Apa jadinya jika seorang Anak kecil memanggilmu Mommy. Bocah perempuan usia 5 tahun yang imut nan cantik lebih sialnya adalah Anak dari bosnya yang dingin tapi genteng yang membuatnya digandrungi kaum hawam.
Yuk baca kelanjutannya...... 😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon della1, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memalukan
Perkataan Sarah membuat mereka saling pandang. Bagaimana Sarah bisa berpikir ia sudah menikah dengan Cira yang notabennya baru bertemu akhir-akhir ini. Lalu apa katanya tadi Ibu? Lah, ini gimana kok jadi bingung. Kira-kira itulah yang ada di benak pikiran Rey.
"Mommy Cia pengen makan"rengek Cia di pelukan Mommynya.
Rey dan Sarah yang melihat keakraban mereka pun terkagum. "Pak Rey lo nggak berniat kawini Bu Cira?" bisik Sarah pada Rey membuat Rey memandangnya tajam.
Pengen gue tonjok juga lo sarang lebah, ngomongnya ngasal, kawin, dikira kerbau apa batin Rey.
"Tapi kita pesan aja ya? soalnya nanti kalau keluar di cegat wartawan"jelas Cira yang diangguki oleh Cia.
Cira pun melihat kearah Rey dan Sarah yang sedang terlihat ada bara apinya dari Rey. "Kalian kenapa?"tanya Cira membuat Rey kelimpungan.
Rey pun segera merangkul sambil menepuk pelan pundak Sarah, meyakinkan bahwa mereka baik-baik aja "Enggak kenapa-kenapa, iya nggak Sarah"ucap Rey penuh penekanan.
Awas aja lo sampai ngadu gue, coret juga nama lo di daftar temen gue batin Rey yang tersirat didalam tatapannya kepada Sarah.
Sarah ikut menepuk pelan tangan Rey yang merangkulnya "Iya bu" ucapnya.
Lo sekarang hidup tapi besok lo akan mati batin Sarah didalam hatinya yang dongkol akibat ulah Rey
"Daddy ini udah ada Mommy dan sudah ketahuan masih aja rangkul Aunty Sarah!" ucap Cia membuat Rey merasa ternohok.
Ini anak siapa sih, bikin malu aja batin Rey
Salahi terus Cia, Aunty Sarah mendukungmu batin Sarah dengan smriknya.
"Itu kan Mommy nya Cia, bukan punya Daddy"ucap Rey tak mau kalah. Cia memandang Daddy-nya kesal ingin sekali Cia melempar Daddy-nya ke lubang buaya.
Cia hendak melawan tapi segera dilerai oleh Sarah. "Saya permisi dulu ya bu, pak, semoga permasalahan kalian cepat kelar, dan jangan sangkut pautkan dengan saya. Dan untuk pak Rey inget gaji saya bulan ini 3x lipat dan semoga kalian secepatnya memberikan saya cucu" ucap Sarah lalu melenggang pergi dengan tertawa puas meninggalkan mereka dengan wajah melongo mendengar ucapan terakhir dari Sarah.
Rey yang tersadar pun mengumpati Sarah "Gue bakalan ajarin anak gue buat manggil lo Nenek Sarang Lebah"ucap Rey sedikit berteriak saat Sarah sudah menutup pintu.
Cira tak memperdulikan ucapan Sarah karena itu mustahil terjadi ia dan Rey menikah lalu memiliki anak.
"Daddy pesan makanan gihh!" titah Cia membuat Rey berdecih kesal akan sikap seenaknya Cia.
"Iya!" ucap Rey kesal, Cira yang melihatnya pun tersenyum mengejek. Rey pun memesan makanan lewat aplikasi agar lebih mudah daripada mengganggu asistennya yang sedang sibuk mengurus pekerjaan yang ditinggal oleh Rey.
Suasana begitu ramai akibat dari tingkah Cia dan Cira yang sedang bercerita. Sedangkan Rey memilih merebahkan dirinya di sofa dengan lengan yang menutup matanya.
Cira yang melihat itupun segera menyuruh Cia untuk tidak tertawa keras "Daddy sedang tidur,ketawanya pelan-pelan aja ya?"ucap Cira membuat Cia menoleh ke arah Rey dan menganggukkan kepalanya.
Setelah beberapa menit menunggu pesanannya pun datang yang dibawakan oleh satpam karena tadi Rey sudah memintanya diantar keruangan ini oleh Satpam.
Cia begitu semangat saat makannya sudah datang dengan berlarian kecil menghampiri pak Satpam "Terimakasih Pak"ucap Cira dan Cia berbarengan dan diangguki oleh Satpam tersebut.
"Mommy Cia mau disuapi sama Mommy ya?"ucap Cia yang terus mengikuti kemana langkah Cira.
"Iya, tapi nanti inget gosok gigi sesudah makan.Oke!" ucap Cira yang sedang membuka makanannya.
Rey tak terpengaruh oleh mau makanan, Ia tetap tertidur dengan posisi yang sama, mungkin karena kelelahan.
Saat hendak memberikan makanan itu kepada Cia, tiba-tiba pintu terbuka menampilkan Papa Cia yang sedang menteng sebuah tas yang berisi banyak buah.
Cia dan Cira sontak melihat kearah pintu dan tanpa menunggu Cia langsung berlari ke arah Papanya yang disambut olehnya.
"Papa! "ucap Cia memeluk Papanya dan dibalesnya.
"Om!"ucap Cira yang syok melihat Pak Aditama.
Pak Aditama pun menganggukkan kepala "Rey mana Ra?" tanya membuat Cira menunjuk sosok yang masih tertidur lelap di atas sofa.
"Owh,,, yaudah biarkan saja mungkin dia lagi capek"ucapnya lalu menggendong Cia.
"Kalian udah makan?" tanya nya pada Cira membuat Cira menggelengkan kepalanya.
"Gimana mau makan kalau Papa ganggu"ucap Cia kesal.
Pak Aditama yang mendengarnya gemas dengan wajah Cia lalu mencium pipinya "Yaudah sebagai tanda maaf Papa, gimana kalau kita makan diluar aja?" usul Pak Aditama membuat Cia mengangguk semangat. "Bagaimana Cira,kamu mau kan?" tanyanya pada Cira membuat Cira sedikit terkejut.
Cira berpikir sejenak untuk memilih jawaban yang tepat. Namun, suara dari belakang menginstruksi ya membuatnya bernafas lega.
"Cira makan sama aku disini Pa?"ucap Rey yang sudah terbangun dan duduk di sofa dengan membuka bungkus makanan.
"Iya Pa soalnya Mommy lagi direbutkan sama para wartawan" ucap Cia yang memberitahu Papanya.
Papanya hanya mengangguk saja mendengar ucapan anaknya "Yaudah Cia sama Papa aja ya makan diluar?" ajak Pak Aditama kepada Cia yang diangguki ya.
Cia tau kalau Mommy dan Daddy-nya belum boleh keluar sembarangan nanti para wartawan memakan mereka dengan segala pertanyaan. Jadi ia memilih jalur aman dengan makan bersama Papanya.
Pak Aditama pun menurunkan Cia dari gendongannya kemudian menyerahkan tas buah yang dibawanya ke pada Cira "Yaudah, nih nanti dimakan ya sama Rey" ucapnya.
"Dadaha.... Mommy, Daddy!" ucap Cia dengan tangan melambai dan mengikuti Papanya keluar yang dibales lambaian tangan dari Cira.
Cira berjalan menghampiri Rey yang sedang lahap makan dan Cira menaruh buah tersebut di atas meja bersamaan dengan makannya.
"Rey lapar ya?"ucap Cira yang melihat Rey makan seperti kucingnya yang tidak makan sehari.
"Enggak cuma doyan"ucap Rey dingin disela kunyahan ya.
Cira pun memperhatikan Rey yang makan namun tangannya terjulur untuk menyentuh bibir Rey yang belepotan "Doyan boleh tapi harus rapi dong"ucap Cira disela usapan dibibir Rey.
Membuat Rey seketika berhenti mengunyah makanannya karena terkejut akan tindakan yang dilakukan Cira.
"Kok bengong?" ucap Cira tersenyum jahil membuat kesadarannya kembali.
Bodoh lo Rey, malu-malu in batin Rey.
Rasain lo Rey, batin Cira
Malu. Itulah yang dirasakan Rey, malu karena makan seperti anak kecil bahkan Cia saja kalah dengannya.
Rey yang mendengar itupun langsung segera meneguk air yang sudah ada di depannya.
Cira pun memulai memakan makanannya tanpa memperdulikan Rey yang keliatan seperti salah tingkah.
"Rey besok boleh gue pinjem Cia nggak?, mau gue ajak bermain" ucap Cira disela makannya. Lalu menatap Rey dengan yang sedang melihat ponselnya tanpa memperdulikan ucapan Cira.
"Kalau makan jangan main ponsel" tegur Cira membuat Rey memperhatikan Cira.
"Kenapa?" tanya Rey karena merasa tertegun oleh Cia.
"Nanti yang lo makan itu ponsel bukan nasi lo be*go"ucap Cira dengan menunjuk menggunakan sendok yang dia pakai untuk makan.
"Bagus dong, jadi nantinya gue bisa pintar kayak ponsel"ucap Rey yang terlihat cuek.
Cira yang mendengarnya pun hanya bisa memutar mata malasnya. Cira pun meminum airnya karena makanannya sudah habis.
Makan aja tuh ponsel biar otak lo nggak ke seger, gerutu Cira membuat Rey merasa berbunga di lubuk hatinya namun tidak ia tampilkan. Karena ini bukan sirkus ataupun pembagian bunga karena bunga dihatinya bermekaran yang tak ingin ia bagi ataupun jual.
"Owh,, iya lo mau ajak Cia kemana besok?" tanya Rey yang kini menatap Cira dan meletakan ponselnya di samping tempat duduknya.
Cira yang terpanggil pun menoleh dan mengusap bibirnya karena sudah selesai makan. Gerakan Cira tak lepas dari pandangan Rey yang dengan susah payah menelan ludah.
Pengen gue makan aja lo Cir batin Rey.
"Hem,,, maunya ke mall sih?" ucapnya dengan berpikir mau kemana nanti bersama Cia yang cocok.
"Owh,,, baiklah nanti gue yang ngomong sama Cia nya" ucap Rey bangkit dan merapikan penampilannya.
Cira yang melihat Rey bangkit pun ikut berdiri "Lo kerja ya? gue balik deh, soalnya mau ketemu Cia tapi malah pergi bersama Papanya" ucap Cira dengan senyum manisnya.
Ya elah lo pakai segala senyum manis segala,gue karungi juga lo ya batin Rey yang memandang Cira.
"Nunggu Cia pulang ajalah Ra"ucap Rey yang berusaha menahan Cira.
"Nggak deh gue mau pulang aja capek, mau mandi udah lengket dan bau banget nih badan gue" ucap Cira yang menciumi baju nya.
"Ya elah lo masih wangi kali, kalau gitu mandi aja di ruangan gue, nanti bajunya gue suruh Chan beliin lo baju"ucap Rey tanpa persetujuan dari Cira menarik tangannya membawanya ke keruangan ya.
"Lo apa sih tarik-tarik gue, lepas, malu tau dilihatin karyawan lo!" ucap Cira dan meronta agar dilepaskan cekalan tangannya.
Semua karyawan yang melintas membuatnya menatap takjub karena rumor kemarin itu bener. Bahwa Rey dan Cira ada hubungan. Cira dikenali karena tidak memakai kacamata dan maskernya sehingga orang-orang dapat melihat wajahnya dengan jelas.
"Nurut aja napa sih!" ucap Rey tak perduli protes dari Cira dan memasuki lift.
Rey tidak melepaskan cekalan tangannya pada Cira. Membuat Cira merasa tidak nyaman karena sangat berbahaya bagi aktivitas jantungnya yang berdetak sangat cepat mengalir keseluruh tubuhnya membuat hatinya hangat.