluarkan suara seperti itu, artinya ia sedang marah yang amat besar.
"Tu—Tuan."
Sam menatap Alia tajam. Nafasnya tersengal seperti habis lari tujuh putaran padahal ia tak melakukannya.
Darahnya berdesir karena melihat keindahan tubuh Alia. Dan yang tak bisa diterima olehnya adalah dimana anak buahnya tadi ikut melihatnya.
Tubuh Alia bergetar ketakutan. Ia pun hendak mengambil piyama yang ada di kursi dan mengenakan ke tubuhnya, namun Sam menghentikannya.
"Diam di tempat!!"
Alia pun diam membeku. Ia menelan saliva nya dengan kasar membayangkan apa yang akan dilakukan Sam kepadanya.
Deg..deg..deg...
Entah mengapa jantung Sam bergetar. Ada gairah tersembunyi di dalam dirinya yang mencoba untuk keluar. Dia memperhatikan penampilan Alia. Wajahnya yang polos namun tetap terlihat cantik serta tubuhnya yang ternyata indah dengan sikapnya yang malu-malu. Alia sangat berbeda dengan wanita lain yang biasa menggodanya hanya untuk tidur bersamanya.
Alia pun terperangah. Ia semakin takut melihat Sam terus menatapnya. Alia pun menggerakkan tubuhnya untuk mencoba mengambil piyama lagi, namun ternyata Sam lagi-lagi menahannya.
"Jika kau bergerak dari tempatmu selangkah saja, aku akan mematahkan kakimu Alia," ancam Sam.
Alia pun tercekat. Ia tahu itu bukan sekedar ancaman karena Sam bisa berbuat apapun yang dia mau. Alia pun kembali terdiam dan berharap Sam tidak akan melukainya.
Sam pun berjalan mendekat. Mata coklat itu masih terus menatap Alia dengan tajam hingga Sam kini berada di hadapan Alia.
"Apa yang sedang kau coba lakukan Alia??" tanya Sam.
Suara tinggi Sam membuat Alia ketakutan setengah mati, hingga bibirnya tak mampu menjawab Sam.
Sam pun menarik Alia ke dalam dekapannya hingga kini jarak mereka begitu dekat hanya beberapa cm saja.
"Jawab aku Alia, apa kau tuli?" tanya Sam, kali ini suaranya lebih rendah namun masih terdengar tegas.
"A—aku...hanya menari Tuan."
"Menari? Dengan berpakaian seperti ini?" tanya Sam semakin mengeratkan dekapannya.
"I—iya..."
Sam pun mendekatkan bibirnya pada leher Alia dan menghirup aroma wanita itu dalam-dalam. Baru ia sadari jika tubuh Alia begitu harum, seperti wangi bunga Gardenia.
"Apa kamu sengaja ingin menunjukkan tubuh mu ini kepada bodyguard ku Alia?" bisik Sam di telinga Alia membuat gadis itu merinding.
"Ma-maf aku tidak bermaksud, aku hanya...hanya merasa bosan karena hampir satu Minggu berada di kamar," sahut Alia.
Seperti ada sesuatu di dalam dirinya, Sam seakan tuli. Ia pun menarik tubuh Alia dan menghempaskan nya ke atas ranjang. Alia pun tersentak kaget dan segera menutupi tubuhnya dengan selimut.
"Kau tidak mau menunjukkan tubuhmu kepadaku tapi kau telah membuat mereka melihatnya, Alia."
"Tapi semua itu tidak sengaja Tuan Sam Kawter."
"Buka!" teriak Sam tanpa menghiraukan pembelaan Alia.
"Apa??"
"Aku bilang buka selimut itu dari tubuhmu Alia!"
"Ti—tidak mau," sahut Alia.
"Alia, kalau aku yang melakukannya, kau akan menyesal," tutur Sam.
Alia terdiam. Bagai buah simalakama, ia tak tahu apa yang harus ia lakukan.
jangan bertempur dengan masa lalu karena terlalu berat