Promiscuity After

Perjalanan Jakarta ke London, membutuhkan waktu 15 jam 40 menit. Belum dengan waktu transit satu kali. Kurang lebih 17 jam dan tepat pukul 4 sore mereka sampai di London. Waktu di London lebih lambat 6 jam dari Jakarta.

Mbak Mar deg-degan saat pesawat itu tiba di London. Dia pun memegang dadanya yang berdetak dengan sangat cepat.

"Mbak Mar kenapa? Ayo turun," tanya Cassie yang melihat asisten rumah tangganya itu masih terdiam pada posisi duduknya.

"Nganu,"

"Nganu?" Cassie mengernyitkan dahinya.

"Nganu Non, saya deg-degan. Gak nyangka kalo saya beneran ke Inggris,"

"Haha astaga Mbak nih lucu ya, ayo turun,"

Mereka pun turun, sebelum menuruni tangga Cassie menghirup udara Inggris yang sejuk dingin dan terasa bersih. Beda sama Indonesia yang memiliki segudang polusi.

"Non, tolong fotoin mbak dong," pinta Mbak Mar ketika sudah menuruni anak tangga

"Boleh mbak, di tangga situ ya? Bentar Cassie mundur dulu biar kelihatan.

"Ok Non, mundur lagi non ya biar kelihatan pesawatnya,"

Ceklik

"Sudah mbak, ini hapenya," ucap Cassie sembari mengembalikan ponsel Mbak Mar

"Eh bentar Non, Mbak mau foto yang lagi Viral posenya. Mundur lagi Non" pinta Mbak Mar

Cassie menurutinya dan tersenyum pada pramugari yang menunggu mereka berfoto ria.

Kemudian Mbak mar menjatuhkan dirinya di aspal bandara, lalu kedua kakinya menyentuh tangga. Ia berpose dengan menelungkupkan badannya seolah-olah ia jatuh dari tangga.

Cassie terkejut dengan pose mbak Mar, dia pun menahan tawa. Rupanya yang dimaksud pose Viral adalah seperti yang baru saja Mbak Mar lakukan.

"Ayo Non, foto. Aspalnya panas nih," pekik Mbak Mar

"Astaga mbak, lagian aneh-aneh fotonya hehe, udah ni," Cassie menyerahkan ponselnya.

Mbak Mar mengenakan kaos hitam, celana hitam dengan sepatu kets berwarna putih. Tentu saja Cassie yang menyuruhnya bergaya penampilan seperti itu agar terlihat casual dan masa kini.

Perjalanan dari Bandara ke rumah Mamanya, mereka menggunakan Taksi. Untung saja ada Mbak Mar yang menemani perjalanan Cassie. Karena seketika gadis itu melupakan kesedihannya dengan sikap Mbak Mar yang lucu.

"Non ini sore tapi kok dingin banget ya non," ujar Mbak Mar

"Ya mbak, nanti semakin malam udaranya semakin dingin. Bisa-bisa saat mbak Mar bicara itu keluar asap dari mulut kita,"

"Oo gitu ya non. Nanti Mbak mau praktekin ah, mau video beneran keluar asap dari mulut apa enggak," sahut Mbak Mar

Sebelum pulang ke rumah Cassie mampir ke supermarket mini yang menjual sayur organik dan bahan makan lainnya. Sekaligus membeli kartu SIM Card yang baru.

Kartu perdana Cassie tidak berfungsi di negara London, ia pun terpaksa membeli kartu SIM card dan nomer dari negara London tersebut.

Setelah itu Cassie dan Mbak Markonah meminta sang sopir taksi untuk menunggu mereka sebentar menikmati senja di depan Natural History Museum di London.

Ia memotret langit senja kala itu. Lalu memotret dirinya sendiri, Mbak Mar juga memotret Cassie saat menyebrang jalan menghampiri mobil taksi yang telah lama menunggu mereka.

Cassie mengunggah fotonya ke sebuah aplikasi sosial yang dapat mengunggah foto dan video, Instagram. Dengan status Sunset in Natural History Museum.

Sesampainya dirumah kecil milik Mamanya. Cassie terlihat kelelahan. 17 jam duduk di pesawat ternyata juga membuat badan ikut pegal. Ia langsung merebahkan tubuhnya di atas karpet ruang tengah.

"Non, kalau mau tidur dikamar aja kan lebih empuk,"

"Bentar mbak, aku mau merasakan rebahan disini. Lagian karpetnya juga tebal," jawab Cassie

"Nanti masuk angin, ini mulai dingin hawanya,"

"Nanti semakin malam semakin dingin. Kalau mbak gak tahan ma udara dinginnya, bisa nyalain api di perapian situ mbak," tunjuk Cassie yang ternyata perapian itu ada di depannya.

"Iya Non, Saya mau mandi dulu ya non sama ganti daster,"

"Astaga mbak, gak lepas ya sama pakaian kebesaran emak-emak. Gak disana gak disini tetep dasteran," Cassie tertawa kecil.

"Oo Yo jelas. Nanti Mbak mau bisnis daster trus di jualin sama tetangga sini," ujar Mbak Mar

"Haha muncul deh ide bisnisnya,"

Beberapa jam kemudian, Cassie terbangun. Rupanya ia rebahan sampai tertidur. Karena rasa haus, Ia beranjak dan mengambil air dari keran dingin yang siap di minum. Eits, air keran disana tidak sama dengan yang di Indonesia ya.

"Loh non, kok minum dari air keran?" tanya Mbak Mar sambil berlari kecil ke dapur.

"Di Inggris, kualitas airnya baik untuk langsung diminum Mbak, tanpa perlu dimasak terlebih dulu,"

"Woh Hebat ya, canggih,"

"Ya ada banyak sih, gak cuma di Inggris, tapi di Singapura, Autralia, Korea selatan, Jepang, Swiss....hemm mana lagi ya Swedia, Jerman, Perancis, pokoknya negara-negara di Uni Eropa itu semua bisa minum dari keran,"

"Gak perlu minum dari dispenser ya Non, langsung dari keran,"

"Ya, tapi ya jangan asal minum ya. Lihat-lihat tempat juga. Kalau di Korea Selatan cuma tersedia di bandaranya aja, walopun kualitasnya bagus tapi orang sana gak terbiasa minum dari keran,"

Cassie tiba-tiba mulai terasa linu-linu dan kepalanya mulai pening, juga sedikit mual.

"Kenapa Non?" tanya Mbak Mar yang mulai melihat Cassie menyentuh kepalanya.

"Kumat lagi sakitnya Mbak," ujar Cassie kemudian ia berjalan dengan langkah besar mengambil obat dari dalam tasnya yang masih berada di ruang tengah.

Duh, kayaknya firasat ku bener. Itu obat kayak candu. Soalnya abis nyuntik obat itu mbak Cassie langsung membaik. Aneh... Jangan-jangan batin Mbak Mar

Saat Cassie ingin menyuntikkan obat itu ke lengannya, Mbak Mar datang dan merebut alat suntik itu dari tangan Cassie.

"Mbak, kok diambil sih," pekik Cassie

"Non, saya yakin ini bukan obat. Walopun pendidikan saya cuma tamatan SD tapi saya ngerti yang beginian. Kita ke rumah sakit sekarang, kalo non gak percaya. Kita tes obat ini,'' ucap Mbak Mar dengan lantang.

Dia berani karena merasa benar bukan karena lancang tapi semua demi kebaikan Cassie.

"Tapi itu resep asli dari dokter, masa Bram tega nipu aku. Mbak siniin obatnya. Aku udah mulai sakit nih," ujar Cassie

"Non tiap sakit, nyuntik itu langsung membaik. Apa non gak curiga kalau itu obat terlarang?" Mbak Markonah memundurkan langkahnya karena Cassie ingin mengambil obat itu

"Aduh mbak debatnya nanti aja, aku udah beneran sakit mbak. Balikin mbak!" pinta Cassie sedikit mengejar Mbak Markonah.

Aduh pie iki. Ini bukan Indonesia. Gimana caraku buat keluar dari rumah trus bawa obat ini ke lab rumah sakit. Ya Allah tolong Markonah ya Allah, batin Mbak Mar.