"Di tinggal pas lagi sayang-sayange."
Mungkin, istilah kata itu sangat tepat untuk seorang gadis bernama Faiz. Menjalin hubungan sejak dirinya masih duduk di bangku kelas SD. Hingga saat selesai masa putih Abu-Abu. Di berikan janji dan impian setinggi langit, namun pada akhirnya di tinggalkan begitu saja oleh sang kekasih.
Perjuangan dan pengorbanan dia lakukan untuk merebut kembali kekasihnya dari tangan para pelakor. Mampukah Faiz mengembalikan sang kekasih ke dalam pelukan nya?
Ataukah, Faiz malah menemukan laki-laki lain yang bisa membuatnya untuk. Move on dari cinta pertama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy_Ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemarahan papa
...~Happy Reading~...
Pagi harinya, Faiz mulai mengerjapkan matanya perlahan. Kepalanya terasa begitu berdenyut nyeri, bahkan ia tidak mengingat apapun lagi sejak semalam. Ia menghela nafas nya dengan cukup berat, suasana kamar nya masih begitu gelap, namun hawa dingin begitu menusuk masuk sampai ke tulang nya. Ia pun segera meraih ponsel nya yang berada di nakas. Dan betapa terkejut nya dia ketika melihat begitu banyak notif panggilan tak terjawab dan juga puluhan messege dari orang tuanya.
“Papa tumben banget sih miscal sampai segini banyak nya.” Faiz bergumam lirih, namun beberapa saat kemudian ia baru tersadar bahwa kini dirinya hanya mengenakan sebuah tank top mini.
“Astaga, pantas aja dingin banget,” gumam nya, lalu ia kembali menarik selimut nya.
Beberapa kali ia menarik selimut untuk menutupi dada nya, namun selimut itu seolah tertahan sesuatu. Suatu benda yang cukup berat, hingga membuat Faiz mengerutkan dahi. Karena suasana masih gelap dan hanya menggunakan cahaya ponsel, akhirnya Faiz pun menyalakan lampu yang ada di meja nya.
Ting!
Brakk!
Surprise!! Tepat ketika Faiz menyalakan lampu tidur nya, ia melihat pintu kamar nya juga di dobrak secara kasar oleh seseorang. Mata Faiz membola dengan sempurna, bersama dengan mulut nya yang menganga tak percaya.
“Pa—papa!” pekik Faiz terkejut melihat papa nya datang ke Italia sepagi ini dan sangat terlihat dengan jelas bahwa wajah itu sangatlah marah.
Glek!
Faiz menjadi sangat panik, melihat kedatangan sang ayah. Terlebih ia juga melihat mama nya yang sudah menangis tersedu sedu di belakang sang ayaj.
Plaaakkk!
“Pah!” pekik mama Nisa langsung berdiri di depan putri nya dan membelakangi nya, “Jangan, aku mohon!” pinta nya dengan lelehan air mata.
“Papa kenapa, papa—“ Faiz tidak sanggup meneruskan kata kata nya, dada nya terasa begitu sesak. Karena ini adalah kali pertama dalam seumur hidup nya, dimana sang ayah tega melukai fisik nya.
“Papa memberikan mu izin kuliah disini, bukan berarti membiarkan kamu jadi se murahan ini!” bentak papa Bastian begitu marah.
Deg!
Faiz pun langsung mendongakkan kepala nya, dengan tangan yang memegang pipi nya yang terasa cukup panas dan berlelehan air mata. Bagaimana bisa, papa nya mengatakan bahwa dirinya murahan. Apa yang dia lakukan sampai papa nya sediri tega mengatakan hal sekejam itu padanya. Kini hati Faiz terasa sangat sakit, bahkan rasa sakit nya jauh lebih parah di banding ketika dirinya terluka karena Edward.
“Mas, kita bisa bicarakan ini baik baik. Jangan begini, aku mohon, hiks hiks.” Pinta mama Nisa memohon kepada suami nya dengan terisak. Yang mana membuat Faiz semakin merasa kebingungan.
“Kemasi barang kamu, dan kita pulang hari ini juga!” kata papa Bastian mengeluarkan kata kata ultimatum nya, “Lebih baik aku punya anak bodoh tidak pendidikan tidak perlu sekolah, daripada harus menjadi murahan di negri orang!” ucap nya datar sambil mengepalkan tangan nya kuat.
“Pah, gak bisa gitu dong. Papa kenapa bisa disini, kenapa papa nampar kakak? Kenapa papa kaya gini hiks hiks. Papa belum jelasin sama kakak, kenapa harus kaya gini, Kakak gak bisa pergi dari sini Pah. Kakak—“
Eugghhh!
Faiz langsung menghentikan ucapan nya ketika mendengar suara lenguhan seseorang yang berasal dari tempat tidur nya. Dan betapa terkejut nya dia ketika melihat sosok laki laki yang sangat ia kenal berada di tempat tidur nya dan tanpa memakai pakaian nya. Otak Faiz kembali mencerna, pantas saja tadi dirinya ketika hendak menarik selimut terlihat begitu sulit. Semua itu karena adanya orang lain ...
“Kamu!” pekik Faiz tak percaya ketika melihat orang itu membuka selimut nya.
kurang pinter ngeboongnya 😂😂😂
gitu ko bangga anda ya 😅🤣🤣🤣