NovelToon NovelToon
LIKU-LIKU SANG MANTAN

LIKU-LIKU SANG MANTAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Trauma masa lalu
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Noveria

Niara yang sangat percaya dengan cinta dan kesetiaan kekasihnya Reino, sangat terkejut ketika mendapati kabar jika kekasihnya akan menikahi wanita lain. Kata putus yang selalu jadi ucapan Niara ketika keduanya bertengkar, menjadi boomerang untuk dirinya sendiri. Reino yang di paksa nikah, ternyata masih sangat mencintai Niara.

Sedangkan, Niara menerima lamaran seorang Pria yang sudah ia kenal sejak lama untuk melupakan Reino. Namun, sebuah tragedi terjadi ketika Reino datang ke acara pernikahan Niara. Reino menunjukkan beberapa video tak pantas saat menjalin hubungan bersama Niara di masa lalu. Bahkan, mengancam akan bunuh diri di tempat Pernikahan.

Akankah calon suami Niara masih mempertahankan pernikahan ini?

🍁jangan lupa like, coment, vote dan bintang 🌟🌟🌟🌟🌟 ya 🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noveria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 21

Semua karyawan di Pabrik terlihat terkejut dengan pernyataan yang diungkapkan Pak Ridwan. Duda dengan dua anak, yang dikenal tampan dan dingin bagaikan kulkas dua pintu, tiba-tiba mengatakan jika Niara, wanita yang selalu mengumpatnya di depan banyak karyawan ternyata adalah calon istrinya.

Suara peluit dua satpam, membuat kerumunan bubar. Sedangkan, Reino dan Pak Ridwan diminta satpam untuk datang ke ruang Direktur, karena telah membuat keributan di area Pabrik.

BAB 21 ( Memilih Tanggal Pernikahan)

“Apa yang kalian lakukan!” Pak Brave, selaku Direktur di Pabrik, berteriak keras dan menggebrak mejanya hingga terdengar dari kejauhan. Aku hanya bisa melihatnya dari luar jendela kantor, menunggu giliran mendapatkan makian.

Setelah itu aku tidak mendengar hal lainnya, suara mulai meredam. Namun terlihat raut wajah Pak Brave yang masih memaki keduanya.

Hampir 1 jam an menunggu diluar, Reino keluar dari ruangan. Pak Ridwan masih di dalam. Kemudian, satpam menyuruhku untuk masuk kedalam ruangan Pak Brave.

“Apa yang sebenarnya terjadi?!” Pak Brave, bertanya dengan nada gertakan. Aku hanya diam, menundukkan kepala. Bibirku kelu untuk menjawab, jantungku sudah berdebar dengan kencang hanya dengan gertakannya sekali. Bahkan, Pak Ridwan juga duduk dan diam.

Antara aku dan Pak Ridwan, tidak memberikan penjelasan apapun dengan apa yang terjadi di area parkir. Salah seorang satpam masuk kedalam ruangan, menunjukkan video cctv. Pak Brave mengerutkan alisnya, menyuruhku keluar dari ruangannya. Sedangkan, Pak Ridwan masih di dalam ruangan.

“Tunggu di mobil,” Pak Ridwan menyusulku keluar sebentar, lalu masuk kembali ke ruangan Pak Brave. Aku berjalan dengan lesu ke arah tempat parkir.

“Jadi beneran, kamu mau menikah dengan Pak Ridwan?” Vira yang masih berada di depan, mengikuti langkahku. Aku hanya diam, malas untuk menjawab.

“Ra, kamu beneran calon istrinya Duren dingin?” salah seorang temanku lainnya juga mengikutiku dari belakang, semua penasaran dengan hubunganku dengan Pak Ridwan.

“Iya,” jawabku lirih.

“Hah, astaga Ra!” semua temanku kompak menyeru.

Hahahaha

Lalu semuanya tertawa terbahak-bahak.

“Ya ampun, Ra. Kamu termakan omonganmu sendiri. Kamu yang selalu mengumpat jika Pak Ridwan bukan seleramu, malah sekarang mau jadi istrinya,” celetuk Vira.

“Ya kan, karena dia selalu mancaci pekerjaanku,” sanggahku.

“Ya tapi sekarang, orang yang kamu benci bukan cuma ada di kantor aja, sehari-hari bakal ketemu dia.” ujar temanku yang lain. Aku cemberut mendengarkan ejekan teman-temanku.

“Jadi, wanita yang selalu kita bicarakan sebagai calon istri rahasia Pak Duren itu ternyata kamu, oalah Ra, Ra,” Vira menepuk pundakku, tertawa terpingkal-pingkal.

“Terus, kapan nih nikahnya?” tanya Vira.

Aku hanya diam, karena aku sendiri belum tahu pastinya.

“Ayo, pulang!” Pak Ridwan mendekat ke arahku. Dia menarik tanganku, kemudian menggenggamnya erat.

“Oke deh, kayaknya kita ganggu. Dada Pak Ridwan, jagain ya Nyonya barunya,” celetuk kompak teman-temanku. Aku mengernyit kesal ke arah mereka.

Kami masuk kedalam mobil. Pak Ridwan mengambil 1 liter air mineral di kursi belakang, meneguknya hingga sisa setengah. Aku hanya diam, mentapanya.

“Aku takut dipecat,” ucapku lirih.

“Sebelum dipecat, lebih baik kamu resign,” balas Pak Ridwan, mulai menyetir.

“Hah! Yang bener! Kemarin mau resign nggak boleh, sekarang udah nggak ada niat resign malah disuruh resign!” gerutuku.

“Setelah kita menikah, lebih baik kamu nggak usah kerja disini. Banyak yang harus kamu kelola, salah satunya bisa kelola cafe yang aku punya,” ucap Pak Ridwan, “dan juga, kamu harus mengawasi Chika dan Nael,” imbuhnya. Aku menghela nafas berat.

Sepanjang perjalanan mengantarku pulang, raut muka Pak Ridwan terlihat tegang. Aku sampai tak berani berkata-kata. Saat ini yang lebih aku khawatirkan, pasti Reino akan semakin menggila, mendengar aku adalah calon istri Pak Ridwan.

Sesampainya di rumah, Pak Ridwan ikut masuk kedalam. Seperti biasa ibuku menyambutnya dengan nada lembut, keramahtamahan yang belum pernah dia berikan kepada tamu lainnya yang datang ke rumah. Bahkan sebelum Ayahku menyuruh membuatkan kopi, ibuku langsung pergi ke dapur dengan suka cita.

“Astaga,” aku ingin mau muntah melihat kelakuan ibuku.

Aku langsung pergi ke kamar untuk ganti baju, malas juga jika harus duduk bersama ibu dan Ayah serta Pak Ridwan di ruang tamu. Toh, pastinya jika aku berpendapat tidak penting bagi mereka.

Dan benar saja, selesai ganti baju. Aku berjalan ke ruang tamu. Mereka bertiga sedang membicarakan hal yang serius, yaitu pernikahanku. Pak Ridwan mengusulkan tanggal 7 mei, dan itu hanya seminggu lagi. Ibuku langsung tersenyum dan tegas bilang setuju, begitu pula Ayahku.

“Kalian tidak tanya, aku mau atau tidak?” ujarku mendekat.

“Sudah, kamu nggak usah ikut-ikutan. Yang penting nanti ibu siapin semua, mulai dari dekor, makanan, semuanya.” ucap Ibuku. “tapi, dananya sudah ada kan, Nak Ridwan?” imbuh ibuku

“Tentu, Ibu tinggal bilang berapapun langsung saya transfer,” jawab Pak Ridwan.

“Ibu, yang mau menikah kan aku! Kenapa tidak tanya keinginanku dulu,” ucapku kesal. “dan kamu, kenapa asal bilang ingin menikah tanggal 7, secepat itu!” gerutuku kearah Pak Ridwan. Pak Ridwan tidak menyahut perkataanku, dia masih sibuk mengobrol dengan ibuku membahas dekor.

“Ayah,” rengekku, mencari orang untuk membelaku.

“Sudah diam! Ikuti aja kata Ibumu, dia tahu yang terbaik.” ucap Ayahku tegas. Aku jadi tidak bisa berkutik setelah ayah tiriku yang biasanya mendukung, malah mengikuti keinginan ibuku. Aku akhirnya memilih kembali masuk kedalam kamar.

Aku menyalakan ponselku, kali ini bukan sekedar foto yang dikirim Reino melainkan pesan suara yang berisi umpatannya padaku. Aku dibilang pelac*r dan wanita murahan. Sesaat kemudian, mengirimkan permintaan maaf dan memintaku untuk tidak menerima Pak Ridwan. Karena dia masih sangat mencintaiku. “Bajing*n!” gerutuku.

Suara ketukan pintu mengagetkanku. Pak Ridwan memanggil namaku, terdengar dari dalam. Sontak aku langsung membereskan kamarku yang berantakan dengan cepat.

“Apa yang kamu lakukan disini!” ketusku, membuka pintu. Pak Ridwan masuk kedalam kamarku.

“Aku sudah ijin pada orang tuamu, untuk kesini,” ucap Pak Ridwan, matanya berkeliaran melihat kondisi kamarku.

“Sudah, di luar aja!” Aku menarik tangannya. Pak Ridwan menarik balik tanganku, hingga aku terjatuh di tempat tidur dan tubuhnya menimpaku. Dia menatapku sangat dekat, aku langsung membuang muka, karena terlalu gugup.

“Bangun, aku tidak bisa bergerak!” gerutuku. Pak Ridwan tersenyum dan mencium pipi kiriku. Aku mendorong dadanya agar menjauh. Namun, dia mendorong tubuhku lagi ke tempat tidur.

“Bagaimana kalau dilihat Ayahku!” ujarku kesal.

“Hah,” Pak Ridwan tersenyum. “Ayahmu, yang menyuruhku untuk kesini. Aku tadi memintanya untuk memanggilmu. Tetapi, dia bilang naik saja, kamarnya ada di ujung,” jawan Pak Ridwan. Aku mendesah kesal.

“Kamu mau kan, menikah denganku?” tanya Pak Ridwan, lalu mencium keningku.

“Mau gimana lagi!” ketusku.

“Terimakasih, aku sangat mencintaimu.” ucap Pak Ridwan. Aku hanya diam, dan berusaha mendorong tubuhnya. Namun, dia malah mendaratkan ciuman di bibirku.

1
via☆⁠▽⁠☆人⁠*⁠´⁠∀⁠`。⁠*゚⁠+
mampir ni thor /Hey/
Noveria_MawarViani: terimakasih, nanti aku kesanaa
total 1 replies
iqbal nasution
lanjut terus
Violette_lunlun
gak kapok banget Reino ini Ama polisi. aku yakin polisi pun capek
Noveria_MawarViani: em, terlalu cinta. "polisi pun akan aku lalui asal bersamamu" kata Reino
total 1 replies
Violette_lunlun
wait? whaatttt?!
Noveria_MawarViani: kangen kaya gitu si Reino
total 1 replies
Violette_lunlun
kalau bisa pilih dua kenapa harus satu?
Noveria_MawarViani: Niara berkata "maaf aku sudah berubah, aku hanya cinta dengan mas duda"
total 1 replies
iqbal nasution
kerenn
Violette_lunlun
olahraga apa itu? aku kasian sama si kasur. jadi saksi bisu:)
Violette_lunlun
aku gak liat kok...aku gak liat:^
Violette_lunlun
heh! anak kecil minggir! minggir!
Violette_lunlun
suami sendiri pake handuk diliatin doang?
mana main!!!!

tarik atuh!
Violette_lunlun
Gayanya sok keras.
nanti giliran di tinggal istri baru sesak nafas.
Noveria_MawarViani: junho kaya gitu juga pasti nantinya 😂
total 1 replies
Violette_lunlun
No...Chika tak terluka.
Kau yang lebih terluka.
Noveria_MawarViani
/Sob/ ketemua terus berpelukan aja yuk
Violette_lunlun
sedih aku....
gak bisa diginiin:(
bunga for you nael
Noveria_MawarViani: 😭 kejamnya dunia
total 1 replies
Violette_lunlun
Violette: "malam pertama bukannya dimanja malah jadi kacang. kita sama, ya."

btw bikin Reno mati atuh Thor
Violette_lunlun
apa?! anak sekecil itu mati?!
Thor...bawa reoni kesini!!

gak bisa gak bisa!
apaan baru baca udah ada yang mati:>
✧༺▓✠ Cahaya ✠ ▓ ༻✧
bagus bget tulisan nya
Anyelir
keren kak
Violette_lunlun
Reino kalau mau mati, mati sendiri aja!!.
ihh pengen cubit ginjal nya
Violette_lunlun
samawa ya!!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!