Cewek matre? Itu biasa! Lalu, bagaimana dengan cowok matre? Sangat luar biasa.
Itulah yang Delia rasakan, memiliki kekasih yang menjadikannya seperti ATM berjalan. Hingga pada akhirnya, putus cinta membawa Delia yang tanpa sengaja menghabiskan satu malam bersama dengan pria asing.
Bagaimana cerita Delia selanjutnya? Yuk simak!
So Stay Tune!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom AL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 21 ONS
Malam yang ditunggu tunggu pun akhirnya tiba, dimana pesta mewah di sebuah hotel kini sedang berlangsung. Ya, hari ini adalah resepsi pernikahan Danu dan Delia, mereka sengaja membuat pesta di hotel mewah. Keduanya sedang bersiap. Namun, diluar terdengar kegaduhan yang mana membuat kedua mempelai buru-buru keluar dari kamar mereka masing-masing.
"Apa yang terjadi?" tanya Delia merasa heran. Matanya menangkap beberapa orang berbadan besar, tengah membubarkan para tamu undangan.
"Hei, apa-apaan ini? Siapa yang menyuruh kalian melakukannya?" Danu pun mendekati para orang berbadan besar itu.
"Aku!" ucap suara bariton yang baru saja masuk ke dalam hotel mewah itu.
"Dia?" gumam Delia pelan.
Irwan dan Danu saling tatap, kemudian mereka berdua tertawa kecil. Mereka pikir ini hanyalah kejutan untuk acara pernikahan Danu.
"Oh astaga, Tuan Syah. Kau membuat kejutan yang sangat seru. Hampir saja aku pingsan karena berpikir akan terjadi masalah di pernikahan putraku."
"Ini bukan candaan, Tuan Pradana. Aku datang untuk mencari calon istriku." ujar Aryan menatap lurus ke arah Delia.
Semua tamu saling berbisik, dan mereka bahkan mencari siapa sosok wanita yang sedang dibicarakan oleh Aryan.
"Calon istrimu?" tanya Danu heran.
"Ya, dan aku akan membawanya pergi bersamaku sekarang juga." mata Aryan tak lepas dari Delia.
Di sisi lain, wanita itu menelan ludah dengan susah payah. Dia berusaha mencari jalan untuk kabur. Dirinya memundurkan langkah, tapi saat hendak berbalik, Aryan sudah berada di belakangnya.
'Dia ini seperti hantu, cepat sekali jalannya.' batin Delia kebingungan karena Aryan mencekal lengannya.
"Apa yang kau lakukan, Tuan Syah? Kau bisa menyakitinya, lepaskan dia! Kenapa kau malah mendekati calon istriku?" teriak Danu merasa khawatir.
Aryan tersenyum miring. "Wanita yang kau anggap sebagai calon istrimu, dia itu sebenarnya calon istriku."
Para tamu yang ada di dalam hotel itu merasa terkejut mendengar perkataan Aryan, mereka sangat mengenal pria itu. Seorang pengusaha yang sangat sukses dan terkenal, pastinya tidak akan berbohong.
"Omong kosong apa ini?" bentak Danu marah.
"Aku tidak bicara omong kosong, Tuan Danu Pradana. Kami akan segera menikah, tapi dia malah kabur dan memilih dirimu."
"Dia memilih ku dan itu tandanya dia milikku! Pergilah, Tuan Syah! Kau tidak pantas menghancurkan kebahagiaan kami."
"Baiklah, aku akan pergi." Aryan menatap lekat wajah Delia. "Tapi dengan membawa Delia ikut bersamaku." tegasnya.
Danu maju mendekati mereka. "Lepaskan tanganmu dari Delia ku!" perintahnya penuh penekanan. Sedangkan Aryan hanya diam tak bergeming. Matanya terus menatap wajah Delia yang juga marah.
"Delia, kenapa kau hanya diam saja?"
"Aku harus bagaimana, Danu? Dia ini sepertinya sudah tidak waras, dia menganggap ku sebagai calon istrinya padahal kami ini tidak saling kenal." Delia membela diri.
"Kau dengar yang dia katakan? Dia bahkan tidak mengenalmu." Danu memegang tangan Aryan. "Sekarang lepaskan tanganmu!" perintahnya untuk yang kedua kali. "Tuan Syah yang terhormat, seperti ini kah wajah aslimu? Kau seorang pengusaha yang terkenal, sukses, berwibawa, dan bijaksana. Tapi hari ini, kau menunjukkan sifat aslimu. Bagaimana bisa, seorang konglomerat ingin merebut calon istri dari rekan bisnisnya sendiri?"
Danu terus saja memanas-manasi Aryan, tetapi tidak membuat pria itu bergerak sedikitpun dari tempatnya berdiri.
"Jika kau sudah tidak sabar untuk menikah, maka carilah wanita lain. Kau tidak perlu merebut calon istri seseorang." sambung Delia merasa muak dengan wajah Aryan.
"Apa kalian sudah selesai bicaranya?" Aryan pun membuka suara. Delia dan Danu mengerutkan dahi mereka. Pria itu mengerahkan anggotanya untuk mengamankan semua orang, sementara dia langsung menggendong Delia keluar dari hotel itu.
"Hei, lepaskan aku! Kau ini benar-benar gi*la!" teriak Delia memberontak di dalam gendongan Aryan.
"Aku tidak mungkin mengatakan pada mereka semua kalau saat ini kau sedang mengandung darah dagingku, Delia. Aku juga harus memikirkan reputasi keluargaku dan dirimu."
Delia mencoba membuka pintu mobil. Dia menghela napas panjang. "Kenapa masih memikirkan tentang reputasi? Kau bahkan sudah menghancurkan hidupku, dan masa depanku. Sekarang yang tersisa hanyalah kebencianku padamu, Tuan Syah." Delia mengeluarkan unek-uneknya.
Aryan tidak ingin berdebat dengan Delia, dia pun memilih untuk diam dan melajukan kendaraannya.
Di dalam hotel.
Para tamu sudah bubar, tinggallah Danu dan sang Papa yang ada di dalam sana. Mereka saling diam, melamun dengan pikiran masing-masing. Irwan yang hendak berdiri merasakan sakit di bagian dadanya, pandangannya pun mulai berkunang-kunang dan akhirnya dia jatuh pingsan.
"Papa!" teriak Danu, berlari mendekati sang Papa.
"Pa! Bangun, Pa!" Danu pun langsung menghubungi rumah sakit.
*******
Bersambung
SATU KATA UNTUK ARYAN?
kaya kaca mbke /CoolGuy//CoolGuy/
biar della aja yg tunjukin bukti ke aryan biar dramatis dan usai