NovelToon NovelToon
Uang Kaget Bergetar

Uang Kaget Bergetar

Status: sedang berlangsung
Genre:Matabatin
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: samsuryati

bagaimana rasanya ketika kamu mendapatkan sebuah penawaran uang kaget?

Rara di hina dan di maki selama hidupnya.

Ini semua karena kemiskinan.

Tapi ketika dia merasa sudah menyerah, Dia mendapatkan aplikasi rahasia.

Namanya uang kaget.

Singkatnya habis kan uang, semakin banyak uang yang kau habiskan maka uang yang akan kamu kantongi juga akan semakin banyak.

Tapi hanya ada satu kesempatan dan 5 jam saja.

Saksikan bagaimana Rara menghasilkan uang pertama kali di dalam hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon samsuryati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21

  Doni yang malang, menumbuhkan benih-benih kebencian di dalam hatinya terhadap Arya.

Kau lakukan apapun,aku akan membayarnya, yang penting, pastian Arya Mahesa mati "kata Doni pas seseorang di telepon genggamnya.

Orang di seberang menjawab beberapa kata sebelum telepon di tutup.

Doni masih tidak puas.

Dia tidak punya uang sekarang lalu dengan apa Dia bisa membayar orang ini. Jalan satu-satunya adalah menelepon sang ibu.

Doni adalah Putra satu-satunya jadi dia sangat percaya diri jika sang Ibu tidak akan membiarkan dirinya terlantar.

Sayangnya ketika dia mencoba menghubungi sang ibu, baru kemudian dia menyadari jika sebenarnya dirinya sudah diblokir secara langsung.

Doni merosot lagi di atas kursi.

Kenapa?

Apakah mama menyerah kepadanya?

"Aku... aku hanya bersenang-senang Apakah itu salah? Aku... hanya bersenang-senang saja"gumamnya yang sudah seperti orang hilang akal.

Mama adalah orang satu-satunya yang bisa diandalkan Tapi saat ini dia bakal tidak bisa menghubungi mamanya.

Mama Apa kau menyalahkan aku"

"tidak Ini semua adalah salah Arya,ya salah Arya..!"

Tapi doni tidak habis pikir bagaimana caranya Arya bisa melakukan itu sementara perusahaannya sendiri diambang kebangkrutan .

"Arya jangan senang dulu, tunggu aku datang untuk membalaskan dendam ini.Kau kejam Arya...,kau kejam!!"pekik Doni di dalam rumah sewa murahnya.

Doni saat ini lupa dengan kekejaman nya sendiri.Dia di penuhi dengan kebencian terhadap Arya mantan sahabat.

Mereka pernah berteman, tapi Arya sangat kejam, tidak punya hati nurani sama sekali.

Dia sangat marah sampai urat di dahinya menonjol.Dia tidak bisa menelan nafas Ini.

Arya Mahesa dan dia adalah musuh bebuyutan.Tidak ada kata maaf untuk mu... Arya Mahesa.

Ahhhkkkkk....

Doni marah besar tapi Arya dan rara sangat senang.

Semua hal hal yang di perlukan untuk ke Swiss sudah selesai.

Dan keesokan Pagi nya ,di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, suasana landasan khusus penerbangan privat tampak tenang dan tertata rapi.

 Sebuah jet pribadi berwarna putih elegan terparkir anggun di ujung jalur pesawat milik keluarga Rara. Sorotan mata Arya tak lepas dari bentuk aerodinamis pesawat itu, menyiratkan kekaguman dan sedikit rasa tak percaya.

“uf..Baru kali ini kakak naik pesawat pribadi, sekalinya naik,ini adalah milik adik ku” gumam Arya dengan separuh bercanda. “Keluarga kita bahkan nggak pernah mimpi punya mobil mahal, apalagi yang beginian.”

Rara yang berdiri di sampingnya hanya tertawa kecil. Dia sudah berpakaian rapi, tapi sorot matanya menyiratkan kesedihan yang tak bisa disembunyikan.

Pada akhirnya ,dia dan keluarganya harus di pisah kan oleh jarak.

“ Berat untuk aku sendirian di jakarta tapi Kakak masih harus pergi kan?” Rara berusaha untuk tersenyum,dia berkata,"Ahh aku akan menyusul nanti kak , sekarang kesehatan mama dan papa yang paling penting "

Arya menatap adik perempuannya lama sebelum menjawab. “Iya, Ra. Papa dan Mama butuh perawatan intensif. Dokter bilang Swiss punya fasilitas terbaik. Kakak nggak bisa tunggu lebih lama lagi. Kakak juga harus menebus banyak hal di kampus setelah pergi beberapa bulan”

"Jangan khawatir, semua akan baik-baik saja"kata Arya lagi dengan terus mengagumi pesawat pribadi.

Seorang pilot dan dia pramugari di bayar secara khusus.Ada juga perawat yang memang ikut serta sebagai pendamping.

Semuanya di bayar dengan dolar bukan rupiah.

Mau tak mau, Arya hanya bisa iri dengan keberuntungan adik nya dengan bertemu aplikasi uang kaget bergetar.

“Tapi... Kak aku akan sendirian di sini,” gumam Rara. “Aku belum bisa ikut karena sekolah dan... emua sudah berubah ,tidak akan pernah sama lagi.”

Beberapa intimidasi yang dia alami berasal dari lingkungan sekolah.Pada dasar nya ini adalah sekolah elit tapi Rara di anggap tak pantas sejak awal dan lebih tidak layak lagi setelah perusahaan di ambang kebangkrutan.

Rara secara tidak sadar, mereka memiliki bayangan psikologi karena itu.

Arya menghela napas dalam.Dia tau apa yang di khawatirkan Rara. Tangannya meraih bahu adiknya, menggenggam erat seolah tak rela melepaskan.

“Kakak pun berat ninggalin kamu, Ra” kata Arya pelan. “Tapi kamu harus tetap kuat di sini. Kamu lebih pintar dari yang kamu kira. Setelah lulus, kamu bisa nyusul kami ke sana.”

Begitu lah rencananya.

Rara tersenyum, meski air mata sudah membasahi ujung matanya. “ya kakak, janji telepon aku setiap saat .”

“Janji.” Arya membalas senyum itu, meski hatinya sendiri berat. “Kalau bisa, kakak mau ikutan jadi peserta uang kaget bergetar deh. Biar bisa beli satu jet pribadi juga, buat bolak-balik Jakarta–Swiss hehehe.”

Ucapan itu berhasil membuat Rara tertawa kecil di sela air matanya. Candaan khas Arya yang tetap muncul bahkan di saat-saat paling serius.

 Ketika keduanya sedang bicara,di landasan pribadi yang sepi, suara roda ranjang berderit pelan menggema, memecah keheningan yang terasa berat. Dua ranjang pesakitan didorong perlahan oleh beberapa perawat berpakaian rapi, masing-masing membawa Mama dan Papa.

Mereka masih dalam keadaan koma, dipenuhi selang dan kabel monitor yang mengawasi tanda-tanda kehidupan mereka yang rapuh.

Rara berdiri diam di sisi Arya, kedua tangannya mengepal erat .Matanya yang basah menatap sosok kedua orang tuanya yang kini perlahan naik ke dalam perut pesawat pribadi.

pesawat yang bahkan tidak pernah ia bayangkan akan mereka miliki. Tapi justru di sinilah kenyataan pahit dan manis bertemu.

“Aku benci ini…” bisiknya lirih. “Aku benci melihat mereka dalam keadaan seperti ini.”

Arya menahan napas. Sebagai kakak, dia harus kuat. Tapi melihat Rara mengusap air matanya secara diam-diam membuat dadanya seperti ditusuk ribuan jarum.

"Insyaallah ,mama dan papa akan di tangani dan mereka bisa cepat sadar"

“Rara… jangan menangis,” ucap Arya lembut. “Mereka akan dirawat di tempat terbaik. Swiss punya fasilitas yang jauh lebih lengkap. kakak yakin… mereka pasti bisa pulih.”

Rara menggigit bibirnya. “Tapi aku nggak ikut… Aku nggak di sana buat lihat mereka sadar nanti…”

“Setelah kamu lulus SMA, kamu akan langsung menyusul. Cuman beberapa Minggu saja lagi,Ini cuma sebentar.” Arya mengusap kepala adiknya pelan, seperti dulu Papa mereka lakukan saat mereka takut gelap.

Pesawat pribadi itu terlihat megah dari kejauhan. Putih mengilat dengan logo kecil di ekornya,simbol perusahaan Mahesa yang bangkit kembali.

 Rara sempat tersenyum hambar.

“Pesawat ini... gila ya, bahkan keluarga kita dulu nggak pernah kepikiran punya beginian.” kata Arya yang seakan akan masih bermimpi.

Dia hanya ingin membuang kecanggungan ini.Padahal dia juga nggak tega sih, ninggalin Rara sendirian di jakarta.

"Kak aku juga tidak, Jika ini mimpi,aku rela nggak pernah bangun"

Arya mengangguk setuju. “ aku juga seperti itu.Ah sudah lah,Ra ingatlah. Jaga dirimu, jaga rumah dan jangan lupa kirim kabar tiap malam.”

"Ya kak"

Mereka berpelukan sejenak. Tidak lama, tapi cukup untuk menukar kekuatan di antara keduanya.

Lalu suara mesin pesawat mulai mengaum pelan, perawat-perawat sudah menyelesaikan posisi pasien, dan pilot memberi tanda pada Arya bahwa mereka siap berangkat.

Sebelum menaiki tangga pesawat, Arya menoleh sekali lagi. Melihat adiknya berdiri di bawah, menggigit bibir sambil menahan tangis, dan di belakangnya… matahari pagi mulai naik pelan-pelan.

Perpisahan ini bukan selamanya. Tapi tetap saja, rasanya seperti meninggalkan separuh jiwanya.

Rara tidak pergi bahkan setelah dia tidak lagi bisa melihat pesawat pribadi milik nya yang pergi membawa keluarga nya.

"Selamat jalan,mama papa,kakak.Aku akan segera menyusul kalian bulan depan "

 Beberapa jam kemudian...

Bandara Swiss tampak dingin dan bersih, dengan aroma antiseptik yang samar menyatu bersama udara musim semi yang sejuk. Di luar landasan khusus, dua unit ambulans telah menunggu sejak subuh, lengkap dengan tim medis dari rumah sakit terbaik di Zurich.

Beberapa perawat berpakaian putih dan abu-abu mulai menurunkan alat-alat medis portabel. Tak lama kemudian, dua ranjang beroda ditarik perlahan keluar dari dalam pesawat. Di atas masing-masing ranjang, terbaring dua tubuh lemah,Mama dan Papa Arya dan Rara.

Selang-selang oksigen, alat pemantau detak jantung, serta infus menempel di tubuh keduanya. Wajah mereka pucat, mata tertutup rapat tanpa ekspresi, seolah hanya tubuh mereka yang masih berada di dunia ini… sementara jiwa mereka entah sedang berkelana ke mana.

Arya berdiri di dekat pintu pesawat, tubuhnya membeku. Pandangannya terpaku pada kedua orang tuanya yang sedang dipindahkan dengan sangat hati-hati. Setiap kali roda ranjang berderak, jantungnya seakan ikut tersentak.

Salah satu perawat melirik ke arah Arya dan memberi anggukan pelan.Dia berkata dalam bahasa Inggris yang fasih “Kami akan membawa mereka ke pusat perawatan intensif. Dokter sudah menunggu. Tapi, sejujurnya… kondisi mereka belum stabil. Kami akan berusaha semaksimal mungkin.”

Arya menelan ludah. Matanya berkaca-kaca. Namun ia mengangguk tegas. “Lakukan yang terbaik. Saya mohon… mereka satu-satunya yang kami miliki.”

Dua ranjang itu perlahan dibawa menuju ambulans. Saat pintu belakang tertutup dan sirine mulai menggaung lembut, Arya berdiri sendiri di landasan. Angin sejuk menerpa wajahnya, tapi yang ia rasakan hanya kekosongan.

Ia menatap langit Swiss yang begitu jauh berbeda dari langit rumahnya di Indonesia. Tapi yang paling terasa berbeda,adalah beban di dadanya. Beban harapan, rasa bersalah dan kerinduan yang belum bisa ia ungkapkan.

Semoga saja

1
yanthi
dobel up thor
🌻nof🌻
untung arya turun tangan
🌻nof🌻
nah benar ini
bibah ibah
semangat Rara .. dari sekian banyaknya manusia yg membencimu ataupun iri padamu pasti ada satu atau dua yg diam2 masih punya hati nurani bersih💪
Wanita Aries
Duh gemess
Apa mngkin rara menghancurkan bisnis mereka sprt arya lakukan
Wanita Aries
Bagus thor, suka jalan ceritanya
🌻nof🌻
jadi ini target selanjutnya
🌻nof🌻
semoga segera terungkap kalau rara gak punya sugar glider 😂😂😂
Eni Leva
ceritanya bagus saya suka
🌻nof🌻
wah telak banget malunya
Wanita Aries
Awas lhooo kaget dan pingsan 😁
🌻nof🌻
wah pembalasan akan dimulai😂
🌻nof🌻
semoga mama padanya lekas sembuh
Dewiendahsetiowati
semoga dengan kejadian ini membawa Doni menjadi orang yang lebih baik lagi dan bertobat tidak sombong lagi.
🌻nof🌻
pelajaran yang sangat berharga
Dewiendahsetiowati
mampus kamu Doni,makanya jangan kacang lupa kulitnya.waktu susah dibantu giliran yang bantu susah malah dihina.
Disty Aulya Syamlan
dibalas kontan beserta bunganya
🌻nof🌻
bangkrut dalam semalam, mantap
Wanita Aries
Gmn doni rasanya bangkrut? Langsung dbayar kontan yaa
Dewiendahsetiowati
bagus Arya biar mantan temenmu laknat yang bernama Doni segera jadi gembel.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!