Hidup sendirian setelah sang ayah meninggal, membuat Safira Johana tidak memiliki pilihan lain selain menuruti wasiat terakhir dari ayahnya untuk menikah dengan anak sahabatnya tersebut.
Namun, pernikahan itu hanya bersifat kontrak dan rahasia. Benny Zhen, sahabat dari ayah Safira dan merupakan ayah dari Virza Zhen, beliau mengidap penyakit jantung kronis.
Pria paruh baya itu mengancam Virza, kalau putranya tersebut tidak mau menikah dengan Safira, maka dirinya tidak akan mau menjalani operasi. Hingga pada akhirnya Virza melakukannya dengan terpaksa.
Bagaimanakah kehidupan rumah tangga mereka yang berawal tanpa adanya cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mulai Memperjuangkan
Bab 21.
Virza berlalu meninggalkan Alex yang di landa kebingungan dengan apa yang dia dengar. Begitu pula dengan Safira yang menatap lekat pria yang menggandengnya dengan erat membawanya kedalam mobil.
"Lo kenapa malah ngomong sama dia tentang hubungan kita yang jelas-jelas bakal berakhir nantinya?" tanya Safira dengan nada yang pelan dan terdengar seperti orang yang bingung.
"Gue nggak mau aja Lo sampai terjebak dalam rayuannya," jawab Virza.
"Kenapa?"
"Dia itu playboy, Saf."
"Hmmm!" reaksi singkat Safira. Tapi malah membuat Virza menoleh cepat kepada Safira.
"Saf, kita udah dewasa. Kita juga sudah tahu mana benar dan salah. Kita juga bisa merasakan apa yang sedang kita alami. Entah sejak kapan gue merasa nyaman sama elo. Tapi sejak elo pergi gue menyadari kalau Lo berhasil menempati posisi di hati gue," ungkap Virza setelah mengalahkan ego dan gengsinya.
"Lo... Lo suka sama gue?" tanya Safira gugup dan memastikan.
"Iya, tapi gue nggak maksa elo untuk suka juga ke gue, gue tetap akan berusaha secepatnya membebaskan elo," jawab Virza.
Safira diam. Dia tidak ingin mengakui apa yang dia rasakan. Alasannya pergi juga karena terlalu bawa perasaan. Memang benar kata pepatah "cinta datang karena terbiasa" karena sering bersama akhirnya tubuh benih cinta.
Virza menginjak pedal gas meninggalkan area parkir restoran 'the ocean' milik Alex itu. Safira hanya ingin memastikan keseriusan Virza. Dia tidak ingin terjebak akan perubahan sikap yang hanya beberapa jam saja. Bisa jadi sesampainya di apartemen Virza akan berubah lagi terhadap dirinya.
Safira menahan rasa bahagianya. Sepanjang jalan dia hanya diam membisu seakan tidak tergerak sedikitpun dengan pengakuan suaminya.
"Gue antar elo ke kosan," kata Virza memecah keheningan di antara mereka.
"Iya." Safira menjawab singkat.
Virzha mengikuti petunjuk yang diberikan oleh Safira. Hingg akhirnya dia berhenti di sebuah kos yang sangat sederhana. Jalannya yang kecil membuat Virza lupa jalan jika harus datang sendiri.
"Gue masuk dulu," pamit Safira meninggalkan mobil Virza.
"E... Tunggu!" cegah Virza.
"Kenapa?"
"Terima kasih hari ini, gue harap Lo bisa balik tinggal sama gue," ujar Virza penuh harap.
"Sama-sama, nanti gue pikirin" sahut singkat Safira.
"Fir!" Panggil lagi Vincent. Safira hanya berbalik tidak mengatakan apapun.
"Aturan nomor lima gue hapus, elu bisa menghubungi gue kapan saja," lanjut Virza.
***
Malam telah tiba. Sinar bulan menembus awan meskipun tidak membuat langit terang. Virza bertemu dengan Alex di apartemen milik Alex. Mereka berbincang beberapa pengalaman selama mereka terpisah. Tapi, Alex mempunyai pertanyaan inti dari semua perbincangannya.
"Tentang tadi siang Lo serius nggak sih?"
"Serius lah!"
"Ah lu bohong. Gue yakin lo hanya mau menyelamatkan dia dari rayuan gue aja," tuduh Alex.
Virza lekas membuka galeri pada ponselnya dan menunjukkan sebuah foto pernikahan pernikahannya dengan Safira.
Melihat sama bukti yang ditunjukkan oleh Virza, Alex akhirnya percaya dengan sahabatnya itu. Tapi Virza menceritakan semua titik masalahnya hingga akhirnya berada di titik saat ini. Alex akhirnya paham akan hal itu.
Sejak saat itu Virza mulai curhat tentang kisah cintanya kepada Alex. Bahkan virus yang mengikuti semua saran dari Alex untuk meluluhkan hati Safira.
"Lo harus ekspresif. Lo harus tunjukkan kalau Lo serius. Buat dia sebagai prioritas Lo," saran Alex.
"Caranya?"
"Iya elu kasih perhatian lebih ke dia, tunjukkan kalau lo kangen. Untuk sementara waktu lo harus turunkan ego dan gengsi Lo," jelas Alex. "Gue tahu banget lo orangnya gengsian, tapi kalau udah bucin lo bisa ngalahin Playboy kayak gue," imbuh Alex.
Virza nampak memikirkan saran dari Alex. Dia tidak menerima saran itu begitu saja. Cowok dengan perawakan tinggi sixpack itu berpamitan pergi meninggalkan apartemen Alex.
***
Malam semakin larut. Virza akhirnya sampai di apartemennya. Dia membuka tutup ponselnya berharap ada pesan atau telepon dari Safira. Tetapi nyatanya nihil. Safira tidak menghubunginya ataupun mengirim pesan kepadanya.
Sesaat kemudian Virza teringat akan saran Alex. Ia mengetik sebuah kalimat yang hendak ia kirimkan kepada Safira. Tetapi ia hapus beberapa saat kemudian. Hal itu terjadi beberapa kali, hingga akhirnya dia berhasil menulis kalimat yang tepat.
"Lo kapan menemui ayah lagi?" Pesan yang dikirimkan oleh Virza kepada istrinya. Tetapi tidak ada jawaban. Bisa jadi Safira tidur.