Raymond matheo...pemuda berdarah dingin bagaikan tak tersentuh, wajah tampannya seakan hanya menjadi pajangan bak lukisan di galeri,bisa di lihat namun tak bisa di sentuh.
Pemuda yang akrab di sapa Ray,atau tuan muda matheo itu menjalankan sebuah misi, mengakhiri petualangan seorang mafia,ia menyamar menjadi seorang bodyguard, namun apa jadinya jika ia justru harus terikat ikatan sakral dengan putri targetnya.
Aurora Zelena.. gadis cantik yang di jaga bak mutiara dalam cangkang nya,tak terlihat,tak tersentuh,hampir tak ada yang tau seperti apa rupa nya,selain orang terdekatnya..
" Ayah...Ele akan menikah..dengan dia... bodyguard ayah(Aurora Zelena).
" Kau yang memilihpermainan ini nona,maka mainkan hingga akhir( Raymond matheo)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18
" Aku menginginkan mu lagi" bisik Ray saat Ele baru saja membuka matanya setelah mendengar suara azan pada ponselnya, menandakan bahwa waktunya subuh telah tiba.
Ray tak bisa lagi memejamkan matanya setelah menerima telfon dari seseorang semalam, hatinya begitu bimbang harus meninggalkan Ele,tapi membawanya pun tidak mungkin Ray lakukan,Ray merasa belum saatnya.
" Ta-..." baru Ele akan membuka suaranya,Ray sudah lebih dulu menerkam nya,Ray bagaikan singa yang tengah kelaparan di hadapkan pada daging segar, seperti itu lah ia saat ini.
Ray merasa begitu candu pada tubuh molek Ele, rasanya ia tak ingin berhenti jika saja tidak mengingat Ele yang akan kelelahan dan juga dirinya yang harus segera terbang ke Jerman, yang menghubungi nya semalam adalah orang kepercayaan ayahnya di Jerman.
Ele hanya pasrah menerima serangan Ray,ia tak ingin menolak,Ele berharap usahanya selama ini tidak akan sia-sia, walaupun ia mungkin tidak bisa menyelamatkan sang ayah, setidaknya ia harus memiliki keluarga.
' Semoga saja vitamin-vitamin itu berfungsi ' batin Ele seraya merasakan pelepasan nya dan Ray secara bersamaan dan itu untuk yang kesekian kalinya.
" Terimakasih.." bisik Ray lembut seraya mengecup kening nya.
Ray menarik Ele dalam dekapannya sesaat, setelah nya ia bangkit dari tidurnya menuju kamar mandi,Ray membersihkan dirinya,ia juga menyiapkan air hangat dalam bath up untuk Ele berendam,Ray sudah membaca dari beberapa situs,bahwa berendam air hangat akan mengurangi rasa nyeri bagi wanita yang baru pertama kali melakukan nya.
" Aku sudah menyiapkan air hangat untuk mu,berendam akan sedikit mengurangi nyeri pada bagian itu" Ray berucap dengan nada sedikit ambigu.
Ele menunduk,tak berani menatap wajah tampan Ray yang baru saja keluar dari kamar mandi, suami nya itu hanya melilitkan handuk sebatas Pinggang hingga lutut nya saja, dada bidang nya tak tertutup apapun,sebelah tangan nya asyik mengusap rambutnya yang basah.
" Astaghfirullah..." tiba-tiba Ele memekik kesakitan saat ia akan melangkah kan kakinya,hal itu cukup membuat Ray terkejut dan dengan sigap langsung menghampiri Ele yang berdiri di tepi ranjang.
" Apakah masih terlalu sakit? Maafkan aku, ayo aku gendong" Ray dengan sigap dan penuh hati-hati mengangkat tubuh ramping Ele ala bridal style, membawanya ke kamar mandi.
Ele menyembunyikan wajahnya di dada bidang Ray,ia merasa sangat malu,saat ini ia membalut tubuhnya dengan selimut, membuatnya terlihat seperti kepompong.
Tanpa banyak bicara Ray langsung membuka selimut yang menggulung tubuh Ele,dan mendudukkan nya di dalam bak mandi, matanya menatap sesaat tubuh sang istri yang tenggelam dalam bak mandi,Ray tau Ele sedang mati-matian menahan malu,maka itu ia tak ingin menggoda istri kecil nya itu.
" Panggil aku kalau sudah selesai" ucap Ray bernada perintah.
Ele tak menjawab, ia memejamkan matanya menikmati hangatnya air, tubuhnya terasa remuk,ia benar-benar merasa sangat kelelahan.
' Huh..dia benar-benar gila, apakah semua laki-laki akan seperti itu? Apakah dia sudah sering melakukan nya?' batin Ele.
Ingatan nya kembali pada kegiatan mereka semalam, bagaimana Ray mulai menyentuhnya dan bagaimana menggila nya Ray atas dirinya,tapi Ele masih belum melupakan betapa lembut nya Ray memperlakukan nya, seakan-akan pria itu sangat mencintai dan menyayangi nya.
Masih terngiang di telinganya bisikan permintaan maaf Ray hingga beberapa kali di telinga nya,lembut dan penuh perasaan,Ele memejamkan matanya,tak terasa setitik bening mengalir dari sudut kedua matanya.
Entah perasaan apa yang ia rasakan saat ini,menyesal kah? Tapi Ele merasa ia tidak menyesali nya,justru itu adalah salah satu bagian dari rencananya,menjebak pria angkuh dan arogan itu masuk dalam perangkap nya.
Satu yang Ele sesali,yaitu dirinya yang mungkin tak akan lagi memiliki waktu untuk menyelamatkan sang ayah, semalam asisten pribadi ayah nya mengatakan bahwa mereka kehilangan jejak sang ayah.
Tuan Nikolas dinyatakan hilang dari rumah sakit tepat setelah beberapa jam Ray meninggalkan nya, sedangkan tak lama setelah Ele berbicara dengan paman Robert,ia mendengar Ray yang berbicara dengan seseorang melalui telepon, mengatakan agar melakukan semuanya dengan rapi dan bersih,Ray tak ingin ada sedikit jejak pun yang tertinggal.
' Lakukan dengan rapi dan bersih,saya tak ingin tersisa jejak walau sedikit pun,ini misi terakhir saya, lakukan secepatnya dan saya akan datang secepatnya,ingat saya tidak ingin mendengar adanya kesalahan apalagi kegagalan ' Ele mendengar semuanya dari pintu ruang kerja Ray.
' Tidak perlu,saya bisa mengurusnya,dia masih terlalu muda dan itu semua tidak termasuk dalam rencana yang sudah saya siapkan '
Ele meremas kuat ujung hijab nya,tujuan awalnya mendatangi Ray yaitu ingin menanyakan tentang keberadaan sang ayah,tapi ia urungkan setelah mendengar semua itu,Ele juga harus memikirkan tentang keselamatan nya,ia juga baru beberapa hari yang lalu tau bahwa ternyata, keluarga yang selama ini ia kira keluarga sang ayah ternyata mereka adalah keluarga tiri ayahnya dan ternyata mereka lah yang lebih mengerikan.
Ele meremas kuat hari jemari nya,ia mondar-mandir di depan cermin, memikirkan bagaimana cara agar ia bisa menjebak Ray agar pria itu tidak pergi malam ini, hingga hal gila itulah yang muncul dalam benak nya.
' Tidak terlalu buruk,semoga saja berhasil,ini adalah masa subur ku' batin Ele,seraya melihat kalender pada ponselnya,ia sedikit paham.
" Sudah selesai? Kenapa lama sekali?,jangan terlalu lama berendam,ini masih terlalu pagi kamu bisa masuk angin" Ray yang masuk tiba-tiba ke kamar mandi mengejutkan ele yang tengah terpejam.
" Saya bisa sendiri, tolong tinggalkan saya" ucap Ele dengan nada dingin,lembut namun terdengar begitu asing di telinga Ray.
Ray ter tengun sejenak setelah mendengar ucapan Ele,hati nya mencelos,se asing itukah mereka, bahkan pernikahan mereka sudah hampir dua bulan,seakan semalam ia tidur bukan dengan istrinya tapi dengan wanita asing.
Ray meremas kuat tangan nya sendiri,ia langsung mendekat dan mengangkat Ele dari dalam bak mandi, membawanya ke bawah shower dan menyalakan nya untuk membilas tubuh ramping sang istri.
Ele yang merasa sangat malu,berusaha menutupi sebagian inti tubuhnya,dan segera meraih jubah mandi, wajahnya menunduk dalam.
" Tidak perlu kamu tutupi,aku sudah melihat semuanya, dan merasakan nya, dan aku berencana untuk mengulanginya lagi " Ray berucap santai, membuat Ele langsung mengangkat wajahnya menatap tajam wajah tampan Ray yang terlihat biasa saja,datar dan dingin.
"Mesum" gumam ele,namun masih terdengar begitu jelas oleh Ray.
" Aku mesum sama istri sendiri, sepertinya tidak akan ada masalah" jawab Ray santai.
Ele tak lagi menjawab,ia menuju kran dan berwudhu,Ray melihat semua pergerakan sang istri,ia mengawasi dengan teliti, membuat Ele sedikit salah tingkah.
" Kenapa masih di situ? " tanya Ele heran.
" Mengawasi kamu, takutnya kamu masih belum kuat buat jalan,aku ga mau di anggap suami yang tidak bertanggung jawab,hanya menikmati nya saja tapi tidak memperhatikan nya" jawab Ray yakin.
Ele tak merespon alasan Ray,ia melanjutkan kegiatan nya,keluar dari kamar mandi dan bersiap untuk melaksanakan kewajiban dua rakaat nya,semua nya tentu masih di bawah pengawasan Ray.