Seorang perempuan bernama Maharani Saputri mengalami kegagalan dalam sebuah pernikahan membuatnya frustasi ,ia menikah yang kedua kali juga gagal .
Apakah ia akan bertahan menjadi seorang janda atau kembali menikah dengan harapan bisa memiliki pasangan yang menerima apa adanya ?
Baca yuk sampai selesai ya agar tahu endingnya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter Firasat buruk
Deni dan Maharani memutuskan pulang ke rumah daripada di hotel justru membuat keduanya tidak nyaman . "Aku mau pulang ke rumah ibu saja ,“ Maharani saat dalam perjalanan pulang . "Baiklah aku akan mengantarmu ke rumah ibu ," sahut Deni melihat Maharani yang terlihat mengacuhkannya .
Waktu berhenti di lampu merah Maharani tidak sengaja melihat seorang pria berada disampingnya dengan senyum sulit diartikan , Wily batin Maharani hatinya merasa sakit ketika melihat senyumnya .
Willy menatap Maharani penuh harap namun ia tidak bisa berharap lebih karena sekarang Maharani milik orang lain . Lampu hijau menyala keduanya memutuskan pandangannya ,Deni tidak menyadarinya .
Tiba di rumah Maharani mencium tangan Deni lalu turun dan berjalan masuk ke dalam rumah . Deni tertegun melihat perlakuan Maharani baru saja senyum tipis menghiasi wajah Deni .
Deni melajukan mobilnya ke perusahaan dengan perasaan aneh . "Ada apa denganku kenapa jantungku berdegup sangat kencang ?" gumamnya sambil tersenyum .
Mahesa datang saat semua sedang makan sore . Sayang anak kita di mana kenapa tidak ikut makan ?“ tanya Mahesa kepada istrinya . "Sedang main sama temannya di sebelah ," jawab istrinya mengambilkan makan untuk suaminya .
“Hani mana suamimu ?"tanya Mahesa melihat Maharani sendirian . "Sedang bekerja ," jawabnya singkat sambil makan . Mahesa mengangguk paham dengan jawaban Maharani .
Miko pulang membawa mainan barunya masuk ke ruang makan sambil berteriak . "Ma aku lapar mau makan ,“ Miko ketika melihat mamanya sedang makan .
Yesi mengambil makan buat Miko dan meletakkan di meja , Miko langsung menyantap makanannya dengan lahap . Maharani melihat Miko makan pikirannya menerawang pada pernikahannya yang tidak baik-baik saja membuatnya sakit hati .
Wasilah menatap curiga pada cucunya seakan mendapat firasat buruk pada pernikahannya . "Hani kenapa kamu melamun apa yang sedang kamu pikirkan ?“ tanya Wasilah merasa kasihan pada Maharani .
Maharani tersenyum melihat neneknya ."Aku tidak apa-apa kok nek , bulan depan aku wisuda ," jawab Maharani menyelesaikan makanannya .
Mahesa menatap Maharani seperti ada yang disembunyikan . "Hani , bukannya kakak mau ikut campur urusan pernikahan kalian kakak cuma kasih saran saja sebaiknya kalian pisah dengan mertua atau tinggal di apartemen buat kalian saling mengenal itu pun kalau mau kalaupun tidak itu urusan kalian berdua," Mahesa memberi saran .
Sebenarnya Maharani merasa nyaman tinggal di rumah mertua kalau saja mama mertua dan Deni bersikap selayak anak dan ibu dengan baik semua pasti merasa bahagia .
"Iya kak nanti aku bicarakan dengan mas Deni ," Maharani tidak menyetujui juga tidak menolak dengan saran kakaknya karena ia sendiri bingung dengan hubungan pernikahannya seperti apa .
*****************
Malam harinya Deni pulang langsung masuk ke dalam kamar , ia merasa aneh dan kosong seperti sesuatu ada yang hilang setelah beberapa saat baru ia menyadari sesuatu kalau dirinya sudah menikah dengan Maharani dan sekarang Maharani sedang berada di rumah ibunya .
Mario melihat kamar Deni terbuka berjalan ke arah kamar tersebut dengan perasaan tidak enak . Mario melihat Deni sedang rebahan sambil berbicara sendiri .
"Sebentar lagi kita akan menikah sayang , kamu tenang saja aku akan buat istriku pergi dari rumah ini ," ucap Deni melakukan panggilan video call dengan Meira . " Benarkah lalu kapan waktunya ?" Meira dengan hati bahagia .
"Tunggu saja waktu yang tepat dan kita akan menjadi pasangan hidup paling bahagia ," sahut Deni melihat Meira sangat antusias .