NovelToon NovelToon
CINTAKU SEPERTI JEMBATAN GARAM

CINTAKU SEPERTI JEMBATAN GARAM

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Romansa
Popularitas:943
Nilai: 5
Nama Author: Nelki

- 𝗨𝗽𝗱𝗮𝘁𝗲 𝗦𝗲𝘁𝗶𝗮𝗽 𝗛𝗮𝗿𝗶 -

Ria merupakan seorang mahasiswi yang dulunya pernah memiliki kedekatan dengan seorang pria bernama Ryan di dunia maya. Hubungan mereka awalnya mulus dan baik-baik saja, tapi tanpa ada tanda-tanda keretakan berakhir dengan menghilang satu sama lain. Sampai Ryan menghubungi kembali dan ingin memulai hubungan yang nyata.
Akankah Ria menerima atau menolaknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nelki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Siapa Sopir ini?

Pesawat yang ku tumpangi mendarat dengan mulus di bandara Bandung. Ada yang menjemputku seperti sebelumnya. Namun kali ini sopir itu mengenakan kacamata hitam menjadi terkesan misterius. Gaya rambutnya berbeda dari sopir sebelumnya. Posturnya seperti orang yang ku kenal, tapi aku takut salah sangka. Aku ga mau bikin malu diri sendiri di tempat lain.

Waktu perjamuan masih cukup lama. Sopir ini menjelaskan akan membawaku bersiap sebelum ke sana. Yah, mungkin dandananku terlalu sederhana dan terkesan tidak serius di acara sebesar itu. Melihat ke luar jendela bangunan yang menjulang tinggi lebih banyak daripada di kota Jogja. Heh ini karena Bandung lebih luas. Jadi wajar saja banyak lahan banyak bangunan.

Mobil berhenti di sebuah bangunan mode. Ah, sepertinya akan memakan waktu lama persiapan kali ini. Aku dan sopir itu berjalan memasuki bangunan megah nan elegan itu. Seorang pelayan menyapa dengan sopan.

"Apa yang perlu dibantu?" tanyanya.

Sopir di sebelahku mengeluarkan sebuah kartu berwarna emas. Pelayan itu mengerti jenis kartu tersebut dan membawa kami ke ruang khusus. Kartu ini untuk pelanggan khusus jadi wajar diprioritaskan dan tentunya memiliki penata rias sendiri. Pelayan yang selesai mengantarkan segera pergi. Kemudian, kami disambut seorang wanita.

"Untuk acara apa?" tanya penata rias.

"Acara ini," jawab sopir itu sambil menunjukkan undangan.

"Oh, oke pesanan diterima," penata rias mengonfirmasi pesanan itu. Seperti dia sudah diberitahukan sebelumnya.

Aku pun dibawa oleh penata rias ke dalam untuk diubah. Sopir yang tak lain adalah Ryan hanya menunggu di luar. Dia tak mau menganggu juga takut semakin banyak interaksi denganku akan membongkar penyamarannya. Sopir yang sebenarnya pasti akan menunggu dengan posisi berdiri. Sementara itu, dia duduk di kursi dengan santai menunggu aku selesai sambil bermain ponsel mengatur keperluan yang belum siap untuk perjamuan malam nanti.

...****************...

Ruang rias yang indah. Aku duduk di depan cermin berhiaskan lampu-lampu di pinggirannya. Membuat bayanganku di cermin jelas tanpa kurang cahaya. Wanita yang meriasku memerhatikan setiap sudut wajahku terlebih dahulu.

"Waw, wajahmu benar-benar cantik dan imut," katanya memuji.

"Terima kasih Bu," kataku.

"No, panggil aku Miss Scarlett," katanya.

"Oh, oke Miss Scarlett," kataku.

Dia tersenyum dan mulai membersihkan riasan tipisku. Setelah makeup tipis terhapus dia memakaikan toner di wajahku agar terhidrasi.

"Kulitmu putih dan halus tanpa bekas apa pun. Benar-benar mulus alami. Aku suka kecantikan alamimu." Miss Scarlett menyentuh kulit wajahku dengan senang.

Aku hanya menanggapinya dengan senyuman. Lalu, Miss Scarlett melanjutkan merias wajahku. Selesai meriasku dia memintaku berganti dengan gaun yang dipersiapkan. Aku memasuki ruang ganti untuk memakainya. Gaun yang indah dipenuhi kemerlip ada cahaya. Bahkan sepatu hak senada dengannya. Seolah-olah aku berubah menjadi putri malam ini. Keluar dari ruang ganti, Miss Scarlett menata jilbabku dengan gayanya.

"Miss Scarlett bisakah gaya jilbabku yang menutup dada saja?" tanyaku hati-hati karena gaun yang cantik ini sayang jika tertutupi.

"Bisa saja, tapi itu akan terlihat jelek," katanya dengan kecewa.

"Ah, itu aku kurang nyaman jika tidak menutup," kataku.

"Apakah kamu tidak percaya diri dengan bentuk tubuhmu. Menurutku dadamu cukup berisi," kata Miss Scarlett terus terang.

"Ah, ini ini... " kataku terbata tanpa sadar menutup dada dengan tanganku.

"Tenang kamu masih muda masih bisa menambah ukuran," tambahnya lagi.

Aku malu sekali dikomentari olehnya. Sekalipun gaya ini memang bagus, ada baiknya aku juga nyaman. Kenapa Miss Scarlett justru memperhatikan ukuran dadaku. Ah, ini membuatku malu dan ingin pergi.

"Tidak usah malu. Kita sama-sama perempuan kok. Lagian bentuk tubuh juga penting bukan untuk kita," tegasnya yang melihatku malu.

Pada akhirnya aku menyerahkan model jilbab kepada Miss Scarlett. Karena dia lebih tau mana yang lebih enak dilihat. Dia juga menambahkan beberapa aksesoris di atasnya. Membuat tampilan jilbab yang tadinya polos menjadi lebih indah. Aku bercermin dan merasa sudah puas.

"Terima kasih Miss Scarlett," ucapku tulus.

"No problem. Itu untuk kenalan," katanya.

"Siapa namanya?" tanyaku.

"Rahasia. Kamu akan tau nanti," katanya membuatku penasaran.

...****************...

Ryan yang menunggu lama di depan ruang dengan duduk, mendengar langkah kaki mendekati pintu. Dia segera bersiap layaknya sopir. Dia berdiri di depan pintu seolah tengah menyambut majikan datang. Ryan yang melihat penampilanku mematung. Dia terpesona akan makhluk di depannya.

"Aku tau dia pasti akan terlihat luar biasa dengan apa pun," pikir Ryan.

Sopir itu mulai mempersilahkan jalan menuju parkiran. Mobil masih terparkir di luar dengan bekas titik-titik air hujan di atasnya. Apakah tadi hujan? Di ruang rias tadi aku bahkan tidak mendengar suara hujan turun. Kami memasuki mobil dan menuju ke tempat pesta.

"Nona pesta belum dimulai. Masih beberapa jam lagi. Apakah ingin istirahat di kamar? Saya bisa bantu pesankan," tawar sopir.

"Emm... boleh aku sedikit lelah duduk terus," jawabku.

Di kursi belakang mobil aku memerhatikan sopir ini. Apa dia Ryan? Tebakan liar di pikiran. Sosok yang akrab dan suaranya juga. Aku melirik ke dasbor mobil. Ponsel sopir itu juga tampak familiar. Hmm apakah aku bersama Ryan? Dugaan makin menguat saat aku dengan sengaja melepas kacamata hitamnya. Wajah Ryan yang nampak terkejut sungguh lucu.

"Sudah kuduga itu kamu?" kataku kemudian.

"Ah, maaf," katanya dengan kaku.

"Kamu kerja jadi sopir orang kaya kah?" tebakku.

"Ah, ya begitulah," kata Ryan berbohong.

"Jangan-jangan karena minjemin uang ke temenku itu tabungan kamu abis ya."

"Hanya menipis aja kok. Masih cukup," katanya berbohong lagi.

"Pakai aja punyaku. Kamu sih waktu itu pake acara sok-sokan bayarin," sindirku.

"Iya maaf," katanya bermaksud meminta maaf kebohongannya juga.

"Acara besar apa sih malem ini? Kamu harusnya tau kan," tanyaku.

"CEO di balik layar perusahaan bakal muncul," kata Ryan serius.

"Halah apaan coba. Aku kan ga kenal kenapa diundang? Kalo ga dijemput segala dari rumah aku ga mau berangkat," kataku dengan ketus.

"Udahlah liat aja nanti di sana pas mulai," saran Ryan.

Aku hanya mengangguk tanda setuju.

...****************...

Tempat perjamuan di sebuah hotel mewah. Ryan memesan kamar untuk aku beristirahat. Aku yang belum tau apa-apa seolah seperti majikan. Padahal aslinya orang yang sedang memesankan kamar untukku adalah tuan rumah. Dia selesai dan bergegas ke arahku.

"Ini kartu kamarmu," kata Ryan sambil mengulurkan kartu kamar.

"Makasih," kataku sambil menerimanya.

"Oh ya kamu nanti malem ikut datang ga? Sekalipun sopir bisa jadi keamanan atau pelayan gitu buat masuk," kataku tanpa sadar.

"Pasti dateng kok. Jangan lupa undangan aku dansa nanti," kata Ryan sambil berlalu meninggalkanku.

Padahal ajakan itu belum aku setujui, tapi sudahlah. Lagian dia seorang yang ku kenal di sini. Waktunya mencari kamarku. Segera aku menemukannya dengan mudah. Di dalam kamar ada sebuah cermin besar aku mengaca di sana. Diriku yang dibalut dengan keindahan benar-benar membuatku terpesona.

Fokus mataku beralih ke bagian dadaku. Meski gaun ini menutupinya, bentuk sempurna itu terlihat jelas. Ah, apakah benar yang dikatakan Miss Scarlett sebelumnya? Aku panik menutupi wajahku tanpa sadar. Buru-buru aku melepas sepatu hak tinggi dan tidur terlentang di kasur empuk itu.

"Tidur dulu perjamuan masih beberapa jam lagi," kataku sambil mengatur alarm di ponsel.

1
Alucard
Aku gak bisa tidur kalau belum baca next chapter, fix it thor! 🥴
ALISA<3
Gemesin banget! 😍
MindlessKilling
Luar biasa! 👏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!