NovelToon NovelToon
Takdir Dan Cinta Nafisa

Takdir Dan Cinta Nafisa

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Misteri / Tamat
Popularitas:11.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Lilik Bunda Abib

gadis yatim piatu yang harus berjuang hidup sendiri tanpa memiliki sanak saudara. ia melanjutkan kuliahnya dari bea siswa dan bekerja di sebuah tempat karaoke keluarga milik sahabnya.

namun semuanya berubah saat seorang pria yang mabuk memperkosanya. sehingga ia hamil.

bagaimana kelanjutan kisahnya.
nafisa. gadis cantik berusia 20 tahun. seorang mahasiswi di fakultas ekonomi. yg bekerja sebagai waiter di salah satu tempat karoke.

aldiansah Pratama
seorang mahasiswi dan pengusaha. berusia 21 tahun.

Julian Saputra.
pria mapan berusia 28 tahun.
seorang pengusaha muda yg sukses.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lilik Bunda Abib, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 21

“Siapa yang sakit buk?” Tanya Nafisa.

“Menantu nenek. Kamu jangan panggil ibuk. Nenek aja. Baru siap cesar.” ucapnya sambil Sambil melihat tempat tidur yang ada seorang wanita yang masih berbaring.

Nafisa sudah mulai akrab dengan penghuni kamarnya. Wanita yang berusia 60 tahun itu namanya Rose. Sedangkan nama minantunya Rina. Nafisa memperhatikan nenek tersebut. Ia tampak sangat telaten merawat minantunya. Ia sangat lihai mengurus bayi. Ini merupakan cucu ke 3 nya.

Melihat nenek Rose Nafisa merasa senang dalam hati kecilnya ia sangat berharap memiliki mertua seperti nenek Rose. Setelah bundanya meninggal harapan Nafisa memiliki mertua yang sayang kepadanya sebagai pengganti ibunya. Namun melihat kondisinya saat ini, sepertinya harapan itu tu hanya tinggal mimpi.

***********

Saat di kampus Aldi memperhatikan seisi kelas ia tidak melihat sosok gadis tersebut. Aldi tahu bawa Nafisa sangat rajin ke kampus namun sampai saat dosen datang ia tidak melihat gadis itu. Ia baru tahu dari komting bahwa ternyata Nafisa tidak masuk. Pada malam hari Aldi mengecek ke tempat usahanya untuk memastikan apakah Nafisa masuk kerja namun ternyata gadis itu tidak datang menurut managernya bahwa Nafisa sakit.

Aldi menghubungi nomor Nafisa, terdengar suara gadis itu menjawab teleponnya dengan sangat lemah.

“Halo Assalamu’alaikum,” ucap Nafisa.

“Wa’alaikumsalam. Kamu nggak masuk kerja,” Aldi bertanya kepada Nafisa

“Ia maaf aku lagi sakit.” ucapnya. Ia merasakan dadanya sangat sesak saat menjawab telepon dari Aldi. Ia takut dia akan dipecat dari pekerjaannya.

“Kamu di mana sekarang.” tanya Aldi dengan nada suara yang datar. Namun tetap terlihat bahwa ia begitu sangat mencemaskan Nafisa

“Aku di rumah sakit.” Jawabnya.

“Rumah sakit mana.”

Aldi memutuskan teleponnya setelah mendengar tempat-tempat rumah sakit Nafisa dirawat. “Lu sakit apa sih Sa.” Batinnya.

***********

Setelah selesai kuliah Aldi menuju rumah sakit dimana Nafisa dirawat. Ia langsung menuju meja informasi untuk menanyakan tempat ruangan perawatan Nafisa. Aldi berulang kali menanyakan kepada perawat yang berada di meja informasi tersebut, ia seakan tidak percaya bahwa yang dikatakan oleh perawat itu benar kamar Nafisa.

“Maaf mbak saya mau pastikan lagi yang saya cari itu nama pasiennya Nafisa vahira.”

“Iya benar mas, pasien yang bernama Nafisa hanya ada satu orang. Bahwa mbak Nafisa ada di ruang kelas 3 nomor kamarnya 132.”

“Posisi kamarnya di mana ya mbak,” tanya Aldi.

“Mas ikuti saja lorong ini dan kemudian nanti belok ke kanan.”

“Terima kasih ya mbak.” Ucapnya yang kemudian pergi. Walaupun sedikit ragu, ia tetap mengikuti petunjuk perawat tersebut.

Aldi berjalan mengikuti lorong yang ditunjukkan perawat tersebut ia berhenti di depan sebuah kamar 132. Aldi melihat dari pintu yang terbuka, ia melihat seorang gadis yang duduk bersandar dengan tumpukan bantal di punggungnya. Itu benar Nafisa batin Aldi. Aldi mengacak rambutnya dengan wajah yang sangat marah. Ia seakan tidak percaya saat melihat Nafisa dirawat di kamar kelas 3. Julian orang yang sangat kaya bahkan harta kekayaannya tidak akan habis tujuh turunan tapi bagaimana bisa ia membiarkan istri dan calon anaknya dirawat di kamar kelas 3 dan tidak ada satu orang pun yang di bayar Julian untuk menjaganya. Aldi melihat Nafisa hanya sendiri, kamar tersebut ramai oleh keluarga pasien yang lain. Gadis itu sepertinya sedang berbicara dengan keluarga pasien. Entah mengapa hati Aldi sangat terluka ketika dia melihat tidak ada satu orang pun yang menemani Nafisa. Ia mengepalkan tangannya menahan rasa emosi.

Aldi kembali kemeja informasi menemui perawat yang tadi berbicara dengannya. Tampak perawat tersebut tersenyum dengan manisnya saat melihat Aldi berdiri di dekat mejanya.

“Ada apa mas, apa salah orang?”

“Enggak, itu benar teman saya. Apa kamar vip ada yang kosong.” Tanya pemuda itu.

“Ada mas tapi baru bisa ditempati 2 jam lagi karena kamar sedang dibersihkan.”

“Saya ambil kamar vip dan saya minta pasien yang bernama Nafisa dipindahkan.”

“Baik mas.”

“Apa saya bisa berjumpa dengan dokter yang menangani Nafisa.” Kata Aldi.

“Bisa mas saya akan menghubungi dokternya dulu.”

Aldi menganggukkan kepalanya dan duduk di depan meja informasi.

“Mas bisa langsung ke ruangan dokter Chandra.” ucap perawat tersebut.

Setelah perawat menunjukkan ruangan praktek dokter Chandra, Aldi langsung menuju keruangan dokter Chandra.

Aldi masuk ke dalam ruangan dokter Chandra, dokter Chandra tersenyum saat melihat Aldi masuk dan kemudian memberikan tangannya untuk berjabat tangan dengan Aldi.

“Selamat siang mas Aldi.” ucap Dokter Candra ramah.

“Siang dok.”

“Ada yang bisa saya bantu?”

“Saya ingin menanyakan pasien yang bernama Nafisa.”

“Apa anda suaminya.” Kata dokter tersebut.

“Maaf dok, suaminya sedang tidak ada disini dan saya sahabatnya. Nafisa tidak punya keluarga jadi karena itu saya ya yang akan bertanggung jawab terhadap Nafisa.”

Dokter chandra cara memperhatikan wajah pria yang ada di depannya. “Hem begini mas Aldi, saya sebenarnya sangat bersyukur kalau masih ada kerabat pasien. Jujur saja saya sangat prihatin terhadap pasien datang ke sini seorang diri dan kondisi pasien sangat memprihatinkan, berat badan pasien jauh dari kata normal untuk ibu hamil. Pasien termasuk ke dalam hamil kurang gizi, dan juga tensi darah pasien sangat rendah, pasien tidak bisa menelan makanan dengan baik karena tenggorokannya yang terluka efek muntah terlalu lama dan pasien setiap kali muntah akan mengeluarkan darah dari tenggorokannya. Luka di tenggorokan tersebut sudah cukup parah. Kondisi tubuh pasien sangat lemah, pasien terlalu kecapean dan juga kurang istirahat.” Jelas dokter tersebut dengan panjang lebar.

Aldi hanya diam saat mendengar kan dokter tersebut menjelaskan. “Bagaimana dengan kandungannya dok?”

“Kandungannya sangat baik dan juga kuat.”

“Dok, saya akan memindahkan Nafisa ke ruang vip dan saya mohon, tolong berikan obat terbaik untuknya serta perawatan terbaik.” Terlihat wajah Aldi tampa sedih saat mendengar penjelasan dokter.

“Maaf mas, kondisi pasien sangat lemah. Saat saya tanya kepada pasien sudah ada minum obat lain, nona Nafisa mengatakan tidak ada. Dia belum pernah periksa ke bidan dan saya juga saya sangat terkejut saat ia mengatakan ia kuliah sambil kerja. Ingin rasanya saya menghajar suaminya bila berjumpa dengan pria tersebut.” Kata dokter dengan emosinya. Dokter muda itu terlihat begitu sangat emosi.

Aldi menganggukkan kepalanya. "Saya tidak tahu kondisi Nafisa seperti ini. Kami teman satu kampus. Kebetulan Nafisa juga bekerja di tempat usaha saya. Saya akan merumahkan Nafisa ada Ia akan kembali bekerja bila ia selesai melahirkan nanti," ucapnya.

Dokter Chandra tersenyum lega saat mendengar ucapannya.

"Baik dok terima kasih Saya permisi," ucap Aldi yang menjabat tangan tersebut dan keluar dari ruangan.

Kaki Aldi terasa lemas saat mendengar jawaban dari Dokter tersebut. Ia memang benar-benar sangat marah. Ia berjalan menuju kamar Nafisa. Saat ia melihat ke kamar tersebut, tampak Nafisa memegang sendok dan meletakkan piring dipangkuannya. Ia terlihat kesulitan saat makan. Nenek rose tidak bisa membantunya karena nenek tersebut sedang menggendong cucunya yang menangis.

Aldi masuk ke dalam kamar tersebut, semua mata tertuju padanya. Pria tampan bak artis korea. Nafisa yang akan memasukkan nasi ke dalam mulutnya menghentikan gerak tangannya. Matanya memandang Aldi.

"Ya allah, aku sangat merindukannya sehingga aku berhalusinasi kalau dia datang, ya gak apa. Setidaknya rindu aku bisa sedikit terobati. Aku gak bakalan kedipin mata aku, biar dia gak hilang," Batin gadis tersebut dengan senyum mengembang di wajahnya.

Aldi semakin mendekati tempat tidur Nafisa. Mata gadis tersebut tidak berkedip sedikit pun. Aldi duduk di kursi yang ada di dekat tempat tidur. Ia mengambil piring di tangan gadis tersebut.

“Lihatin aku kok gak berkedip?” ucapnya sambil menyendokkan nasi ke mulut sang gadis.

Nafisa memasukkan nasi yang di sodorkan Aldi ke mulutnya. “Ia biar kamu gak ngilang.” Jawabnya jujur.

“Kok bisa kamu kedip mata aku bisa hilang?” ucap Aldi.

“Ya bisa, namanya juga halusinasi.” Balas Nafisa tanpa sadar.

Aldi tampak tersenyum. “Gak pedih matanya, kalau gak dikedip-kedipin?” ucapnya Saat dilihatnya mata gadis tersebut mulai memerah.

“Gak apa. Aku bakalan tahan biar kamu gak hilang.” ucapnya yang sudah hampir meneteskan air mamanya.

Aldi mengusap kepala gadis tersebut. “Aku gak bakalan ngilang. Aku janji bakalan tetap di sini. Udah kedipin matanya.” ucap Aldi.

“Gak mau.” Jawab Nafisa. Ia tidak akan melewati kesempatan yang tidak mungkin pernah terjadi.

“Aku janji, itu mata kamu sudah merah.” ucapnya yang melihat mata Nafisa yang sudah berkaca-kaca.

Nafisa tetap tidak mengkedipkan matanya. Aldi mentiup mata gadis tersebut sehingga matanya berkedip-kedip. “Aku masih adakan.”

ucapnya sambil tersenyum.

Nafisa menganggukkan kepalanya dan baru menyadari bahwa ini bukan halusinasinya. Wajahnya memerah menaha malu. Ia tak sanggup untuk melihat wajah pria di depannya. Ia menundukkan kepalanya.

“Kok malah nunduk. Tapi katanya mau lihat aku terus.” Aldi mulai meledeki gadis tersebut.

“Kamu Al.” Namun kalimat gadis itu tidak dilanjutkannya.

“Kamu gak boleh kangen sama aku. Ingat ada Julian.” ucapnya Sambil mengusap kepala Nafisa.

*********

maaf ya reader,. author telat up.

terimakasih atas dukungan nya.

😊😊🙏🙏🙏

1
Nur Ajizah
Luar biasa
Winda 12
gak usah nanya lagi kalau mau ngasih makanan beliin aja🤦🤦🤦
Nurhayati
apa rendy sdh curiga itu amera ya
dan dia pura2 tidak mengenali
Nurhayati
apa rendy sdh curiga itu amera ya
dan dia pura2 tidak mengenali
Cerita Emmilia
ya Aalah tragis ya nasib nafusa, ga ada saudara, org tua, bingubg ya mau minta toling kesiapa
Cerita Emmilia
nafisa kurang srek
🐊⃝⃟★aza_thv🐨
kmu jahat bgt si thor, kpn bahagia ny si nafisa udh nyesek ni baca ny😭😭
Kadek Bella
lanjut thoor
Kadek Bella
terima kasih thoor ;;;tetap smangat
Mila Nurul Khanifa
huhuhu
Mila Nurul Khanifa
nangis aku 😭😭
epifania rendo
nasibnya nafisa
epifania rendo
suka
epifania rendo
nafisa pergi sja dri kota itu
epifania rendo
dasar laki2 sampah
epifania rendo
jadian aja
epifania rendo
sudah ada tanda2
epifania rendo
aldi ada hati sama nafisa
epifania rendo
begitu kh julian dasar tidak tau diri
epifania rendo
kasian nafisa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!