NovelToon NovelToon
The Secret Wife Of Juragan Pras

The Secret Wife Of Juragan Pras

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Poligami / CEO / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Pengasuh
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Aksara_dee

"Bapak, neng lelah kerja. Uang tabungan untuk kuliah juga gak pernah bisa kumpul. Lama-lama neng bisa stress kerja di Garmen. Cariin suami yang bisa nafkahi neng dan keluarga kita, Pak! Neng nyerah ... hiikss." isak Euis

Keputusasaan telah memuncak di kepala dan hati Euis. Keputusan itu berawal karena dikhianati sang kekasih yang berjanji akan melamar, ternyata selingkuh dengan sahabatnya, Euis juga seringkali mendapat pelecehan dari Mandor tempatnya bekerja.

Prasetya, telah memiliki istri yang cantik yang berprofesi sebagai selebgram terkenal dan pengusaha kosmetik. Dia sangat mencintai Haura. Akan tetapi sang istri tidak pernah akur dengan orangtua Prasetyo. Hingga orangtua Prasetyo memaksanya untuk menikah lagi dengan gadis desa.

Sebagai selebgram, Haura mampu mengendalikan berita di media sosial. Netizen banyak mendukungnya untuk menghujat istri kedua Prasetyo hingga menjadi berita Hot news di beberapa platform medsos.

Akankah cinta Prasetyo terbagi?

Happy Reading 🩷

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aksara_dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21 : Amarah membara

Bab ke dua puluh satu, Permintaan maaf dari Pras dan keinginannya membawa Euis kembali akan mengalami hambatan. Happy Reading 🩷 🩷

Prasetya terbangun dari tidur di sofa ruang kerjanya dengan kepala pening. Pras memegangi kepalanya dan berusaha mengingat apa yang terjadi hingga ia tertidur di sofa. Ia lalu melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya, wajahnya berkerut begitu dalam.

"Yang benar saja aku tertidur hampir dua hari?" Pras kemudian melirik jam analog yang ada di dinding ruangannya untuk memastikan.

Pikirannya tambah di buat bingung, karena panggilan di ponselnya sudah menumpuk terutama jadwal meeting yang ia lewatkan sebanyak lima kali. Pras memijat kepalanya yang terasa berdenyut.

"Pras ayo makan" ucap Haura begitu manja.

"Kenapa kamu tidak membangunkanku, Haura?!" Pras melengos saat Haura mendekat.

Haura tidak menjawab pertanyaan Pras, ia menambahkan elusan lembut dari jemari lentiknya di rahang tegas Pras.

Pras memicingkan matanya, "Tumben kamu jam segini sudah bangun, biasanya azan Dzuhur berkumandang kamu baru bangun." sinis Pras

"Pras... Aku berusaha lebih baik, kamu nyinyir." Haura memberengut.

Pras meliriknya dengan sinis, "Setelah bikin ulah, kurasa ini bukan perubahan untuk lebih baik, tapi karena kamu telah berbuat salah." tuduh Pras tanpa menghiraukan penampilan dan gelagat Haura yang berusaha menggodanya.

Saat itu Haura sedang memakai lingerie dengan bahan menerawang dan dandanan bolt, begitu menggoda.

Haura segera mengejar Pras yang hendak beranjak meninggalkannya, dia langsung melekat di tubuh suaminya, "Sayang, maaf aku salah, tapi mulai hari ini aku akan berubah lebih baik lagi, aku janji." ucapnya.

"Kata-kata itu sudah ratusan kali kamu ucapkan, Ra." jawab Pras skeptis.

"Kita sarapan bareng ya sayang, aku sudah buatkan kopi dan sandwich. Atau mau makan aku dulu?" Haura tertawa renyah, memeluk pinggang Pras dan bergelayut dengan manja.

Pras tidak lagi menghiraukan kemanjaan dan kemolekan tubuh Haura, dia sudah terlalu lelah dengan sikap Haura yang seenaknya. Lelaki itu mengambil kunci mobil lalu pergi meninggalkan Haura yang kini berteriak memanggil namanya.

Akhirnya Pras sampai di kediaman orangtuanya, ia turun dari mobil dan melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam rumah dengan wajah kusut. Kedatangannya di sambut amarah Zen yang tidak terima perlakuan kakanya pada Euis.

"Aa udah keterlaluan, gara-gara Aa, teteh pergi dari rumah. Gimana Sandra, gimana aku Aa... ?!" Zen tersedu seperti anak kecil yang kehilangan mainan.

"Euis pergi kemana? Dia pergi tanpa pamit?!" panik Pras. Wajahnya serius, keningnya berkerut, alisnya saling terpaut.

"Pras! Kemana saja kamu dua hari menghilang tanpa kabar, Abi ingin bicara!" Ali berdiri di depan pintu ruang kerjanya, lalu masuk ke dalam.

Pras mengikuti Abinya lalu mereka duduk bersebrangan dan dipisahkan sebuah meja kerja.

Ali meletakkan amplop putih di atas meja. Tatapan matanya lurus menatap putranya dengan tajam.

"Euis minta kamu jatuhkan talak untuknya. Datanglah ke rumah orangtuanya dan kembalikan ia baik-baik kepada keluarganya. Ia tidak mau menunggumu walau semenit saja. Ia sudah terlalu kecewa padamu." ucap Ali dengan wajah serius.

Arini yang baru masuk ruangan langsung duduk di kursi sebelah suaminya. Menatap putranya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Umy tidak bisa berbuat banyak kali ini, semua keputusan ada pada kalian berdua. Euis sudah menunjukan ketulusan hatinya tapi kamu sia-siakan. Seharusnya kemarin kamu bertanya dengan cara yang baik, tidak menyakiti hatinya dengan kata-kata hinaan." ujar Arini

"Haura meninggalkannya di rumah sakit, tanpa diberi uang untuk menebus obat dan ongkos untuk pulang. Beruntung ada Haris yang mengantarkannya pulang." imbuh Arini lagi.

Pras menunduk, seakan ada batu besar yang menghimpit dadanya saat itu. Dengan tangan gemetar ia buka amplop yang Euis titipkan. Matanya terpejam saat melihat kilau dari kalung mahar yang ia berikan pada Euis.

Ia membaca kata demi kata dengan perasaan hancur, sehancur hati Euis saat menuliskan surat untuknya.

Setiap kata yang tertulis, ada helaan napas yang tidak terlihat, ada airmata yang menguap tergerus waktu, ada tangisan yang membeku, ada cinta yang diam terkurung dalam kerinduan. Kata-kata retak, luka terungkap, cinta merintih dalam setiap bait, jiwanya bernyanyi dalam tangisan.

Pras meremas kertas tersebut lalu beranjak pergi dengan tergesa bersama mobilnya. Dia berhenti sebentar di persimpangan untuk membawa serta anak buahnya, Kang Nurdin, sebagai petunjuk jalan.

"Kalau bapak lelah, biar saya yang bawa mobilnya. Bapak istirahat saja." Nurdin melihat Pras tidak fokus melajukan mobilnya, hampir beberapa kali menabrak pembatas jalan.

Mobil pun menepi, Nurdin memutari kap mobil untuk berpindah ke kursi kemudi. Pras merebahkan kepalanya pada sandaran kursi mobil lalu memejamkan matanya, sebutir airmata lolos dari sudut matanya.

Setelah menempuh perjalanan tiga jam lebih, Pras menyempatkan mandi dan berganti pakaian di sebuah rest area dan kini mobil sudah terparkir di halaman rumah Euis yang asri.

"Pak, kita sudah sampai." tegur Nurdin sambil menggoyangkan bahu Pras.

Pras membuka matanya perlahan dan ia melihat bapak mertuanya sedang menjemur padi di halaman, sementara Euis tidak terlihat.

Gundukan pasir, batu kali dan semua alat bangunan yang dia pesan sudah menumpuk di depan halaman rumah Euis. Pras tersenyum lebar, karena Tarjo sangat bisa ia andalkan.

"Assalamualaikum... bagaimana kabar bapak?" sapa Pras dengan sopan

Kartono awalnya heran dan kikuk melihat kedatangan menantunya. Tapi akhirnya ia mempersilakan Pras masuk.

"Euis mana pak?" tanya Pras to the point.

"Euis... Sedang ke sawah bantu ibunya cabutin sayuran haji Darman untuk dijual ke pasar."

"Jam berapa pulangnya pak?"

"Biasanya sore juragan, sebentar lagi sih, karena kebunnya luas." jawab Kartono

"Boleh saya minta antar ke sana pak?" pinta Pras

"Juragan tunggu di sini aja, biar saya yang panggilkan Euis." tolak Kartono

"Saya ingin jalan-jalan di desa pak, biar saya ikut menjemput Euis." ucap Pras dengan senyuman sumringah.

Mereka berjalan hampir tiga kilometer hingga kaki Pras terasa pegal karena memakai sepatu pantofel. Dari kejauhan ada sebuah gubuk diisi banyak ibu-ibu pekerja yang sedang menimbang hasil sayuran yang berhasil mereka cabut.

"Euis! Suamimu datang!" teriak Kartono.

Gadis memakai baju panjang dengan topi caping berdiri menatap tiga orang lelaki yang datang menghampirinya.

"Ngapain bapak ke sini?" tanya Euis terlihat kesal.

"Iiss... Gak boleh gitu sama suami. Tanya yang baik dan sopan" tegur ibunya Euis. Gadis itu menunduk.

"Bu, ayo kita pulang dulu, ada tamu masa kamu di sini. Nanti bapak yang minta ijin ke haji Darman." Kartono menarik tangan istrinya untuk segera pulang.

Mereka pun kembali ke rumah dengan berjalan kaki. Setelah sampai di rumah, Euis tidak memberi waktu Pras untuk mendekatinya. Ia sibuk di dapur untuk membuatkan makan malam

Terdengar dari arah ruang tamu suara Pras mengutarakan maksudnya memesankan bahan bangunan, ia juga sudah berencana besok lusa mendatangkan tenaga ahli untuk membangun rumah Kartono. Pria paruh baya itu tertunduk, ia menatap putrinya yang masih sibuk di dapur bersama Surti.

Euis datang dengan wajah dingin dan cemberut, "Sudah sore, lebih baik bapak mandi dulu, setelah itu kita makan malam." ucap Euis menginterupsi obrolan mereka.

Pras menurut, ia pun merasa sudah kegerahan dan tubuhnya lengket setelah berjalan di pematang sawah tadi sore. Pras masuk ke kamar mandi sangat sederhana di belakang rumah Euis.

Kamar mandi sederhana yang dindingnya terbuat dari anyaman bambu yang sudah reyot dan banyak lubang di sana sini. Sumurnya pun masih memakai alat timba untuk mengambil airnya. Pras terdiam dan merenung, sesal di dadanya kembali menyesakkan jiwanya.

Air untuk mandi sudah berjejer di ember-ember besar bekas cat, tadi Euis sempat menunjukkan dua ember berisi air hangat. Hati Pras semakin terenyuh akan perjuangan Euis menimba air untuknya mandi.

Selepas mandi Pras memakai kaos hitam dengan celana training hitam, terlihat sangat maskulin, dadanya lebar dan keras hasil dari bentukan hobinya berolahraga angkat beban, wajahnya terlihat sangat bersih dan aroma kekayaan tercium dari jarak satu kilometer menempel di tubuh kekar Prasetya.

Euis sempat terpana saat suaminya keluar dari kamar mandi dengan rambut basah. Namun ia segera memalingkan wajahnya, hatinya masih diliputi amarah yang meletup-letup, sangat ingin ia muntahkan di hadapan suaminya, nanti setelah makan malam.

Acara makan malam pun Euis hanya diam seribu bahasa, ia fokus mengunyah makanan, sementara Pras terus menceritakan rencananya membangunkan rumah untuk keluarga Kartono. Obrolan Pras ditanggapi Kartono dan Nurdin.

Kartono terlihat antusias dan ia melupakan perasaan anaknya yang kemarin malam berencana meminta cerai dari Pras. Kartono seakan terhipnotis dengan semua rencana dan ucapan Pras saat itu, dia jadi meragukan jika putrinya akan benar-benar meminta cerai.

Setelah makan malam, Pras menyusul Euis yang duduk di samping rumah sambil termenung dan menatap rembulan dan bintang. Saat Pras duduk di sampingnya, Euis berdiri menjauh, Pras mengejar dan memeluk Euis dari belakang, begitu erat.

"Maafkan aku, Euis... Maafkan kata-kata kasar ku kemarin. Aku terlalu cemburu melihat kamu pulang bersama lelaki lain. Kata-kataku terlalu kejam, aku akui, aku salah. Kembali padaku, Euis. Jangan pergi." ucap Pras dengan dada yang berdegup kencang.

Euis merasakan detak jantung suaminya dibalik punggungnya yang menempel dengan dada keras Pras, tapi ia masih terlalu marah pada Pras.

"Jangan berikan impian apapun pada keluargaku, kami orang kampung yang miskin, simpan saja uang anda. Orangtuaku tidak akan sanggup menerima penghinaan anda suatu hari nanti. Cukup aku saja yang anda hina, jangan dekati keluargaku dengan harta anda, juragan!!" ucap Euis dengan penuh penekanan

"Ini impian kamu yang berusaha aku wujudkan, aku serius padamu Euis." Pras semakin memeluk tubuh Euis dengan erat.

"Anda bilang aku perempuan kampung yang murahan juga materialistis, apa anda lupa kata-kata anda sendiri?!" ucap Euis sambil terisak

"Maafkan aku... " lirih Prasetya

"Aku tidak pernah meminta apapun pada anda, membeli sehelai pakaian pun belum pernah memakai uang anda, kenapa anda tega menghina aku wanita murahan yang materialistis. Aku memang orang kampung pak, kemiskinan melekat pada diriku, tapi aku bukan wanita murahan seperti yang anda bilang!" ucap Euis dengan nada tinggi dan napas yang memburu.

"Apa?! Suamimu mengatakan seperti itu Euis?!" pekik Kartono yang sudah berdiri di belakang mereka.

Euis dan Pras memutar tubuhnya menghadap Kartono yang kini berdiri dengan dada bergetar menahan amarah.

"Bapak!" pekik Euis dan Pras bersamaan. Mata mereka membesar, kekhawatiran kini menyelimuti hati mereka.

"Ceraikan anak saya, juragan! Saya tidak rela anak saya dihina wanita murahan!!" gelegar suara Kartono sambil menunjuk wajah Prasetya.

...💐💐💐💐💐...

B e r s a m b u n g...

1
Elisabeth Ratna Susanti
ikutan geter2 nih jantungku 🥰🥰🥰🥰
Elisabeth Ratna Susanti
keren nih Pras
Elisabeth Ratna Susanti
suka banget🥰🥰🥰puitis sekali 😍
Elisabeth Ratna Susanti
maaf telat mampir....sinyal undlap undlup seharian ini
Dwi Winarni Wina
Mode kayak haura gak takut dosa kl yg ada suaminya hrs menuruti kemauannya...
Aksara_Dee
hu'um... antara Haris dan Haura terhalang restu juga Krn Haura anak koruptor
Dwi Winarni Wina
Harris berusaha menggoda euis dan ingin pendekatan dan pras merasa cemburu bingit ada sahabatnya ingin mendekati istri keduanya...
wajar Harris gak euis istri kedua prass....
Dwi Winarni Wina: biar gak ketahuan sm bini pertama kl yg ada nanti berantem...
Aksara_Dee: lagian punya istri cantik di sembunyikan sih yaa...
total 2 replies
R 💤
hahahahahahha
Aksara_Dee: semangat juga buat Kaka
R 💤: wkwkwk bikin ngakak , semngat terus kak
total 3 replies
R 💤
kenape lu Pras, udah tau kalau itu anak Haris
Aksara_Dee: Pras blm tau itu anaknya Haris di episode 30an baru terbongkar, aseek 😅
total 1 replies
R 💤
wah anak Haris 🤦🏻
R 💤
masih bisa nyanyi, wah gwendeng ini Haura 🤣
Aksara_Dee: cinta matinya Haris
total 1 replies
R 💤
Haris, kenapa kamu tega ! itu istri temanmu
Aksara_Dee: sama-sama gila
total 1 replies
R 💤
bersyukur nya si Pras, punya temen2 yg baik ..
Aksara_Dee: circle old money
total 1 replies
R 💤
Astaga Haura, !
R 💤
kalo sifat Haura kek gitu mah, lama2 hati Pras bakalan tersangkut di hati Euis
R 💤: iya kak, fiks deh
Aksara_Dee: lama-lama cintanya luntur ya kaa
total 2 replies
Tini Timmy
si haur haur ini blm mau tobat ya 🥲
Aksara_Dee: entah kapoknya kapan
total 1 replies
Tini Timmy
geli banget say😭
Aksara_Dee: cowo melambai
total 1 replies
Tini Timmy
dia jadi hobi tidur 😭
Aksara_Dee: efek obat jadi ngantukan 🤣
total 1 replies
Tini Timmy
cie2 🤣🤏🏻
Aksara_Dee: eheemm.. eheemm
total 1 replies
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
cuma bilang kecewa? gak langsung ditalak?
Aksara_Dee: seharusnya yaa
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸: kalau pras takut euis direbut harris, harusnya lebih keras penyelidikannya
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!